Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika
id-IDJurnal Inovasi Kesehatan AdaptifEFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI REBUSAN AIR DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN NYERI ASAM URAT PADA LANSIA DI PSTW HUSNUL KHATIMAH
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10247
<p>Tingginya angka kejadian penyakit gout artritis di masyarakat yang dapat menimbulkan dampak yang cukup serius. Untuk mencegah atau menurunkan kadar urat meningkat yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan alami berupa daun salam. Daun salam mengandung flavonoid yang mampu menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat lansia. Metode penelitian ini adalah literature Review melalui pencarian artikel yang dilakukan di internet dengan search engine Google Scholar dan Portal Garuda, terdiri dari 120 populasi didapat 8 jurnal full text yang sesuai kriteria inklusi. Hasil penelitian bahwa daun salam terbukti efektif menurunkan kadar asam urat pada penderita gout arthitis. Daun salam mempunyai kandungan yang bermanfaat bagi penderita gout arthitis yaitu diantaranya flavonoid. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia penderita gout artritis. Sehingga disarankan dalam melakukan penatalaksanaan penurunan kadar asam urat pada penderita gout artritis dapat melakukan dengan cara mengkonsumsi rebusan daun salam.</p> <p><em>The high incidence of gout arthritis in the community can have a fairly serious impact. To prevent or decrease increased vein levels, it is by using natural plants in the form of bay leaves. Bay leaves contain flavonoids that are able to lower uric acid levels. The purpose of this study is to determine the effect of bay leaf decoction on the reduction of uric acid levels in the elderly. This research method is literature review through article search conducted on the internet with the Google Scholar search engine and the Garuda Portal, consisting of 120 populations obtained 8 full-text journals that meet the inclusion criteria. The results of the study showed that bay leaves were proven to be effective in reducing uric acid levels in patients with gout arthritis. Bay leaves have beneficial ingredients for gout arthritis sufferers, including flavonoids. The conclusion of this study is that there is an effect of bay leaf decoction on the reduction of uric acid levels in elderly people with gout arthritis. So it is recommended that in managing the reduction of uric acid levels in patients with gout arthritis, it can be done by consuming bay leaf decoction.</em></p>Raja SyafrizalSilvia Nora Angraeni ArdeenyMuhamad Fauzi
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA BAYI USIA DI BAWAH 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA TAHUN 2024
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10418
<p>Pemberian MP-ASI dini merupakan pemberian makanan dan minuman pada bayi dibawah usia 6 bulan, pengenalan MP-ASI pada usia kurang dari 6 bulan tidak dianjurkan sebab perkembangan anak belum siap untuk menerima makanan dan minuman karena dapat menyebabkan infeksi pada pencernaan. Tujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI dini pada bayi di bawah usia 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Batua tahun 2024. Metode adalah kuantitatif menggunakan desain cross sectional study dengan jumlah sampel adalah 40 bayi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan diolah kedalam analisis univariat, bivariat dengan uji chi square. Hasil menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi (p=0,213), pekerjaan ibu (p=0,376), dukungan keluarga (p=0,246) dan tidak ada hubungan budaya dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi (P=0,711). Kesimpulan terdapat hubungan pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi dan tidak terdapat hubungan budaya dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi.</p> <p><em>Background: Early MP-ASI is the provision of food and drink to infants under 6 months of age, the introduction of MP-ASI at the age of less than 6 months is not recommended because the child's development is not ready to receive food and drink because it can cause infection in the digestion. The purpose is to find out the factors that affect the early administration of MP-ASI to infants under 6 months of age in the working area of the Batua Health Center in 2024. The method was quantitative using a cross sectional study design with a sample size of 40 babies. Data collection uses questionnaires and is processed into univariate, bivariate analysis with chi square test. The results showed that there was a significant relationship between knowledge and early MP-breastfeeding in infants (p=0.213), maternal work (p=0.376), family support (p=0.246) and no cultural relationship with early MP-breastfeeding in infants (P=0.711). In conclusion, there is a relationship between maternal knowledge, maternal work, family support and early MP-breastfeeding to infants and there is no cultural relationship with early MP-breastfeeding to infants.</em></p>Dewi ArsintaRina Silvana JamalLiska AlfaaizinRusdi Razak
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2024
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10179
<p>Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka penguatan budaya hidup bersih dan sehat, serta pencegahan penyakit berbasis lingkungan adalah program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Data diare pada balita di Puskesmas Abeli Pada tahun 2023 sebanyak 78 kasus dan pada bulan Januari-September tahun 2024 sebanyak 92 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah balita di wilayah kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari sebanyak 1.927 balita dan sampel berjumlah 129 responden dengan teknik sampling menggunakan proportional random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dan selanjutnya dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku buang air besar (ρ=0,039), cuci tangan pakai sabun (ρ=0,014), pengamanan sampah rumah tangga (ρ=0,024) serta pengamanan limbah cair rumah tangga (ρ=0,023) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Abeli Tahun 2024. Tidak ada hubungan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga (ρ=0,875) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Abeli Tahun 2024. Kesimpulan penelitian yaitu ada hubungan antara perilaku buang air besar, cuci tangan pakai sabun, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga dengan kejadian diare pada balita dan tidak ada hubungan antara pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dengan kejadian diare pada balita.</p> <p><em>Diarrheal disease is still a health problem in developing countries, including Indonesia. One of the government's efforts to strengthen a clean and healthy lifestyle, as well as prevention of environmental-based diseases is the Community-Based Total Sanitation program. Data on diarrhea in toddlers at the Abeli Health Center in 2023 were 78 cases and in January-September 2024 there were 92 cases. This study aims to determine the relationship between Community-Based Total Sanitation (STBM) and the incidence of diarrhea in toddlers in the Abeli Health Center Work Area, Kendari City in 2024. This type of research is an observational analytical study with a cross-sectional approach. The population in this study was toddlers in the working area of the Abeli Health Center in Kendari City totaling 1.927 todldlers and the sample consisted of 129 respondents with a sampling technique using proportional random sampling. Data collection was carried out by observation and interviews using questionnaires and then univariate and bivariate analysis was carried out. The results of the study showed that there was a relationship between defecation behavior (ρ=0.039), washing hands with soap (ρ=0.014), securing household waste (ρ=0.024) and securing household liquid waste (ρ=0.023) with the incidence of diarrhea in toddlers in the Abeli Health Center work area in 2024. There was no relationship between household drinking water and food management (ρ=0.875) and the incidence of diarrhea in toddlers in the Abeli Health Center work area in 2024. The conclusion of this study is that there is a relationship between defecation behavior, washing hands with soap, securing household waste and securing household liquid waste with the incidence of diarrhea in toddlers and there is no relationship between household drinking water and food management with the incidence of diarrhea in toodlers. </em></p>Seni MandalataSiti Rabbani KarimunaListy Handayani
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION DAN MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN MEAN ARTERIAL PRESSURE PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS GRIBIG
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10344
<p>Latar Belakang: Hipertensi dikatakan sebagai penyakit yang dapat membunuh secara diam-diam atau silent killer. Terapi Progressive Muscle Relaxtion dan musik klasik bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dengan cara menegangkan dan mengendurkan otot secara lembut di iringi musik klasik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan musik klasik terharap penurunan Mean Arterial Pressure penderita hipertensi di Puskesmas Gribig. Penelitian kuantitatif, menggunakan desain peneliti"Quasi Experimental Pre-Post Test With Control Grup" dengan teknik pengambilan data menggunakan metode Purposive Sampling. Dengan intervensi Progresive Muscle Relaxation di iringi musik klasik. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang mengikuti Prolanis di Puskesmas Gribig dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar observasi, dan tensimeter digital. Analisis data menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian ini menunjukan pada kelompok intervensi p value = 0,000 Ho di tolak dan Ha di terima maka ada pengaruh terapi pengaruh progressive muscle relaxation di iringi musik klasik terhadap nilai mean arterial pressure. Sedangkan pada kelompok kontrol p value = 0,811, tidak ada pengaruh video visual teknik progressive muscle relaxation pada penurunan nilai Mean Arterial Pressure pasien hipertensi.</p> <p><em>Background: Hypertension is said to be a disease that can kill silently or a silent killer. Progressive Muscle Relaxation therapy and classical music are useful for lowering blood pressure by gently tensing and relaxing muscles accompanied by classical music. This study aims to determine the effect of Progressive Muscle Relaxation and classical music on reducing Mean Arterial Pressure in hypertension patients at the Gribig Health Center. Quantitative research, using the "Quasi Experimental Pre-Post Test With Control Group" research design with data collection techniques using the Purposive Sampling method. With Progressive Muscle Relaxation intervention accompanied by classical music. This study used two groups, namely the control group and the intervention group. The population in this study were hypertension patients who participated in Prolanis at the Gribig Health Center with a sample size of 32 respondents. The instruments used in this study included observation sheets and digital tensiometers. Data analysis used the paired t-test. The results of this study indicate that in the intervention group p value = 0.000 Ho is rejected and Ha is accepted, then there is an effect of progressive muscle relaxation therapy accompanied by classical music on the mean arterial pressure value. While in the control group p value = 0.811, there is no effect of progressive muscle relaxation technique visual video on decreasing the Mean Arterial Pressure value of hypertensive patients.</em></p>Tarisha AgustinaEdy SoesantoYulisetyaningrum
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT: SYSTEMATIC REVIEW
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10146
<p>Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan mendorong rumah sakit untuk meningkatkan mutu layanan guna mempertahankan loyalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mutu layanan dan loyalitas pasien rawat jalan di rumah sakit. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan meninjau artikel dari Google Scholar, Semantic Scholar, PubMed, dan ScienceDirect, yang diterbitkan dalam rentang tahun 2015–2025. Dari 38 artikel yang memenuhi kriteria inklusi, sebanyak 10 artikel dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien, dengan kepuasan pasien sebagai variabel mediasi utama. Dimensi kualitas layanan seperti kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) serta bukti nyata (tangible) memiliki pengaruh terbesar dalam meningkatkan loyalitas pasien rawat jalan. Temuan ini menegaskan bahwa peningkatan kualitas layanan dapat memperkuat loyalitas pasien, sehingga rumah sakit perlu melakukan evaluasi serta meningkatkan keterampilan komunikasi tenaga medis dalam berinteraksi dengan pasien guna menciptakan pengalaman pelayanan yang lebih baik.</p> <p> </p> <p><em>Increasing public awareness of the quality of health services encourages hospitals to improve service quality to maintain patient loyalty. This study aims to analyze the relationship between service quality and outpatient loyalty in hospitals. The method used was Systematic Literature Review (SLR) by reviewing articles from Google Scholar, Semantic Scholar, PubMed, and ScienceDirect, published in the range of 2015-2025. Of the 38 articles that met the inclusion criteria, 10 articles were analyzed further. The results showed that service quality has a significant effect on patient loyalty, with patient satisfaction as the main mediating variable. Service quality dimensions such as reliability, responsiveness, assurance, and empathy have the greatest influence in increasing outpatient loyalty. This finding confirms that improving service quality can strengthen patient loyalty, so hospitals need to evaluate and improve the communication skills of medical personnel in interacting with patients to create a better service experience. </em></p>Siti MahaidaTazkia Aisya KarenDihni Ramanda PutriPutri Inrian Tari
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974PENGARUH IMPLEMENTASI SIMRS TERHADAP PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT: SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10291
<p>Perkembangan teknologi di sektor kesehatan telah mendorong digitalisasi melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sebagai upaya untuk meningkatkan akses serta kualitas pelayanan kesehatan. Namun, implementasi SIMRS masih menghadapi berbagai kendala, termasuk keterbatasan infrastruktur, rendahnya kesiapan sumber daya manusia (SDM), serta tantangan dalam mengintegrasikan sistem dengan layanan eksternal seperti BPJS Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implementasi SIMRS terhadap peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Adapun metode yang digunakan adalah systematic literature review, yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis 15 artikel ilmiah yang dipublikasikan antara tahun 2020 hingga 2025 dari database seperti Google Scholar, ScienceDirect, dan PubMed. Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi SIMRS berpengaruh positif terhadap peningkatan akses layanan kesehatan melalui percepatan proses administrasi, integrasi data pasien, serta sistem rujukan yang lebih efisien. Selain itu, mutu pelayanan meningkat dengan adanya pengelolaan data medis yang lebih akurat, pengurangan kesalahan administrasi, serta peningkatan kepuasan pasien. Namun, tantangan utama dalam implementasi SIMRS masih mencakup keterbatasan jaringan internet, minimnya tenaga IT yang terampil, serta kurangnya standarisasi dalam penerapan sistem di berbagai rumah sakit. Oleh karena itu, diperlukan strategi optimalisasi seperti peningkatan infrastruktur, pelatihan tenaga kesehatan dalam literasi digital, serta evaluasi berkala terhadap efektivitas sistem. Dengan manajemen yang efektif, SIMRS dapat berperan sebagai pilar utama dalam digitalisasi layanan kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional serta mutu pelayanan di rumah sakit.</p> <p><em>Technological developments in the health sector have encouraged digitalization through the implementation of the Hospital Management Information System (SIMRS) as an effort to improve access and quality of health services. However, the implementation of SIMRS still faces various obstacles, including limited infrastructure, low readiness of human resources (HR), and challenges in integrating the system with external services such as BPJS Health. This study aims to analyze the effect of SIMRS implementation on increasing access and quality of health services in hospitals. The method used is a systematic literature review, namely by collecting and analyzing 15 scientific articles published between 2020 and 2025 from databases such as Google Scholar, ScienceDirect, and PubMed. The results of the analysis show that the implementation of SIMRS has a positive effect on increasing access to health services through accelerating the administration process, integrating patient data, and a more efficient referral system. In addition, service quality increases with more accurate medical data management, reduced administration errors, and increased patient satisfaction. However, the main challenges in implementing SIMRS still include limited internet networks, a lack of skilled IT personnel, and a lack of standardization in implementing the system in various hospitals. Therefore, optimization strategies are needed such as improving infrastructure, training health workers in digital literacy, as well as regular evaluation of system effectiveness. With effective management, SIMRS can act as the main pillar in the digitalization of health services, which aims to improve operational efficiency and quality of service in hospitals.</em></p>Syabina Az-ZahraKarolina SinurayaPutri Thalia Fortuna SianiparHelendariFildzah Hashifah Taufiq
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974SYSTEMATIC REVIEW: MUTU LAYANAN KESEHATAN BAGI PENGGUNA ASURANSI KESEHATAN
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10454
<p>Latar Belakang : Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi umat manusia. Adanya lima dimensi mutu layanan menjadi penilaian mengenai kualitas pelayanan yang diberikan sebuah instansi kesehatan. Asuransi kesehatan di Indonesia dijalankan oleh BPJS Kesehatan yang bertujuan untuk pelayanan kesehatan yang merata kepada seluruh masyarakat di Indonesia, terutama untuk masyarakat miskin. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mutu layanan Kesehatan bagi pengguna asuransi kesehatan menggunakan lima dimensi mutu layanan yang telah diterapkan. Metode : Penelitian ini digunakan analisa deskriptif dengan pendekatan systematic review dengan mengacu pada PRISMA. Pencarian artikel menggunakan empat database, yaitu Google Schoolar, Science Direct, SINTA, Portal Garuda dengan rentang waktu 2021-2024 dan berfokus pada evaluasi dimensi mutu pelayanan kesehatan dalam konteks dimensi mutu layanan Kesehatan bagi pengguna asuransi kesehatan. Terdapat 20 artikel yang direview dengan JBI Critical Appraisal dan 4 artikel dengan nilai kualitas studi dibawah 50%. Hasil : Kualitas pelayanan kesehatan sudah cukup baik. Akan tetapi, dimensi tangible dan dimensi responsive masih menjadi dimensi yang harus ditingkatkan lagi untuk mencapai penilaian kualitas yang lebih tinggi. Kesimpulan : Keseluruhan dimensi layanan mutu sudah cukup baik. Walaupun ada kekurangan pada dimensi tangible dan dimensi responsive, dimensi assurance menjadi dimensi yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien.</p> <p><em>Background: Health is a basic need for humans. The existence of five dimensions of service quality serves as an assessment of the quality of services provided by a healthcare institution. Health insurance in Indonesia is administered by BPJS Kesehatan, which aims to provide equitable healthcare services to all people in Indonesia, especially to the poor. Objective : This study aims to evaluate the quality of healthcare service for health insurance users by identifying five dimension of service quality that have been implemented. Methods: This study used a descriptive analysis with a systematic review approach, referring to the PRISMA. Article searches were conducted using four databases: Google Scholar, Science Direct, SINTA, and Portal Garuda between 2021-2024, focusing on the evaluation of service quality dimensions in the context of healthcare services for health insurance users. A total of 20 articles were reviewed using (JBI) Critical Appraisal, and 4 articles were found with study quality scores below 50%. Results: The quality of healthcare services is generally good. However, the tangible and responsive dimensions still need improvement to achieve higher quality assessments. Conclusion: Overall, the service quality dimensions are satisfactory. Despite shortcomings in the tangible and responsive dimensions, the assurance dimension has the most significant impact on patient satisfaction.</em></p>Syaira SalsabilaLiona Ayu Permata KusumaNaurah Salsabila LukitaSyafitriAsmaripa Ainy
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974PERBANDINGAN JUMLAH TROMBOSIT PADA 10 SAMPEL DARAH PASIEN RSU HAJI MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT HEMATOLOGY ANALYZER
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10259
<p><em>Platelet count examination is one of the important parameters in blood analysis used to assess the health condition of patients, especially in detecting blood clotting disorders. This study aims to compare the number of platelets in the blood of patients at the Medan Haji Hospital using the Hematology Analyzer. Blood samples were examined using the Hematology Analyzer to obtain platelet count data automatically. The results showed variations in platelet counts between samples. From the data analysis, a picture was obtained of the distribution of platelet counts in the patients examined, so that it can be the basis for further evaluation in laboratory examinations. This study was conducted to determine that the Hematology Analyzer provides efficient and accurate results in platelet count examinations, and can be used as a standard tool in hematology analysis in hospital laboratories. </em></p>Indah Novilia HutabaratPutri OktaviaSailana Mira Rangkuty
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS LAUWA KECAMATAN BIRINGBULU
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10419
<p>Latar belakang: Pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan dan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Lauwa, Kecamatan Biringbulu Tahun 2024. Metode: penelitian menggunakan desain cross-sectional. sampel penelitian terdiri dari ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan, Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: menunjukkan adanya hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI (p<0,05). Ibu yang tidak bekerja lebih banyak memberikan ASI dibandingkan ibu yang bekerja. Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI (p>0,05). Kesimpulan: status pekerjaan ibu memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI, sedangkan tingkat pengetahuan ibu tidak berhubungan secara signifikan.</p> <p><em>Background: Breastfeeding for babies aged 0-6 months has an important role in supporting children's growth and development. Objective: this research is to determine the relationship between employment status and maternal knowledge regarding breastfeeding for babies aged 0-6 months in the Lauwa Health Center area, Biringbulu District in 2024. Method: the research uses a cross-sectional design. The research sample consisted of mothers who had babies aged 0-6 months. Data was collected through questionnaires and analyzed using the chi-square test. Results: showed that there was a significant relationship between maternal employment status and breastfeeding (p<0.05). Mothers who do not work provide more breast milk than mothers who work. However, no significant relationship was found between the mother's level of knowledge and breastfeeding (p>0.05). Conclusion: The mother's employment status has an influence on breastfeeding, while the mother's level of knowledge is not significantly related.</em></p>Hijir IsmailLiska AlfaaizinRina Silvana JamalAsrin Tandi
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974PENGARUH MUTU LAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS : SYSTEMATIC REVIEW
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10193
<p>Mutu layanan kesehatan merupakan faktor utama dalam meningkatkan kepuasan pasien. World Health Organization (WHO) pelayanan kesehatan yang baik mencakup efektivitas, efisiensi, aksesibilitas, keamanan serta kepuasan terhadap pasien. Indonesia sendiri masih menghadapi tantangan seperti jumlah tenaga kesehatan yang kurang serta potensi tenaga kesehatan masih menjadi kendala dalam peningkatan mutu layanan di puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh mutu layanan kesehatan terhadap kepuasan pasien. Jenis penelitian ini menggunakan systematic review yaitu dengan fokus penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama dan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dalam sistem kesehatan dan mutu layanan di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa lima dimensi utama mutu layanan, yaitu daya tanggap (responsiveness), keandalan (reliability), jaminan (assurance), empati (empathy), dan bukti fisik (tangibles), memiliki tingkat pengaruh yang berbeda terhadap kepuasan pasien. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa peningkatan kualitas layanan kesehatan di Puskesmas harus difokuskan pada aspek kompetensi tenaga kesehatan, keramahan, serta penyediaan fasilitas yang lebih baik untuk meningkatkan kepuasan pasien.</p> <p><em>The quality of health services is a major factor in improving patient satisfaction. The World Health Organization (WHO) defines good health services as effectiveness, efficiency, accessibility, safety, and patient satisfaction. Indonesia itself still faces challenges such as the lack of health workers and the potential of health workers is still an obstacle in improving the quality of services in health centers. The purpose of this study was to analyze the effect of health service quality on patient satisfaction. This type of research uses a systematic review, namely by focusing research to identify the main factors and explore the challenges faced in the health system and service quality in Indonesia. The results of the analysis show that the five main dimensions of service quality, namely responsiveness, reliability, assurance, empathy, and tangibles, have different levels of influence on patient satisfaction. The conclusion of this study confirms that improving the quality of health services in health centers must focus on aspects of health worker competence, friendliness, and the provision of better facilities to improve patient satisfaction. </em></p>Adelia Kesuma WardhaniZahra KhairunnisaLutfhiana NabellaAgustinaFildzah Hashifah Taufiq
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974PENGARUH MINUMAN JUS WORTEL TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA REMAJA PUTRI SMKN 6 PANDEGLANG TAHUN 2024
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10366
<p>Pendahuluan: Dismenorea merupakan keadaan seorang perempuan yang mengalami nyeri saat menstruasi yang berefek buruk dan menyebabkan gangguan melakukan aktifitas harian karena nyeri yang dirasakannya. Organisasi Kesehatan Dunia (2018) menemukan 1.769.425 (90%) remaja menderita dismenore, dan 10-15% menderita dismenore berat. Angka kejadian dismenorea di Indonesia sebesar 64,25% yang sebagian besar terdiri dari 54,89% dismenorea primer diantaranya nyeri saat menstruasi dan 9,36% dismenorea sekunder. angka kejadian dysmenorrhea di Provinsi Banten Pada tahun 2021, Dinas Kesehatan Provinsi Banten bekerja sama dengan BPS menyatakan angka kejadian dismenore di Banten sebesar 60,19% dari 10.000 remaja yang disurvei. Salah satu cara nonfarmakologi yang dapat dilakukan adalah dengan jus wortel. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jus wortel terhadap penurunan nyeri dismoenore pada remaja putri SMKN 6 Pandeglang tahun 2024. Metode: Desain penelitian ini adalah Quasi experimental dengan Two Group Pretest-post test design. Kelompok I dengan intervensi jus wortel sedangkan kelompok II tidak diberikan intervensi jus wortel. Penelitian ini dilakukan di SMKN 6 Pandeglang dengan jumlah sampel yaitu 56 remaja putri yang terdiri dari 26 kelompok I dengan intervensi jus wortel dan kelompok II sebanyak 26 orang dtidak diberikan intervensi jus wortel. Hasil: berdadsarkan uji Paired t test didapatkan hasil rata-rata yang didapat dari pre test-post test intervensi jus wortel adalah 4,14 sementara selisih rata-rata pre test–post test pada kelas kontrol tanpa intervensi jus wortel adalah 3,27. Selisih 0,87 antara kelas eksperimen dengan intervensi jus wortel dan kelas kontrol tanpa intervensi jus wortel dengan p valuae 0,000 < 0,005. Kesimpulan: Jus wortel efektif dalam penurunan nyeri dismenore pada remaja putri kelas X di SMKN 6 Pandeglang.</p> <p><em>Introduction: Dysmenorrhea is a condition in which a woman experiences pain during menstruation that has a bad effect and causes disruption to her daily activities due to the pain she feels. The World Health Organization (2018) found that 1,769,425 (90%) adolescents suffer from dysmenorrhea, and 10-15% suffer from severe dysmenorrhea. The incidence of dysmenorrhea in Indonesia is 64.25%, most of which consists of 54.89% primary dysmenorrhea including pain during menstruation and 9.36% secondary dysmenorrhea. incidence of dysmenorrhea in Banten Province In 2021, the Banten Provincial Health Office in collaboration with BPS stated that the incidence of dysmenorrhea in Banten was 60.19% of the 10,000 adolescents surveyed. One non-pharmacological method that can be done is with carrot juice. Objective: This study aims to determine the effect of carrot juice on reducing dysmenorrhea pain in female adolescents at SMKN 6 Pandeglang in 2024. Method: The design of this study was Quasi-experimental with a Two Group Pretest-post test design. Group I with carrot juice intervention while group II was not given carrot juice intervention. This study was conducted at SMKN 6 Pandeglang with a sample size of 56 female adolescents consisting of 26 in group I with carrot juice intervention and 26 in group II who were not given carrot juice intervention. Results: based on the Paired t-test, the average result obtained from the pre-test-post-test of carrot juice intervention was 4.14 while the average difference between the pre-test-post-test in the control class without carrot juice intervention was 3.27. The difference of 0.87 between the experimental class with carrot juice intervention and the control class without carrot juice intervention with a p value of 0.000 <0.005. Conclusion: Carrot juice is effective in reducing dysmenorrhea pain in female adolescents of grade X at SMKN 6 Pandeglang.</em></p>Mayang Sri Ayu DewiGaidha Khusnul PangestuRetno Sugesti
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974EFEKTIFITAS DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME) DENGAN METODE WHATSAPP GROUP REMINDER BERKALA TERHADAP SELF CARE PADA PENDERITA DM TYPE II
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10176
<p>Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu permasalahan kesehatan terbesar di dunia dikarenakan setiap tahunnya terjadi peningkatan kasus (Rahman, 2017). Penyakit diabetes melitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi antara lain ialah stroke, hipertensi, serangan jantung, diabetik neoropati, diabetik retinopati, diabetik nephropati dan jika tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan kematian. . tujuan penelitian ini adalah Mengetahui efektifitas DSME dengan metode group whatss app reminder berkala terhadap selfcare pada penderita diabetes mellitus type II di puskesmas Sidomulyo pekanbaru . Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment. Penelitian ini di lakukan di puskesmas sidomulyo kota pekanbaru dengan sampel 30 responden . alat ukur yang di gunakan adalah kuesioner SDSCA . hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil Uji Paired Samples T-Test Self Care Diabetes Mellitus Type II sebelum dan sesudah self care diabetes mellitus type II dari 30 responden didapatkan nilai t hitung untuk self care diabetes mellitus type II adalah -4,187 dengan p value (Sig) ,000. Karena p value (Sig) ,000 < 0,05 maka Ha diterima berarti adanya pengaruh diabetes self management education (DSME) melalui group whatsapp reminder berkala terhadap self care diabetes mellitus type II di Puskesmas Sidomulyo . jadi kesimpulan adanya pengaruh diabetes self management education ( DSME ) melalui group whatssapp reminder berkala terhadap self care diabetes mellitus type II di Puskesmas Sidomulyo.</p> <p><em>Diabetes mellitus ( DM ) is one of the biggest health problems in the world because every year there is an increase in cass ( Rahman,2017 ) . Diabetes mellitus can cause various compilcationincluding stroke,hypertension,heart attack,diabetic neuropathy,diabetic retinopathy,diabetic nephropathy and if not treated properly it will cause death . the purpose of this study was to determine the effectiveness of DSME using periodic group whatssapp reminder method for self – care in patients with type II diabetets mellitus at the sidomulyo health center , pekanbaru. The type of research used in this research is Quasi Experimental . this research was conducted at the sidomulyo public health center , pekanbaru city with a sample 30 respondents. Measuring tool used is the SDSCA questionnaire . the results of the study showed that the results of the paired samples T –Test self care diabetes mellitus type II before and after self care diabetes mellitus type II from 30 respondents obtained the t value for self care diabetes mellitus type II was -4,187 with a p value ( sig ), 000 because the p value (sig ) . so the conclusion is that there is an influence of diabetes self management education ( DSME 0 throught periodic group whatssapp reminders on type II diabetes mellitus sef care at the sidomulyo health center. </em></p> <p> </p>Ernawati
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA ASUH IBU DAN STATUS EKONOMI DALAM KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETALING TAHUN 2024
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10316
<p>Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka bahwa tingginya kejadian stunting terdapat di puskesmas petaling sebanyak 82 orang pada tahun 2023, dan mengalami penurunan menjadi 62 orang pada bulan juli 2024. Wilayah Puskesmas Petaling masih menjadi wilayah tertinggi dibandingkan puskesmas lainnya. Menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode Cross-Sectional dengan teknik Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang di ukur pada bulan Juni tahun 2024 sebanyak 3.328 balita. Sampel penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi stunting pada wilayah kerja Puskesmas Petaling tahun 2024 dengan perhitungan sampel menggunakan rumus lameshow didapatkan sampel penelitian yaitu sebanyak 94 balita. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dalam kejadian stunting dilihat dari P-Value 0,000<0,05. Ada hubungan antara pola asuh ibu dalam kejadian stunting dilihat dari P-Value 0,000<0,05. Ada hubungan antara status ekonomi dalam kejadian stunting dilihat dari P-Value 0,002<0,05. Hasil penelitian ini diharapkan agar terus menggencarkan program pencegahan stunting dan melakukan intervensi kepada masyarakat dalam mencegah stunting. Pemanfaatan kecanggihan teknologi dalam meningkatkan intervensi edukasi kepada masyarakat seperti menyebarluaskan dan membuat forum komunikasi, edukasi, dan informasi pencegahan stunting dalam media sosial dan website serta blog untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting. Pengetahuan yang kurang baik bisa menyebabkan terjadinya kejadian stunting pada balita serta pola asuh ibu dan status ekonomi juga dapat mempengaruhi kejadian stunting yang membuat anak kekurangan asupan gizi, hal tersebut bisa mebuat tumbuh kembang anak jadi terlambat dibandingkan anak seusianya.</p> <p><em>Stunting is a condition of failure to grow in children under five due to chronic malnutrition, Based on data from the Bangka Regency Health Office, a high incidence of stunting was found in the Petaling Health Center as many as 82 people in 2023, and decreased to 62 people in July 2024. The Petaling Health Center area is still the highest compared to other health centers. A quantitative research design using the cross-sectional method and the purposive sampling technique was used. The population in this study is all toddlers measured in June 2024 as many as 3,328 toddlers. The sample of this study is part of the stunting population in the working area of the Petaling Health Center in 2024 with the calculation of the sample using the lameshow formula obtained from the research sample, which is 94 toddlers.The results of this study indicate that there is a relationship between knowledge and stunting incidence as seen from P-Value 0.000<0.05. There is a relationship between maternal parenting style and stunting incidence as seen from P-Value 0.000<0.05. There is a relationship between economic status and stunting incidence as seen from P-Value 0.002<0.05. The results of this study are expected to continue intensifying stunting prevention programs and conducting interventions for the community to prevent stunting. Utilization of technological advancement in improving educational interventions in the community, such as disseminating and creating communication forums, education, and information on stunting prevention through social media, websites, and blogs to increase maternal knowledge about stunting. Poor knowledge can lead to stunting incidence in children under five, and maternal parenting style and economic status can also influence stunting incidents that cause children to lack nutritional intake, which can make child development delayed compared to children of the same age.</em></p>SuryaniNs. Indri Puji LestariNs. Ardiansyah
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974ANALISIS DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN PUSKESMAS DITINJAU DARI PERMENKES NO 30 TAHUN 2022 : A Literature Review
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10117
<p>Mutu pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan elemen vital dalam sistem kesehatan nasional, berpengaruh langsung terhadap keselamatan pasien dan kepuasan layanan. Penelitian ini mengkaji kepatuhan terhadap indikator mutu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2022, mencakup kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, keberhasilan pengobatan pasien tb semua kasus sensitif obat , ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal care, dan kepuasan pasien. Metode yang digunakan Systematic Literature Review, dengan 12 artikel relevan sebagai sumber analisis. Hasil menunjukkan bahwa meskipun terdapat tingkat pengetahuan yang baik di kalangan tenaga kesehatan, tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan variasi implementasi masih ada. Untuk meningkatkan mutu layanan, diperlukan upaya berkelanjutan dalam pelatihan, penguatan sistem pengawasan, dan peningkatan fasilitas kesehatan. Kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas sangat penting untuk mencapai standar pelayanan yang optimal.</p>M. Hersyah RohmatullahAini FauziahIrren Jetty NuranisaAndini Sella PutriFildzah Hashifah Taufiq
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974EVALUASI KIMIA MEDISINAL FLAVONOID DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) SEBAGAI AGEN ANTIDIABETES MELALUI INHIBISI Α-GLUKOSIDASE
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10290
<p>Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat resistensi insulin atau defisiensi sekresi insulin. Daun pepaya (Carica papaya L.) telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan diabetes, namun data ilmiah mengenai senyawa aktif dan mekanisme penghambatannya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengkuantifikasi senyawa flavonoid dalam ekstrak daun pepaya serta menguji aktivitas penghambatannya terhadap enzim α-glukosidase in vitro. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan etanol 70%, kemudian senyawa flavonoid diidentifikasi melalui uji fitokimia, KLT, LC-MS/MS, dan HPLC. Hasil menunjukkan adanya tiga flavonoid utama: kuersetin (12,34–12,45 mg/g), kaempferol (8,21–8,76 mg/g), dan mirisetin (5,33–5,67 mg/g). Analisis spektrofotometri UV-Vis menunjukkan total flavonoid sebesar 26,54 ± 0,71 mg/g ekstrak kering. Uji aktivitas penghambatan α-glukosidase menunjukkan bahwa ekstrak bersifat dependen konsentrasi dengan IC<sub>50</sub> 78,24 ± 2,15 μg/mL, lebih rendah dibanding akarbosa (45,67 ± 1,89 μg/mL). Pada konsentrasi 200 μg/mL, ekstrak menghambat 82,15 ± 1,23% aktivitas enzim. Mekanisme inhibisi diduga melalui interaksi hidrogen antara gugus hidroksil flavonoid (terutama kuersetin dan kaempferol) dengan residu Asp215 dan Glu277 pada situs aktif enzim. Hasil ini menunjukkan potensi ekstrak daun pepaya sebagai inhibitor α-glukosidase alami yang lebih aman dibanding akarbosa. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai bioavailabilitas dan uji in vivo diperlukan untuk memastikan efektivitasnya sebagai terapi antidiabetes.</p> <p><em>Type 2 diabetes mellitus (DMT2) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia due to insulin resistance or insulin secretion deficiency. Papaya leaves (Carica papaya L.) have been traditionally used for the treatment of diabetes, but scientific data on the active compound and its inhibition mechanism are still limited. This study aims to identify and quantify flavonoid compounds in papaya leaf extract and test their inhibiting activity against the enzyme α-glucosidase in vitro. Extraction is carried out by maceration using 70% ethanol, then flavonoid compounds are identified through phytochemical tests, KLT, LC-MS/MS, and HPLC. The results showed the presence of three main flavonoids: quercetin (12.34–12.45 mg/g), kaempferol (8.21–8.76 mg/g), and myrisetin (5.33–5.67 mg/g). UV-Vis spectrophotometric analysis showed a total of flavonoids of 26.54 ± 0.71 mg/g of dry extract. The α-glucosidase inhibitory activity test showed that the extract was concentration-dependent with an IC<sub>50</sub> 78.24 ± 2.15 μg/mL, lower than that of acarbone (45.67 ± 1.89 μg/mL). At a concentration of 200 μg/mL, the extract inhibits 82.15 ± 1.23% of enzyme activity. The inhibition mechanism is thought to be through hydrogen interaction between hydroxyl groups of flavonoids (especially quercetin and kaempferol) with Asp215 and Glu277 residues at the enzyme's active sites. These results show the potential of papaya leaf extract as a natural α-glucosidase inhibitor that is safer than acarbosa. However, further research regarding bioavailability and in vivo tests are needed to ensure its effectiveness as an antidiabetic therapy. </em></p>Saeful AminIra RahmawatiAlya Rezky Ananda
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTONOMPO II TAHUN 2024
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jika/article/view/10420
<p>Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil adalah masalah gizi yang terjadi akibat ketidakseimbangan asupan energi dalam jangka waktu lama. Kondisi ini dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin, seperti meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, persalinan sulit, dan berat badan lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II Tahun 2024. Penelitian menggunakan desain cross-sectional study dengan 50 ibu hamil sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan (p=0,001) dan pola konsumsi (p=0,001) dengan kejadian KEK. Kesimpulan, terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dan pola konsumsi dengan KEK pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Bontonompo II.</p> <p><em>Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnant women is a nutritional issue caused by a prolonged imbalance in energy intake. This condition can adversely affect both maternal and fetal health, increasing the risk of pregnancy complications, difficult labor, and low birth weight. This study aims to analyze the factors associated with CED in pregnant women in the work area of the Bontonompo II Community Health Center in 2024. The research employs a cross-sectional study design with 50 pregnant women as the sample. Data were collected using a structured questionnaire and analyzed using the chi-square test. The results showed significant associations between knowledge (p=0.001) and dietary patterns (p=0.001) with the incidence of CED. In conclusion, knowledge and dietary patterns are significantly associated with CED in pregnant women the work area of the Bontonompo II Community Health Center.</em></p>Nur Fadilah AnggunLiska AlfaaizinNur AdninNikolaus Beni
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Kesehatan Adaptif
2025-04-292025-04-2974