Jurnal Eksplorasi Teologi
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jet
id-IDJurnal Eksplorasi TeologiKEMULIAAN TUHAN YANG DINAMPAKKAN KEPADA UMAT-NYA: IMPLIKASI TEOLOGIS BAGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jet/article/view/12813
<p>Studi ini bertujuan untuk menelusuri pemahaman mengenai kemuliaan Allah sebagaimana diungkapkan dalam teks-teks Perjanjian Baru, serta relevansinya dalam kehiduoan umat Kristen saat ini. Menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi literatur, penelitian ini mengungkapkan bahwa kemuliaan Allah tidak hanya terbatas pada aspek transendensi dan keilahian semata, melaikan juga hadir secara nyata melalui inkarnasis Yesus Kritus. Sebagai Firman yang menjelma menjadi manusia, Yesus menampilkan wujud kasih, pengampunan, dan kebenaran Allah secara langsung kepada umat manusia. Selain itu, peran Roh Kudus sangat penting dalam mempembarui hidup orang percaya, memungkinkan mereka untuk menampilkan kemuliaan Allah lewat sikap hidup dan perbuatan. Dalam konteks keberagaman Masyarakat Indonesia, kemuliaan Tuhan juga harus dipahami secara kontekstual melalui nilai-nilai toleransi, kasih, dan penerimaan terhadap sesama. Penelitian ini menekankan bahwa spiritualitas Kristesn sejadi mencakup dimensi sosial yang kongkret, di mana iman diwujudkan dalam pelayanan dan tindakan kaasih yang menghadirkan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi teologis dari pemahaman ini sangat penting bagi Pendidikan Agama Kristen, karena membuka ruang bagi peserta didik untuk mengalami dan mencerminkan kemuliaan Tuhan melalui proses pembelajaran yang menumbuhkan iman, karakter Kristiani, serta keterlibatan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.</p> <p><em>This study aims to explore the understanding of God's glory as expressed in New Testament texts, as well as its relevance in Christian life today. Using a qualitative approach based on literature studies, this study reveals that the glory of God is not only limited to aspects of transcendence and divinity alone, but is also manifestly present through the incarnation of Jesus Christ. As the Word incarnate as a man, Jesus presented the manifestation of God's love, forgiveness, and truth directly to mankind. In addition, the role of the Holy Spirit is essential in renewing the lives of believers, enabling them to display the glory of God through their attitude of life and deeds. In the context of the diversity of Indonesian society, the glory of God must also be understood contextually through the values of tolerance, love, and acceptance of others. This research emphasizes that Christian spirituality encompasses a concrete social dimension, where faith is manifested in the service and acts of love that present God in daily life. The theological implications of this understanding are very important for Christian Religious Education, as it opens up space for learners to experience and reflect on the glory of God through a learning process that fosters faith, Christian character, and active involvement in community life.</em></p>Andika Ferdy Lumban RajaBangun, Bangun
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Eksplorasi Teologi
2025-06-292025-06-2996KEKUATAN RETORIKA DALAM KHOTBAH SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG TRANSFORMATIF
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jet/article/view/12865
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kekuatan retorika dalam khotbah sebagai sarana yang efektif dan transformatif dalam Pendidikan Agama Kristen. Khotbah, sebagai bentuk komunikasi teologis, tidak hanya menyampaikan doktrin dan ajaran iman, tetapi juga membentuk sikap, karakter, dan respons rohani jemaat. Dalam konteks ini, retorika—yakni kemampuan berbicara yang persuasif, menyentuh emosi, dan menyampaikan pesan secara jelas—berperan penting dalam meningkatkan daya pengaruh penyampaian firman. Dengan pendekatan studi pustaka kualitatif, penelitian ini menganalisis unsur-unsur retorika klasik (ethos, pathos, logos) dalam khotbah Kristen dan relevansinya terhadap transformasi spiritual dan moral jemaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkhotbah yang memiliki integritas (ethos), mampu menyentuh hati jemaat (pathos), dan menyampaikan firman secara logis dan sistematis (logos), lebih berpotensi menciptakan perubahan nyata dalam kehidupan pendengar. Dengan demikian, kekuatan retorika dalam khotbah bukan hanya memperkuat aspek komunikatif, tetapi juga menjadi alat pedagogis yang strategis dalam Pendidikan Agama Kristen yang membentuk iman, karakter, dan partisipasi aktif umat percaya.</p> <p> </p> <p><em>This research aims to examine the power of rhetoric in sermons as an effective and transformative means in Christian Religious Education. Sermons, as a form of theological communication, not only convey the doctrines and teachings of the faith, but also shape the attitude, character, and spiritual response of the congregation. In this context, rhetoric—the ability to speak persuasively, touch emotions, and convey a message clearly—plays an important role in increasing the influence of the delivery of words. With a qualitative literature study approach, this study analyzes the elements of classical rhetoric (ethos, pathos, logos) in Christian preaching and their relevance to the spiritual and moral transformation of the church. The results of the study show that preachers who have integrity (ethos), are able to touch the hearts of the congregation (pathos), and deliver the word logically and systematically (logos), are more likely to create real changes in the lives of listeners. Thus, the power of rhetoric in sermons not only strengthens the communicative aspect, but also becomes a strategic pedagogical tool in Christian Religious Education that shapes the faith, character, and active participation of believers.</em></p>Christin Oktavia Lumban TobingBangun
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Eksplorasi Teologi
2025-06-292025-06-2996PERTOBATAN YANG MEMULIHKAN: STUDI TEOLOGIS ATAS MAZMUR 51 DALAM KONTEKS KEJATUHAN DAUD DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jet/article/view/12425
<p>Dalam tradisi Yudeo-Kristen, pertobatan sering dianggap hanya sebagai pengakuan dosa secara ritualistik tanpa disertai dengan perubahan hidup yang nyata. Salah satu teks Alkitab paling autentik, Mazmur 51, ditulis Daud setelah dia jatuh dalam dosa besar. Itu menunjukkan proses pertobatan yang menyeluruh dan interpersonal. Studi ini menekankan perbedaan dalam penelitian sebelumnya yang cenderung memisahkan pendekatan eksegetis, liturgis, dan psikologis tanpa menggabungkannya secara teologis. Artikel ini mengkaji Mazmur 51 sebagai model pertobatan yang mencakup pengakuan dosa, permohonan pemulihan, dan komitmen etis. Ini melakukannya dengan menggunakan metode studi literatur dan pendekatan teologi biblika serta spiritualitas Kristen. Studi ini menunjukkan bahwa pertobatan sejati adalah proses transformasional yang membentuk karakter dan memperbaiki relasi dengan Allah daripada sekadar mengungkapkan rasa bersalah. Penelitian ini memberikan landasan teologis bagi Pendidikan Agama Kristen, terutama dalam menolong peserta didik memahami bahwa pertobatan adalah sebuah proses rohani yang holistik dan menggambarkan perjalanan spiritual yang utuh dan kontekstual. Studi ini membantu pemahaman spiritualitas Kristen yang lebih luas dan relevan di tengah tantangan moral dunia kontemporer.</p>Alpha Diocapri SembiringBangun
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Eksplorasi Teologi
2025-06-292025-06-2996