ANALISIS AIDMA MODEL TERHADAP BRAND ACTIVATION DAN ENGAGEMENT STUDI KASUS: PRODUK MAD FOR MAKEUP EDISI BT21

Abstrak

Industri kosmetik di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang cukup mencolok, dengan jumlah pelaku usaha meningkat sebesar 20,6% dari 819 pada tahun 2021 menjadi 913 pada tahun 2022, menurut data yang dirilis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, peran media sosial juga sangat signifikan dalam konteks promosi dan interaksi dengan konsumen di industri kosmetik Indonesia. Di tengah persaingan sengit di industri ini, strategi pemasaran yang efektif menjadi kunci untuk bertahan. Mad For Makeup, sebuah merek kosmetik lokal yang menjalin kolaborasi dengan BT21, telah mengadopsi pendekatan Brand Activation dan Engagement dalam upaya pemasaran mereka. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis efektivitas upaya Mad For Makeup dalam menerapkan strategi Brand Activation dan Engagement, mengacu pada teori Hollebeek (2011) dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang dikembangkan oleh Yin (1994), serta mempertimbangkan AIDMA Model (Belch & Belch, 2018). Hasil analisis menunjukkan bahwa inisiatif seperti penciptaan tagar #MadForMakeupBT21 telah sukses dalam mencapai eksposur yang cukup tinggi di media sosial, dengan total 132,3 ribu penayangan, sementara tagar #MadMetBT21 bahkan mencapai total 1,2 juta penayangan. Mayoritas responden yang terlibat dalam penelitian ini dan terhubung dengan AIDMA Model juga mendukung argumen bahwa strategi Brand Activation dan Engagement yang diimplementasikan oleh Mad For Makeup Edisi BT21 dapat dianggap berhasil. Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang cara merek kosmetik lokal dapat memanfaatkan media sosial dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang efektif untuk tetap bersaing di industri kosmetik yang kompetitif. Kesuksesan Mad For Makeup menjadi contoh bagaimana merek lokal dapat menghadapi persaingan dari merek internasional dalam pasar kosmetik Indonesia yang terus berkembang.