PERSEPSI MASYARAKAT SUKU BALI PERANTAUAN TERHADAP TANTANGAN DAN PELUANG PELESTARIAN BUDAYA BALI PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI DESA KERTA BUANA KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Penulis

  • Ayu Sekar Saraswati Putri Universitas Mulawarman
  • Moh. Bahzar Universitas Mulawarman
  • Asnar Universitas Mulawarman
  • Endang Herliah Universitas Mulawarman

Kata Kunci:

Persepsi, Suku Bali, Pelestarian Budaya, Tantangan, Peluang, Multikultural

Abstrak

Ayu Sekar Saraswati Putri, 2025 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, “Persepsi Masyarakat Suku Bali Terhadap Tantangan dan Peluang Pelestarian Budaya Bali pada Masyarakat Multikultural di Desa Kerta Buana Kecamatan Tenggarong Seberang”. Dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Moh. Bahzar, M.Si. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat Suku Bali perantauan terhadap upaya pelestarian budaya Bali di lingkungan masyarakat multikultural, mengetahui tantangan dan peluang yang dihadapi oleh masyarakat Suku Bali perantauan dalam melestarikan budaya mereka di tengah masyarakat multikultural, serta mengetahui pelestarian budaya Bali dapat diterima dan dihargai di tenngah masyarakat multikultural. Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Kerta Buana Kecamatan Tenggarong Seberang pada bulan Februari 2025 – April 2025. Subjek penelitian ini ialah ketua PHDI, perangkat desa, masyarakat Suku Bali, dan masyarakat multikultural dengan menggunakan Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan Masyarakat Suku Bali di Desa Kerta Buana  tetap menjaga dan melestarikan budaya Bali meskipun hidup di lingkungan multikultural. Upaya masyarakat Bali mereka rutin melaksanakan upacara adat dan hari raya keagamaan seperti metatah (potong gigi), ngaben (upacara kematian), hari raya galungan, kuningan, nyepi dan lain sebagainya. Meskipun dilakukan dengan skala lebih sederhana dan mengadaptasi budaya sesuai dengan kondisi setempat tanpa menghilangkan makna aslinya. Pelestarian budaya Bali di Desa Kerta Buana menghadapi tantangan dari generasi muda yang lebih tertarik pada budaya luar, serta tantangan hidup berdampingan dengan berbagai suku lain dalam masyarakat multikultural. Meski demikian, ada peluang pelestarian melalui pemanfaatan teknologi untuk promosi budaya Bali, mengadakan pertunjukkan kegiatan seni yang akan dibuka untuk umum dan masyarakat multikultural di Desa Kerta Buana. Masyarakat multikultural di Desa Kerta Buana sangat menerima dan menghargai pelestarian budaya Bali di desa mereka, karena masyarakat di Desa Kerta Buana memiliki tingkat toleransi yang tinggi serta, masyarakat suku Bali di Desa Kerta Buana dikenal ramah terhadap sesama dan terbuka terhadap interaksi budaya yang membuat masyarakat multikultural dengan senang menerima dan menghargai pelestarian budaya Bali. Masyarakat multikultural sering terlibat dalam kegiatan budaya Bali, menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat hidup berjalan selaras dengan keberagaman. Budaya Bali di Desa Kerta Buana bahkan menjadi potensi untuk pengembangan desa wisata berbasis budaya, memperkuat identitas lokal dan peluang ekonomi.

Ayu Sekar Saraswati Putri, 2025, Faculty of Teacher Training and Education, "The Perception of Balinese Migrant Communities on the Challenges and Opportunities for the Preservation of Balinese Culture in the Multicultural Society of Kerta Buana Village, Tenggarong Seberang District." Under the guidance of Prof. Dr. H. Moh. Bahzar, M.Si. The purpose of this study was to determine the perception of the Balinese diaspora community towards efforts to preserve Balinese culture in a multicultural society, to find out the challenges and opportunities faced by the Balinese diaspora community in preserving their culture in a multicultural society, and to find out whether the preservation of Balinese culture can be accepted and appreciated in the midst of a multicultural society. The type of research used qualitative descriptive research. This research was conducted in Kerta Buana Village, Tenggarong Seberang District in February 2025 - April 2025. The subjects of this study were the head of PHDI, village officials, the Balinese community, and the multicultural community using observation, interview, and documentation techniques. Data analysis techniques include data collection, data reduction, data display, and data conclusion. The results of the study show that the Balinese community in Kerta Buana Village continues to maintain and preserve Balinese culture even though they live in a multicultural environment. The efforts of the Balinese community routinely carry out traditional ceremonies and religious holidays such as metatah (tooth filing), ngaben (death ceremony), galungan, kuningan, nyepi and so on. Although it is done on a simpler scale and adapting the culture according to local conditions without eliminating its original meaning. The preservation of Balinese culture in Kerta Buana Village faces challenges from the younger generation who are more interested in outside cultures, as well as the challenges of living side by side with various other tribes in a multicultural society. However, there are opportunities for preservation through the use of technology to promote Balinese culture, holding art performances that will be open to the public and the multicultural community in Kerta Buana Village. The multicultural community in Kerta Buana Village is very accepting and appreciative of the preservation of Balinese culture in their village, because the community in Kerta Buana Village has a high level of tolerance and the Balinese community in Kerta Buana Village is known to be friendly to others and open to cultural interactions that make the multicultural community happy to accept and appreciate the preservation of Balinese culture. Multicultural communities are often involved in Balinese cultural activities, showing that cultural preservation can live in harmony with diversity. Balinese culture in Kerta Buana Village even has the potential to develop a cultural-based tourism village, strengthening local identity and economic opportunities.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29