STRATEGI PERSAINGAN MCDONALD'S VS RICHEESE FACTORY: ANALISIS GAME THEORY DALAM INDUSTRI FAST FOOD INDONESIA
Kata Kunci:
Game Theory, Fast Food, Keunggulan Bersaing, Strategi Campuran, Strategi PemasaranAbstrak
Persaingan yang semakin sengit dalam industri fast food di Indonesia mendorong para pelaku usaha untuk menerapkan strategi pemasaran yang efektif dan adaptif. McDonald’s dan Richeese Factory merupakan dua merek yang saling bersaing melalui inovasi menu, pelayanan, dan penyesuaian selera lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi persaingan antara McDonald’s dan Richeese Factory dengan menggunakan pendekatan teori permainan (game theory). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui kuesioner kepada 100 responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan matriks payoff, metode maximin-minimax, dan strategi campuran karena tidak ditemukan titik saddle point. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi optimal McDonald’s adalah variasi menu (X2) dan kemasan menarik (X3), dengan probabilitas masing-masing 61,5% dan 38,5%. Sementara itu, strategi optimal Richeese adalah porsi makanan (Y2) dan kesesuaian dengan selera lokal (Y3), dengan probabilitas masing-masing 7,7% dan 92,3%. Nilai permainan sebesar -9,23 menunjukkan bahwa Richeese berada pada posisi strategis yang lebih unggul dalam persaingan ini. Penelitian ini merekomendasikan McDonald’s untuk meningkatkan inovasi dan menyesuaikan produknya dengan selera konsumen lokal agar dapat memperbaiki daya saing di pasar fast food Indonesia.
The increasingly fierce competition in Indonesia's fast-food industry encourages businesses to implement effective and adaptive marketing strategies. McDonald’s and Richeese Factory are two competing brands that continuously innovate through menu variations, service quality, and local taste adaptation. This study aims to analyze the competitive strategies between McDonald’s and Richeese Factory using a game theory approach. A descriptive quantitative method was applied, with data collected from 100 respondents through questionnaires. The collected data were analyzed using a payoff matrix, the maximin-minimax method, and mixed strategy analysis due to the absence of a saddle point in pure strategies. The results indicate that McDonald’s optimal strategies are menu variety (X2) and attractive packaging (X3), with probabilities of 61.5% and 38.5%, respectively. Meanwhile, Richeese's optimal strategies are portion size (Y2) and local taste suitability (Y3), with probabilities of 7.7% and 92.3%, respectively. The game value of -9.23 indicates that Richeese holds a stronger strategic position in this competitive interaction. This research suggests that McDonald’s needs to improve its product innovation and adapt its offerings to local consumer preferences to enhance competitiveness in the fast-food market. Meanwhile, Richeese should maintain and strengthen its existing strategies to sustain its competitive advantage.



