ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI KOMUNIKASI PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN BANGKALAN DALAM SOSIALISASI KLB POLIO
Kata Kunci:
Strategi, Polio, Komunikasi, PMIAbstrak
Masalah kesehatan dan penyakit tidak hanya muncul karena kelalaian individu, keluarga, kolektif atau masyarakat. Komunikasi kesehatan mencakup penggunaan alat komunikasi untuk berkomunikasi dan memengaruhi proses pengambilan keputusan tentang cara meningkatkan dan mengelola kesehatan masyarakat dan individu. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi tantangan serius terkait munculnya kembali penyakit-penyakit yang sebelumnya dinyatakan tereliminasi, salah satunya adalah polio. Polio kembali dinyatakan sebagai KLB di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai strategi komunikasi yang dirancang dan diimplementasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bangkalan dalam konteks sosialisasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Lokasi penelitian ini berada di wilayah kerja PMI Kabupaten Bangkalan, khususnya pada kegiatan sosialisasi yang dilakukan di area publik seperti Car Free Day Alun-Alun Bangkalan dan pada kanal media sosial resmi. Strategi ini menggunakan pendekatan komunikasi digital dan interpersonal, dan mempertimbangkan kondisi lokal, kekurangan sumber daya, dan karakteristik sosial budaya masyarakat Bangkalan. PMI Kabupaten Bangkalan tidak hanya menggunakan metode tatap muka, tetapi juga menggunakan platform media sosial seperti WhatsApp dan Instagram untuk menyebarkan informasi. Infografis, video singkat, dan pernyataan dari anggota masyarakat yang sudah menerima vaksinasi termasuk dalam konten yang dibagikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMI Bangkalan mengembangkan strategi komunikasi yang bersifat multimodal dan adaptif terhadap konteks lokal. Strategi tersebut mengintegrasikan pendekatan komunikasi interpersonal.
Health and disease problems do not only arise due to individual, family, collective or community negligence. Health communication includes the use of communication tools to communicate and influence decision-making processes on how to improve and manage public and individual health. In recent years, Indonesia has faced serious challenges related to the re-emergence of diseases that were previously declared eliminated, one of which is polio. Polio has been declared an outbreak again in several areas, including Bangkalan Regency, East Java. This study uses a descriptive qualitative approach with the aim of gaining an in-depth understanding of the communication strategies designed and implemented by the Indonesian Red Cross (PMI) Bangkalan Regency in the context of socializing the Polio Extraordinary Event (KLB). The location of this study is in the PMI Bangkalan Regency work area, especially in socialization activities carried out in public areas such as Car Free Day Alun-Alun Bangkalan and on official social media channels. This strategy uses a digital and interpersonal communication approach, and considers local conditions, resource shortages, and socio-cultural characteristics of the Bangkalan community. PMI Bangkalan Regency not only uses face-to-face methods, but also uses social media platforms such as WhatsApp and Instagram to disseminate information. Infographics, short videos, and statements from community members who have received vaccinations are among the content shared. The results of the study show that PMI Bangkalan developed a communication strategy that is multimodal and adaptive to the local context. The strategy integrates an interpersonal communication approach.