UPAYA PELESTARIAN TRADISI ADAT DAYAK MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH DI TENGAH ARUS MODERNITAS

Penulis

  • Akhmad Syahriansyah Universitas Insan Budi Utomo
  • Rizki Agung Novariyanto Universitas Insan Budi Utomo
  • Jasuli Universitas Insan Budi Utomo

Kata Kunci:

Pelestarian Budaya, Masyarakat Adat Dayak, Modernitas, Agensi Budaya, Relasi Kuasa

Abstrak

Pelestarian tradisi adat di era modern merupakan arena kompleks, di mana masyarakat adat tidak hanya bertahan, tetapi juga secara aktif bernegosiasi dengan kencangnya arus globalisasi. Artikel ini mengkaji upaya pelestarian tradisi adat masyarakat Dayak Murung Raya di Kalimantan Tengah dengan menganalisis bentuk-bentuk pelestarian, strategi adaptasi yang dikembangkan, serta dinamika aktor dan relasi kuasa yang melingkupinya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif desain studi kasus, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatoris, dan studi dokumen dengan berbagai aktor kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelestarian bersifat selektif: ritual komunal seperti Tiwah dan festival budaya mendapat panggung utama, sementara warisan material seperti anyaman rotan dan Rumah Betang mengalami degradasi. Strategi adaptasi mencakup penyesuaian hukum adat melalui musyawarah, pemanfaatan media sosial oleh generasi muda sebagai ruang promosi, hingga negosiasi antara praktik adat (misalnya, berladang) dengan regulasi negara dan logika pasar (misalnya, komersialisasi ritual). Dinamika ini digerakkan oleh konstelasi aktor, tokoh adat sebagai penjaga legitimasi, pemerintah sebagai fasilitator dominan, pemuda sebagai inovator, dan perempuan sebagai pilar pewarisan domestik yang kini juga memasuki ranah kepemimpinan formal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelestarian budaya bukanlah upaya statis untuk menyelamatkan masa lalu, melainkan sebuah proses politik yang hidup, di mana identitas, makna, dan kedaulatan budaya terus-menerus dirundingkan.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30