PROSES NEGOSIASI KOREA SELATAN DAN CHINA PADA TAHUN 2016-2018 SEBAGAI UPAYA PENYELARASAN KEPENTINGAN DALAM PENEMPATAN THAAD DI KOREA SELATAN

Penulis

  • Nicole Josepha Hurint Fernandez Universitas Kristen Indonesia

Kata Kunci:

Negosiasi, THAAD, Korea Selatan, China, Kepentingan

Abstrak

Artikel ini menganalisis proses negosiasi antara Korea Selatan dan China terkait penempatan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan pada periode 2016-2018. Pada 7 Juli 2016, Korea Selatan dan Amerika Serikat bersepakat untuk memasang THAAD di wilayah Korea Selatan sebagai respons terhadap ancaman dari uji coba nuklir Korea Utara. Meskipun tindakan ini dilakukan untuk memperkuat pertahanan nasional Korea Selatan, pemasangan THAAD mendapat kritik keras dari China. China menilai bahwa langkah tersebut berlebihan dan berpotensi mengganggu stabilitas keamanan di Asia Timur. Keputusan Korea Selatan untuk menempatkan THAAD memicu ketegangan signifikan dalam hubungan internasional di Asia Timur selama tahun 2016-2017. Negosiasi antara Korea Selatan dan China menjadi krusial untuk menyelaraskan kepentingan keamanan kedua negara. Dengan menggunakan teori realisme dan konsep security dilemma, artikel ini menjelaskan bahwa penempatan THAAD oleh Korea Selatan merupakan upaya untuk melindungi diri dari ancaman Korea Utara dalam konteks sistem internasional yang anarkis. Artikel ini menegaskan bahwa proses negosiasi antara Korea Selatan dan China terkait penempatan THAAD merupakan upaya kompleks untuk menyelaraskan kepentingan keamanan dan politik kedua negara. Melalui analisis terhadap kebijakan THAAD dan dampaknya, artikel ini berargumen bahwa pendekatan diplomatik yang lebih inklusif dan kooperatif diperlukan untuk menjaga stabilitas regional dan meminimalisir potensi konflik di masa depan. Analisis ini juga menyoroti pentingnya peran Amerika Serikat dalam dinamika negosiasi dan bagaimana hubungan trilateral ini mempengaruhi keamanan di Asia Timur.

This article analyzes the negotiation process between South Korea and China regarding the deployment of the Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) system in South Korea during the 2016-2018 period. On July 7, 2016, South Korea and the United States agreed to install THAAD in South Korea in response to the threat posed by North Korea's nuclear tests. Although this action was taken to strengthen South Korea's national defense, the deployment of THAAD received harsh criticism from China. China considered the move excessive and potentially disruptive to the stability of East Asian security. South Korea's decision to deploy THAAD triggered significant tensions in international relations in East Asia during 2016-2017. Negotiations between South Korea and China became crucial to aligning the security interests of both countries. Utilizing the theory of realism and the concept of the security dilemma, this article explains that South Korea's deployment of THAAD was an effort to protect itself from North Korean threats within the context of an anarchic international system. The article asserts that the negotiation process between South Korea and China regarding the deployment of THAAD is a complex effort to harmonize the security and political interests of both nations. Through an analysis of THAAD policies and their impacts, this article argues that a more inclusive and cooperative diplomatic approach is necessary to maintain regional stability and minimize the potential for future conflicts. This analysis also highlights the important role of the United States in the negotiation dynamics and how this trilateral relationship affects security in East Asia.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29