MEMPERTAHANKAN NILAI PANTUN DI ZAMAN MODERN

Penulis

  • Luhlu Zahara Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Syifa Aramitha Lubis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Lulu Ilmanun Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Winda Vita Puri Dalimunthe Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Amalya Putri Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Faridah Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kata Kunci:

Nilai Pantun, Eksistensi, Zaman Milenial

Abstrak

Bagi mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia, mempelajari sastra lisan seperti pantun merupakan hal yang menarik. Pantun adalah karya sastra terbatas yang dibacakan secara lisan oleh orang-orang di masa lalu dan berkembang menjadi semacam hiburan serta alat komunikasi. Hal ini menjadi dasar dari kegiatan percakapan yang muncul di sekitar evolusi pantun Indonesia. Diakui sebagai salah satu komponen dari sastra lisan, namun berubah seiring perkembangan zaman. Penerapan pantun dalam berbagai acara berdasarkan tujuan, situasi, dan kondisi menunjukkan hal ini. Hasil ini juga dikontraskan dengan kreasi para peserta terhadap sastra lisan di Korea. Para peserta terlibat dalam perdebatan yang menarik dengan sikap yang positif. Perbincangan ini perlu diteruskan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelompok terfokus atau kuliah tamu, untuk meningkatkan pengetahuan mengenai evolusi sastra Indonesia secara keseluruhan. 

For international students learning Indonesian, learning oral literature such as pantun is interesting. Pantun is a limited literary work that was recited orally by people in the past and developed into a kind of entertainment as well as a communication tool. This became the basis of the conversational activities that emerged around the evolution of Indonesian pantun. Recognized as a component of oral literature, it has changed with the times. The application of pantun in various events based on the purpose, situation and conditions shows this. These results were also contrasted with the participants' creation of oral literature in Korea. The participants engaged in an interesting debate with a positive attitude. These conversations need to be continued in various ways, such as focus group discussions or guest lectures, to increase knowledge of the evolution of Indonesian literature as a whole.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30