ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG-DEMAK DITINJAU DARI PROFESIONALISME DAN KODE ETIK INSINYUR

Penulis

  • Masyhta Syah Rani Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Budi Suswanto Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Pius X Rooswan H Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kata Kunci:

Manajemen Risiko, Proyek Konstruksi, Profesionalisme Insinyur, Kode Etik Insinyur

Abstrak

Penelitian ini menganalisis penerapan Manajemen Risiko pada proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak dengan meninjau aspek profesionalisme dan kode etik insinyur. Keselamatan kerja merupakan faktor krusial dalam proyek konstruksi untuk melindungi pekerja, aset, serta kelangsungan proyek (Asosiasi Profesi Indonesia, 2021). Profesionalisme insinyur, yang mencakup kompetensi teknis, tanggung jawab etis, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan, berperan signifikan dalam efektivitas penerapan manajemen risiko (Choudhry, Fang, & Mohamed, 2007; Cooper & Phillips, 2004). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui wawancara dengan seluruh pihak yang terlibat, observasi lapangan, dan analisis dokumen kebijakan keselamatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko di proyek ini telah memenuhi sebagian besar standar keselamatan yang berlaku, dengan implementasi prosedur seperti pelatihan keselamatan, pengadaan alat pelindung diri (APD), serta pengawasan lapangan (ISO, 2018; Kartam, Flood, & Koushki, 2000). Namun, tantangan utama seperti ketidakpatuhan pekerja terhadap prosedur keselamatan dan keterbatasan fasilitas pendukung masih perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut. Profesionalisme insinyur terlihat dalam upaya mereka meningkatkan kesadaran akan keselamatan kerja melalui komunikasi yang efektif dan pengawasan ketat. Insinyur juga berperan dalam memberikan solusi teknis untuk mengatasi kendala dalam implementasi sistem keselamatan (Gambatese & Hinze, 1999; Neal & Griffin, 2006). Kepatuhan terhadap kode etik insinyur, yang meliputi tanggung jawab terhadap masyarakat, integritas, dan kompetensi profesional, menjadi pedoman utama dalam menjalankan sistem keselamatan kerja (Pemerintah Indonesia, 2021; Komisi Etik Profesi, 2021). Analisis risiko dalam proyek Jalan Tol Semarang–Demak dilakukan dari dua perspektif utama, yaitu kontraktor dan masyarakat. Dari sisi kontraktor, risiko yang paling berpengaruh mencakup aspek ekonomi, konstruksi, perizinan, cuaca ekstrem, serta keselamatan kerja. Risiko-risiko ini berdampak langsung terhadap biaya, waktu, dan keberlanjutan pelaksanaan proyek, sehingga memerlukan strategi mitigasi seperti penguatan sistem keuangan, peningkatan koordinasi lintas pihak, serta pengawasan keselamatan yang terpadu. Sementara itu, dari perspektif masyarakat, risiko yang menonjol berkaitan dengan kebisingan, debu, getaran alat berat, hingga potensi kehilangan penghidupan dan penurunan nilai properti. Temuan ini menegaskan pentingnya peran insinyur dalam menjaga keseimbangan antara keberhasilan teknis proyek dan dampaknya terhadap lingkungan sosial. Upaya mitigasi yang direkomendasikan meliputi pengendalian polusi, transparansi informasi proyek, serta penyediaan mekanisme kompensasi dan pengaduan. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko yang terintegrasi dengan prinsip profesionalisme dan kode etik keinsinyuran tidak hanya mendukung efisiensi proyek, tetapi juga menciptakan tanggung jawab sosial yang lebih luas. Dengan demikian, peran insinyur menjadi sangat penting dalam menjamin keberhasilan proyek sekaligus menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

This study analyzes the implementation of Risk Management in the Semarang-Demak Toll Road construction project by examining aspects of engineering professionalism and the engineers' code of ethics. Workplace safety is a crucial factor in construction projects to protect workers, assets, and project sustainability (Indonesian Professional Association, 2021). Engineering professionalism, which includes technical competence, ethical responsibility, and adherence to safety standards, plays a significant role in the effectiveness of risk management implementation (Choudhry, Fang, & Mohamed, 2007; Cooper & Phillips, 2004). This research employs a qualitative descriptive approach through interviews with all involved parties, field observations, and an analysis of project safety policy documents. The findings indicate that risk management implementation in this project has met most applicable safety standards, with procedures such as safety training, the provision of personal protective equipment (PPE), and field supervision being effectively carried out (ISO, 2018; Kartam, Flood, & Koushki, 2000). However, key challenges such as workers' non-compliance with safety procedures and limited supporting facilities still require further attention. Engineering professionalism is evident in efforts to raise awareness of workplace safety through effective communication and strict supervision. Engineers also play a role in providing technical solutions to address obstacles in implementing safety systems (Gambatese & Hinze, 1999; Neal & Griffin, 2006). Compliance with the engineers' code of ethics, which includes responsibility to society, integrity, and professional competence, serves as a fundamental guideline in maintaining workplace safety systems (Government of Indonesia, 2021; Professional Ethics Commission, 2021). Risk analysis was conducted from two main perspectives: contractors and the public. From the contractor's view, the most significant risks relate to economic factors, construction challenges, legal permits, extreme weather, and work safety, directly affecting cost, schedule, and operational continuity. Meanwhile, the public perceives high-impact risks related to noise, dust, heavy equipment vibration, and potential livelihood loss. These findings emphasize the engineer’s dual role in ensuring both project efficiency and social responsibility. Therefore, integrating risk management with engineering ethics and professionalism enhances not only the technical success of infrastructure projects but also community well-being.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30