ETIKA BISNIS DALAM RANTAI PASOKAN GLOBAL: STUDI LITERATUR PERUSAHAAN APPLE DAN EKSPLOITASI SUMBER DAYA DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO

Penulis

  • Putri Agustin Universitas Negeri Surabaya
  • Meivelin Roselyn Hasan Universitas Negeri Surabaya
  • Alia Nugraini Universitas Negeri Surabaya
  • Rohmawati Kusumaningtias Universitas Negeri Surabaya

Kata Kunci:

Etika Bisnis, Rantai Pasokan, Corporate Governance

Abstrak

Kobalt merupakan mineral penting dalam produksi baterai isi ulang pada perangkat elektronik dan kendaraan listrik yang sekitar 70% produksinya berasal dari Republik Demokratik Kongo (DRC). Meskipun memiliki potensi besar, aktivitas penambangan di DRC sering diwarnai dengan pelanggaran etika seperti kerja paksa, eksploitasi pekerja anak, dan kondisi kerja yang buruk. Apple Inc. sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar memanfaatkan kobalt, mengklaim telah menerapkan kebijakan rantai pasokan yang etis melalui audit pihak ketiga dan kerja sama dengan organisasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah Apple benar-benar menjalankan prinsip etika bisnis dalam pengadaan kobaltnya dari DRC. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur, berdasarkan analisis terhadap jurnal ilmiah, laporan organisasi internasional, dan dokumen keberlanjutan Apple. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Apple telah melakukan audit dan menyatakan komitmen etis, masih terdapat kesenjangan antara kebijakan perusahaan dan realitas di lapangan. Kobalt dari tambang skala kecil yang rawan pelanggaran masih dapat masuk ke rantai pasok Apple melalui jalur distribusi yang kompleks dan sulit diawasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Apple belum sepenuhnya berhasil menerapkan etika bisnis secara menyeluruh dalam rantai pasokan kobalt dari DRC, dan masih diperlukan langkah yang lebih konkret untuk memastikan akuntabilitas sosial di seluruh tingkat rantai pasok.

Cobalt is a crucial mineral used in the production of rechargeable batteries for electronic devices and electric vehicles, with approximately 70% of global supply originating from the Democratic Republic of Congo (DRC). Despite its high economic potential, mining activities in the DRC are often associated with ethical violations such as forced labor, child exploitation, and unsafe working conditions. Apple Inc., as one of the world’s largest technology companies, relies heavily on cobalt and claims to have implemented ethical supply chain policies through third-party audits and partnerships with social organizations. This study aims to examine whether Apple truly upholds business ethics in sourcing cobalt from the DRC. A qualitative research method was used with a literature study approach, analyzing scientific journals, reports from international organizations, and Apple’s own sustainability documents. The findings show that, although Apple has conducted audits and declared ethical commitments, there remains a gap between corporate policies and actual conditions on the ground. Cobalt from small-scale mines, which are vulnerable to human rights abuses, can still enter Apple’s supply chain through complex and hard-to-trace distribution channels. The study concludes that Apple has not yet fully implemented business ethics across its cobalt supply chain from the DRC, and more concrete actions are needed to ensure social accountability at every level of the supply chain.

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-30