AI DAN REPRESENTASI BUDAYA: STUDI TENTANG PERAN KECERDASAN BUATAN DALAM KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA MELALUI KONTEN DIGITAL
Kata Kunci:
Kecerdasan Buatan, Representasi Budaya, Komunikasi Lintas Budaya, Konten Digital, Pelestarian BudayaAbstrak
Penelitian ini mengkaji peran kecerdasan buatan (AI) dalam proses representasi budaya dalam konteks komunikasi lintas budaya melalui konten digital. Dalam era teknologi informasi yang semakin berkembang, AI telah menjadi aktor penting dalam memproduksi, menyebarluaskan, dan membentuk pemahaman terhadap budaya di ruang digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi pustaka dan analisis konten terhadap proyek-proyek digital berbasis AI yang berfokus pada budaya Indonesia, seperti BoedayaID, pendekatan promosi batik oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD), serta pelestarian naskah lontar Bali oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI memiliki potensi besar dalam melestarikan dan menyebarkan budaya lokal secara lebih luas dan interaktif. Namun, terdapat pula tantangan dalam hal representasi makna, bias algoritmik, serta dominasi budaya global yang dapat mereduksi kekayaan budaya lokal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kritis dan partisipatif dalam pengembangan teknologi AI agar mampu merepresentasikan budaya secara adil, autentik, dan kontekstual dalam komunikasi lintas budaya.
This study examines the role of artificial intelligence (AI) in the representation of culture within the context of cross-cultural communication through digital content. In the growing era of information technology, AI has become a significant actor in producing, disseminating, and shaping the understanding of culture in digital spaces. This research employs a qualitative approach through literature review and content analysis of AI-based digital projects focused on Indonesian culture, such as BoedayaID, a batik promotion initiative by Universitas Ahmad Dahlan (UAD), and the preservation of Balinese lontar manuscripts by Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). The findings reveal that AI holds great potential for preserving and promoting local cultures in a broader and more interactive manner. However, there are challenges related to meaning representation, algorithmic bias, and the dominance of global cultures, which may lead to the reduction of local cultural richness. Therefore, a critical and participatory approach is essential in AI development to ensure fair, authentic, and contextual representation of culture in cross-cultural communication.