Jurnal Humaniora Multidisipliner
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jhm
id-IDJurnal Humaniora MultidisiplinerPENCARIAN MAKNA TARIAN TRADISIONAL HEGONG DALAM KONTEKS SANGGAR KESENIAN MORESKA
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jhm/article/view/13432
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis makna yang terkandung dalam tarian tradisional Hegong dalam konteks aktivitas kebudayaan yang berlangsung di Sanggar Kesenian Moreska, Maumere, Nusa Tenggara Timur. Tarian Hegong, sebagai salah satu warisan budaya masyarakat Sikka, tidak hanya dipandang sebagai bentuk seni pertunjukan semata, melainkan juga sebagai representasi dari identitas kolektif dan ekspresi diri komunitas lokal. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarian Hegong memiliki fungsi kultural yang kuat sebagai simbol kebersamaan, sarana komunikasi nilai-nilai lokal, serta bentuk kebebasan dalam mengekspresikan emosi dan spiritualitas masyarakat. Sanggar Moreska berperan penting dalam menjaga keberlanjutan tradisi ini melalui proses adaptasi dan regenerasi. Penelitian ini menegaskan bahwa pelestarian seni tradisional memiliki relevansi yang signifikan dalam memperkuat identitas budaya masyarakat di era modern.</p>Ferdinandus SeboYohanes Virgilius GlekoYeremias PiruMauritz Alexander Keu FuaSamuel Mariano Tae BataRaymond Palangan Bani Lodhu
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Humaniora Multidisipliner
2025-07-302025-07-3097RELEVANSI PELATIHAN SENI KERAWITAN DALAM PENANAMAN NILAI NILAI BUDHIS DI PASASTRIAN KUSALAMITRA
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jhm/article/view/14012
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji relevansi pembelajaran seni kerawitan terhadap penanaman nilai-nilai luhur Buddhis di Pasastrian Buddhis Kusalamitra Gunung Kidul. Nilai-nilai yang menjadi fokus dalam penelitian ini meliputi sati (kesadaran), mettā (kasih sayang), upekkhā (keseimbangan batin), samādhi (konsentrasi), dan paññā (kebijaksanaan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran kerawitan secara signifikan mendorong penguatan nilai sati melalui ketekunan dalam latihan, mettā melalui kerja sama dan rasa saling menghargai dalam bermain bersama, upekkhā melalui keseimbangan emosi dalam tampil atau pentas, samādhi dalam fokus dan konsentrasi saat memainkan alat musik, serta paññā melalui pemahaman filosofi dan makna mendalam dari setiap gending yang dimainkan. Teori yang dihasilkan menunjukkan bahwa seni kerawitan dapat menjadi media spiritual dan etika yang selaras dengan ajaran Buddha</p> <p><em>This study aims to examine the relevance of learning the art of kerawitan to the instilling of noble Buddhist values at the Kusalamitra Buddhist Pasastrian in Gunung Kidul. The values focused on in this study include sati (awareness), mettā (compassion), upekkhā (equanimity), samādhi (concentration), and paññā (wisdom). The results of the study show that the process of learning kerawitan significantly encourages the strengthening of sati values through perseverance in practice, mettā through cooperation and mutual respect in playing together, upekkhā through emotional balance in performing or performing, samādhi in focus and concentration when playing musical instruments, and paññā through understanding the philosophy and deep meaning of each gending played. The resulting theory shows that the art of kerawitan can be a spiritual and ethical medium that is in harmony with Buddhist teachings</em></p>Marta KarunaEko PrasetyoMujiyanto
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Humaniora Multidisipliner
2025-07-302025-07-3097 TATA LAKSANA PENYELENGGARAAN RAPAT DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDUNG
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jhm/article/view/13954
<p>Tata laksana penyelenggaraan rapat di DPRD Kota Bandung merupakan aspek penting dalam mendukung fungsi legislatif daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem tata laksana rapat, mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi, serta merumuskan strategi peningkatan efektivitas penyelenggaraan rapat di DPRD Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata laksana rapat DPRD Kota Bandung telah memiliki standar operasional prosedur yang jelas, namun masih menghadapi beberapa tantangan seperti koordinasi antar bagian, ketepatan waktu pelaksanaan, dan pengarsipan dokumentasi rapat. Sekretariat DPRD berperan penting dalam manajemen rapat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Penelitian ini merekomendasikan perlunya optimalisasi sistem informasi manajemen rapat, peningkatan kapasitas SDM pendukung, dan penguatan koordinasi antar stakeholder untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan rapat DPRD Kota Bandung.</p> <p><em>The implementation of meeting procedure in the Bandung City Regional People's Representative Council (DPRD) is a crucial aspect in supporting regional legislative functions. This research aims to analyze the meeting management system, identify encountered obstacles, and formulate strategies to improve the effectiveness of meeting administration in the Bandung City DPRD. The research method used is descriptive qualitative with data collection techniques through observation, in-depth interviews, and documentation study. The results show that the Bandung City DPRD's meeting management has clear standard operating procedures, yet still faces several challenges such as inter-departmental coordination, timely implementation, and meeting documentation archiving. The DPRD Secretariat plays a vital role in meeting management from planning, implementation, to evaluation. This research recommends the need for optimization of the meeting management information system, improvement of supporting human resource capacity, and strengthening coordination among stakeholders to enhance the effectiveness of meeting administration in the Bandung City DPRD.</em></p>Alzena Haykal RisyadiSaifullah ZakariaUfa Anita Afrilia
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Humaniora Multidisipliner
2025-07-302025-07-3097MAKNA SESAJI PADA TRADISI MERTI DUSUN BATURSARI DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jhm/article/view/14013
<p>Penelitian ini mengkaji makna sesaji dalam tradisi Merti Dusun Batursari dari perspektif agama Buddha. Tradisi ini merupakan bentuk pelestarian budaya lokal yang sarat nilai spiritual, sosial, dan simbolik. Meski telah menjadi rutinitas tahunan, pemaknaan terhadap elemen sesaji belum sepenuhnya dipahami masyarakat. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis tematik, ditemukan bahwa sesaji mencerminkan nilai-nilai Buddhis seperti dāna, sīla, dan samādhi. Tradisi ini juga memperkuat harmoni sosial, solidaritas antarumat, dan pelestarian identitas budaya lokal yang inklusif, menjadikannya sebagai sarana spiritual dan sosial yang saling menguatkan.</p> <p><em>This study examines the meaning of offerings in the Merti tradition of Batursari Hamlet from a Buddhist perspective. This tradition is a form of preserving local culture, rich in spiritual, social, and symbolic values. Although it has become an annual routine, the meaning of the elements of the offerings is not yet fully understood by the community. Through a descriptive qualitative approach and thematic analysis, it was found that the offerings reflect Buddhist values such as dāna, sīla, and samādhi. This tradition also strengthens social harmony, interfaith solidarity, and the preservation of an inclusive local cultural identity, making it a mutually reinforcing spiritual and social tool.</em></p> <p> </p>Arya Damma CahyadiBudi UtomoEko Prasetyo
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Humaniora Multidisipliner
2025-07-302025-07-3097ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG-DEMAK DITINJAU DARI PROFESIONALISME DAN KODE ETIK INSINYUR
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jhm/article/view/13984
<p>Penelitian ini menganalisis penerapan Manajemen Risiko pada proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak dengan meninjau aspek profesionalisme dan kode etik insinyur. Keselamatan kerja merupakan faktor krusial dalam proyek konstruksi untuk melindungi pekerja, aset, serta kelangsungan proyek (Asosiasi Profesi Indonesia, 2021). Profesionalisme insinyur, yang mencakup kompetensi teknis, tanggung jawab etis, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan, berperan signifikan dalam efektivitas penerapan manajemen risiko (Choudhry, Fang, & Mohamed, 2007; Cooper & Phillips, 2004). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui wawancara dengan seluruh pihak yang terlibat, observasi lapangan, dan analisis dokumen kebijakan keselamatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko di proyek ini telah memenuhi sebagian besar standar keselamatan yang berlaku, dengan implementasi prosedur seperti pelatihan keselamatan, pengadaan alat pelindung diri (APD), serta pengawasan lapangan (ISO, 2018; Kartam, Flood, & Koushki, 2000). Namun, tantangan utama seperti ketidakpatuhan pekerja terhadap prosedur keselamatan dan keterbatasan fasilitas pendukung masih perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut. Profesionalisme insinyur terlihat dalam upaya mereka meningkatkan kesadaran akan keselamatan kerja melalui komunikasi yang efektif dan pengawasan ketat. Insinyur juga berperan dalam memberikan solusi teknis untuk mengatasi kendala dalam implementasi sistem keselamatan (Gambatese & Hinze, 1999; Neal & Griffin, 2006). Kepatuhan terhadap kode etik insinyur, yang meliputi tanggung jawab terhadap masyarakat, integritas, dan kompetensi profesional, menjadi pedoman utama dalam menjalankan sistem keselamatan kerja (Pemerintah Indonesia, 2021; Komisi Etik Profesi, 2021). Analisis risiko dalam proyek Jalan Tol Semarang–Demak dilakukan dari dua perspektif utama, yaitu kontraktor dan masyarakat. Dari sisi kontraktor, risiko yang paling berpengaruh mencakup aspek ekonomi, konstruksi, perizinan, cuaca ekstrem, serta keselamatan kerja. Risiko-risiko ini berdampak langsung terhadap biaya, waktu, dan keberlanjutan pelaksanaan proyek, sehingga memerlukan strategi mitigasi seperti penguatan sistem keuangan, peningkatan koordinasi lintas pihak, serta pengawasan keselamatan yang terpadu. Sementara itu, dari perspektif masyarakat, risiko yang menonjol berkaitan dengan kebisingan, debu, getaran alat berat, hingga potensi kehilangan penghidupan dan penurunan nilai properti. Temuan ini menegaskan pentingnya peran insinyur dalam menjaga keseimbangan antara keberhasilan teknis proyek dan dampaknya terhadap lingkungan sosial. Upaya mitigasi yang direkomendasikan meliputi pengendalian polusi, transparansi informasi proyek, serta penyediaan mekanisme kompensasi dan pengaduan. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko yang terintegrasi dengan prinsip profesionalisme dan kode etik keinsinyuran tidak hanya mendukung efisiensi proyek, tetapi juga menciptakan tanggung jawab sosial yang lebih luas. Dengan demikian, peran insinyur menjadi sangat penting dalam menjamin keberhasilan proyek sekaligus menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.</p> <p><em>This study analyzes the implementation of Risk Management in the Semarang-Demak Toll Road construction project by examining aspects of engineering professionalism and the engineers' code of ethics. Workplace safety is a crucial factor in construction projects to protect workers, assets, and project sustainability (Indonesian Professional Association, 2021). Engineering professionalism, which includes technical competence, ethical responsibility, and adherence to safety standards, plays a significant role in the effectiveness of risk management implementation (Choudhry, Fang, & Mohamed, 2007; Cooper & Phillips, 2004). This research employs a qualitative descriptive approach through interviews with all involved parties, field observations, and an analysis of project safety policy documents. The findings indicate that risk management implementation in this project has met most applicable safety standards, with procedures such as safety training, the provision of personal protective equipment (PPE), and field supervision being effectively carried out (ISO, 2018; Kartam, Flood, & Koushki, 2000). However, key challenges such as workers' non-compliance with safety procedures and limited supporting facilities still require further attention. Engineering professionalism is evident in efforts to raise awareness of workplace safety through effective communication and strict supervision. Engineers also play a role in providing technical solutions to address obstacles in implementing safety systems (Gambatese & Hinze, 1999; Neal & Griffin, 2006). Compliance with the engineers' code of ethics, which includes responsibility to society, integrity, and professional competence, serves as a fundamental guideline in maintaining workplace safety systems (Government of Indonesia, 2021; Professional Ethics Commission, 2021). Risk analysis was conducted from two main perspectives: contractors and the public. From the contractor's view, the most significant risks relate to economic factors, construction challenges, legal permits, extreme weather, and work safety, directly affecting cost, schedule, and operational continuity. Meanwhile, the public perceives high-impact risks related to noise, dust, heavy equipment vibration, and potential livelihood loss. These findings emphasize the engineer’s dual role in ensuring both project efficiency and social responsibility. Therefore, integrating risk management with engineering ethics and professionalism enhances not only the technical success of infrastructure projects but also community well-being.</em></p>Masyhta Syah RaniBudi SuswantoPius X Rooswan H
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Humaniora Multidisipliner
2025-07-302025-07-3097