PENERAPAN TERAPI OKUPASI MENGGAMBAR PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN AKIBAT HALUSINASI PENDENGARAN DIUPT RSBL PASURUAN

Penulis

  • Novi Eka Putri Ayu Febriyanti Universitas Muhammadiyah Malang
  • Sri Widowati Universitas Muhammadiyah Malang

Kata Kunci:

Terapi Okupasi Menggambar, Kecemasan, Halusinasi Pendengaran

Abstrak

Pasien laki-laki atas nama sdr.W berusia 40 tahun, mengalami kecemasan akibat halusinasi pendengaran yang dialaminya. Tingkat kecemasan yang tinggi pada pasien halusinasi perlu ditangani dengan intervensi non-farmakologis yang efektif, salah satunya melalui terapi okupasi menggambar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi okupasi menggambar terhadap tingkat kecemasan pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode studi kasus pada satu responden diUPT RSBL Pasuruan. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS) yang terdiri dari 20 item dengan rentang skor 20–80. Intervensi dilakukan selama tiga hari dengan metode pre-test dan post-test setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan skor kecemasan secara bertahap: hari pertama dari 71 menjadi 66 (penurunan 7,04%), hari kedua dari 62 menjadi 56 (penurunan 9,68%), dan hari ketiga dari 64 menjadi 56 (penurunan 12,5%). Penurunan ini menunjukkan bahwa terapi okupasi menggambar efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan dari kategori cemas sedang menjadi cemas ringan. Dengan demikian, terapi okupasi menggambar dapat direkomendasikan sebagai intervensi terapeutik non-farmakologis yang mudah diterapkan dan bermanfaat untuk mengurangi kecemasan pada pasien dengan halusinasi pendengaran.

A 40-year-old male patient Mr. W, experienced anxiety caused by auditory hallucinations. The high level of anxiety in patients with hallucinations needs to be managed through effective non-pharmacological interventions, one of which is drawing occupational therapy. This study aims to determine the effect of drawing occupational therapy on anxiety levels in patients with auditory hallucinations. The research design used a descriptive quantitative approach with a case study method involving one respondent at UPT RSBL Pasuruan. The measurement instrument used was the Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS), consisting of 20 items with a total score range of 20–80. The intervention was conducted over three days using a pre-test and post-test method each day. The results showed a gradual decrease in anxiety scores: on the first day from 71 to 66 (a decrease of 7.04%), on the second day from 62 to 56 (a decrease of 9.68%), and on the third day from 64 to 56 (a decrease of 12.5%). This reduction indicates that drawing occupational therapy is effective in lowering anxiety levels from the moderate to the mild category. Therefore, drawing occupational therapy can be recommended as an easily applicable and beneficial non-pharmacological therapeutic intervention to reduce anxiety in patients with auditory hallucinations.

Unduhan

Diterbitkan

2025-10-30