STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK FAHIRA IDRIS DALAM KEMENANGAN 3 PERIODE DI KEPULAUAN SERIBU
Kata Kunci:
Komunikasi Politik, Fahira Idris, Kepulauan SeribuAbstrak
Pemilihan umum 2024 merupakan momen krusial bagi sistem politik Indonesia, khususnya pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di DKI Jakarta, dengan fokus pada Kepulauan Seribu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi politik yang diterapkan oleh Fahira Idris, calon DPD yang telah menjabat selama tiga periode, dalam kampanyenya untuk periode 2024-2029. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi efektivitas pendekatan langsung kepada pemilih dibandingkan dengan penggunaan media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi tatap muka dan kehadiran fisik yang konsisten membantu membangun hubungan emosional yang kuat, terutama di komunitas lokal seperti Majelis Taklim. Pendekatan ini lebih efektif di daerah terabaikan seperti Kepulauan Seribu, yang sering kali kurang perhatian. Temuan ini memberikan kontribusi teoritis dan praktis dalam bidang komunikasi politik dengan menawarkan wawasan tentang strategi kampanye yang efektif. Penelitian ini menekankan pentingnya hubungan personal dalam meningkatkan dukungan pemilih, serta dapat menjadi panduan bagi calon legislatif dan tim kampanye dalam merancang strategi yang lebih efisien dan tepat sasaran.
The 2024 elections are a crucial moment for Indonesia's political system, particularly for the election of members of the Regional Representative Council (DPD) in DKI Jakarta, focusing on the Seribu Islands. This study aims to analyze the political communication strategies employed by Fahira Idris, a DPD candidate who has served three terms, in her campaign for the 2024-2029 period. Using qualitative methods, this research explores the effectiveness of direct engagement with voters compared to social media usage. The findings indicate that face-to-face interactions and consistent physical presence help build strong emotional connections, especially in local communities such as Majelis Taklim. This approach proves more effective in marginalized areas like the Seribu Islands, which often receive less attention. The study contributes both theoretically and practically to the field of political communication by providing insights into effective campaign strategies. It emphasizes the importance of personal relationships in enhancing voter support and can serve as a guide for legislative candidates and their campaign teams in designing more efficient and targeted strategies.