SUMPAH PEMUDA DAN KONGRES PEMUDA: TONGGAK SEJARAH PERSATUAN BANGSA INDONESIA
Kata Kunci:
Sumpah Pemuda, Kongres Pemuda, Nasionalisme, Persatuan BangsaAbstrak
Sumpah Pemuda dan Kongres Pemuda merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, karena menandai lahirnya nasionalisme, identitas nasional, dan komitmen persatuan yang melampaui batas wilayah, etnis, agama, dan bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri latar belakang Kongres Pemuda Pertama dan Kedua, isi Sumpah Pemuda, peran tokoh-tokoh penting dalam Kongres tersebut, dan dampak Sumpah Pemuda terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif historis dengan pendekatan deskriptif-analitis untuk mengkaji latar belakang, isi, peran tokoh, dan dampak Sumpah Pemuda dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan dan pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda dan Kongres Pemuda di Indonesia, yang diselenggarakan pada tahun 1926 dan 1928, menyatukan berbagai organisasi pemuda dari berbagai suku dan daerah, menumbuhkan semangat nasionalisme dan komitmen persatuan. Sumpah Pemuda, yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928, menegaskan tiga komitmen utama: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia, yang memperkuat identitas dan komunikasi nasional lintas wilayah. Tokoh-tokoh kunci seperti Soegondo Djojopuspito, Wage Rudolf Supratman, dan Mohammad Yamin memainkan peran strategis dalam memimpin kongres, menggubah lagu kebangsaan "Indonesia Raya", dan merumuskan ideologi serta strategi perjuangan nasional. Nilai-nilai Sumpah Pemuda tetap relevan hingga saat ini, menginspirasi generasi muda untuk menjaga persatuan nasional di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi.
The Youth Pledge and the Youth Congress are significant events in Indonesian history, marking the birth of nationalism, national identity, and a commitment to unity that transcends territorial, ethnic, religious, and linguistic boundaries. This study aims to explore the background of the First and Second Youth Congresses, the content of the Youth Pledge, the roles of key figures in the Congresses, and the impact of the Youth Pledge on Indonesia's struggle for independence. This research uses a historical qualitative method with a descriptive-analytical approach to examine the background, content, roles of figures, and impact of the Youth Pledge in the historical context of the struggle for independence and the formation of Indonesian national identity. The Youth Pledge and the Youth Congress in Indonesia, held in 1926 and 1928, united various youth organizations from various ethnicities and regions, fostering a spirit of nationalism and a commitment to unity. The Youth Pledge, declared on October 28, 1928, affirmed three key commitments: one homeland, one nation, and one Indonesian language, strengthening national identity and communication across regions. Key figures such as Soegondo Djojopuspito, Wage Rudolf Supratman, and Mohammad Yamin played strategic roles in leading the congress, composing the national anthem "Indonesia Raya," and formulating the ideology and strategy for the national struggle. The values of the Youth Pledge remain relevant today, inspiring the younger generation to maintain national unity amidst the challenges of modernization and globalization.