PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEREDARAN ROKOK ILEGAL OLEH BEA DAN CUKAI BENGKALIS

Penulis

  • Nabilah Rahmadian Universitas Riau
  • Erdiansyah Universitas Riau
  • Sukamarriko Andrikasmi Universitas Riau

Kata Kunci:

Penegakan Hukum, Rokok Ilegal, Bea dan Cukai

Abstrak

Kabupaten Bengkalis merupakan wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh selat di Provinsi Riau. Untuk mencapai Pulau Bengkalis melalui jalur darat, hanya terdapat satu alternatif yaitu melalui Roro. Hal ini menjadikannya salah satu tempat strategis untuk peredaran rokok ilegal, karena wilayah kepulauan ini merupakan jalur penyeberangan yang memudahkan kapal besar maupun kecil untuk melakukan penyelundupan. Sementara itu, transportasi laut melalui kapal Ferry di pelabuhan resmi dan pompong melalui pelabuhan ilegal. Tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui penegakan hukum tindak pidana peredaran rokok ilegal oleh Bea dan Cukai Bengkalis. Kedua, untuk mengetahui hambatan dalam penegakan hukum tindak pidana peredaran rokok ilegal oleh Bea dan Cukai Bengkalis. Ketiga untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Bea dan Cukai Bengkalis dalam penegakan hukum tindak pidana peredaran rokok ilegal di Bengkalis. Jenis penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian hukum sosiologis, karena dalam penelitian ini peneliti secara langsung melakukan penelitian di lokasi atau tempat yang diteliti guna memberikan gambaran yang lengkap dan jelas mengenai permasalahan yang dikaji. Penelitian ini dilakukan di Kantor Bea dan Cukai Bengkalis, dengan populasi dan sampel yang mencakup semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber data yang digunakan meliputi data primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Adapun hasil dari penelitian, pertama, penegakan hukum yang dilakukan oleh Bea dan Cukai Kabupaten Bengkalis dalam memberantas peredaran rokok ilegal dilakukan dalam bentuk penegakan hukum preventif dan represif. Kedua, hambatan yang muncul dalam proses ini antara lain keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya sarana operasional, kompetensi sumber daya manusia, luasnya wilayah pengawasan, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok ilegal dan kurangnya kesadaran para penjual rokok ilegal juga menjadi tantangan. Upaya dalam mengatasi hambatan penegakan hukum terhadap peredaran rokok ilegal mencakup meningkatkan jumlah pegawai, menambah sarana operasional, serta meningkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi. Selain itu, Bea dan Cukai juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukum serta membangun sinergi dengan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Adapun saran yang dapat diberikan adalah penegakan hukum terhadap peredaran rokok ilegal oleh Bea dan Cukai Bengkalis perlu dioptimalkan hingga ke tahap penyidikan agar kasus dapat diproses ke pengadilan. Untuk mengatasi hambatan, diperlukan penambahan personel, peningkatan sarana operasional, serta reaktivasi pos pengawasan. Selain itu, upaya ini dapat diperkuat melalui operasi gabungan, sosialisasi kepada masyarakat, dan pelatihan rutin bagi pegawai.

 

Bengkalis Regency is an archipelagic region surrounded by straits in Riau Province. To reach Bengkalis Island via land routes, there is only one alternative, which is through the Roro ferry. This makes it a strategic location for the distribution of illegal cigarettes, as the archipelagic nature of the area provides a crossing route that facilitates smuggling by both large and small vessels. Meanwhile, sea transportation is available through ferries at official ports and small boats (pompong) at illegal ports. The objectives of this thesis are: First, to examine the law enforcement efforts against the criminal act of illegal cigarette distribution by the Bengkalis Customs and Excise Office. Second, to identify the obstacles in enforcing the law against illegal cigarette distribution by Bengkalis Customs and Excise. Third, to explore the measures taken by Bengkalis Customs and Excise to enforce the law regarding illegal cigarette distribution in Bengkalis. This study is classified as sociological legal research, as the researcher conducted direct field studies at the research location to provide a comprehensive and clear depiction of the issues being analyzed. The research was carried out at the Bengkalis Customs and Excise Office, with the population and sample including all relevant stakeholders. The data sources used comprise primary, secondary, and tertiary data. Data collection techniques involved interviews, questionnaires, and literature studies. Based on the research findings and discussions, it can be concluded that: First, the law enforcement carried out by the Bengkalis Customs and Excise Office in combating the distribution of illegal cigarettes includes both preventive and repressive measures. Second, obstacles in this process include limitations in human resources, a lack of operational facilities, human resource competence, the vast area of supervision, and the low awareness among the public regarding the dangers of illegal cigarettes, as well as the lack of awareness among illegal cigarette sellers. Efforts to overcome these obstacles in law enforcement against illegal cigarette distribution include increasing the number of personnel, adding operational facilities, and enhancing human resource competence through training and development programs. Additionally, Customs and Excise authorities conduct public outreach and education to raise legal awareness and build synergy with law enforcement agencies and local governments. The suggestions that can be offered are that law enforcement against the distribution of illegal cigarettes by the Bengkalis Customs and Excise needs to be optimized up to the investigation stage so that cases can be processed in court. To address obstacles, additional personnel, improved operational facilities, and the reactivation of monitoring posts are required. Furthermore, these efforts can be strengthened through joint operations, public outreach, and regular training for staff.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29