IMPLEMENTASI TRADISI ADAT KWANGKAI DALAM MENINGKATKAN SIKAP GOTONG ROYONG MASYARAKAT DAYAK TUNJUNG DI DESA SEKOLAQ JOLEQ
Kata Kunci:
Tradisi Adat Kwangkai, Gotong Royong, Dayak Tunjung, Kearifan Lokal, Desa Sekolaq JoleqAbstrak
Kristianus Marchelo Lippi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman.. Implementasi Tradisi Adat Kwangkai Dalam Meningkatkan Sikap Gotong Royong Masyarakat dayak Tunjung Di Desa Sekolaq Joleq. Dibawah bimbingan Ibu Dra. Hj. Marwiah, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Endang Herliah, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi tradisi adat Kwangkai dalam meningkatkan sikap gotong royong masyarakat Dayak Tunjung di Desa Sekolaq Joleq, Kabupaten Kutai Barat. Tradisi Kwangkai merupakan upacara adat kematian yang dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Tunjung sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada leluhur. Tradisi ini tidak hanya bernilai sakral dan spiritual, tetapi juga menjadi sarana pelestarian nilai-nilai sosial budaya, khususnya semangat gotong royong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari kepala adat, panitia pelaksana upacara adat Kwangkai, dan masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi adat Kwangkai melibatkan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam bentuk kerjasama tenaga, waktu, dan materi. Tradisi ini berhasil memperkuat rasa kebersamaan, tanggung jawab sosial, serta mempererat hubungan antarwarga. Namun, beberapa kendala juga dihadapi, seperti pergeseran nilai akibat modernisasi dan perubahan keyakinan agama. Meskipun demikian, masyarakat masih berupaya mempertahankan nilai-nilai tradisi melalui pendidikan budaya lokal dan regenerasi pemahaman adat di kalangan generasi muda. Dengan demikian, implementasi tradisi adat Kwangkai terbukti memiliki peran penting dalam membangun dan menjaga semangat gotong royong sebagai bagian dari kearifan lokal masyarakat Dayak Tunjung di Desa Sekolaq Joleq.
Kristianus Marchelo Lippi, Faculty of Teacher Training and Education, Mulawarman University. The Implementation of the Kwangkai Traditional Ceremony in Strengthening the Spirit of Mutual Cooperation Among the Dayak Tunjung Community in Sekolaq Joleq Village. Supervised by Dra. Hj. Marwiah, M.Pd as the first advisor and Endang Herliah, S.Pd, M.Pd as the second advisor. This research aims to examine how the implementation of the Kwangkai traditional ceremony enhances the spirit of mutual cooperation (gotong royong) among the Dayak Tunjung community in Sekolaq Joleq Village, West Kutai Regency. The Kwangkai ceremony is a traditional Dayak Tunjung funeral ritual held to honor and commemorate deceased ancestors. This tradition is not only sacred and spiritual but also functions as a means to preserve social and cultural values—especially the spirit of mutual cooperation. The study uses a descriptive qualitative approach, with data collected through observation, in-depth interviews, and documentation. Informants in this study include traditional leaders, ceremony organizers, and local community members. The results indicate that the implementation of the Kwangkai tradition involves active participation from all community levels, contributing time, labor, and resources. This collective effort reinforces social solidarity, a sense of responsibility, and strengthens interpersonal relationships. However, some challenges are also present, such as value shifts due to modernization and changes in religious beliefs. Despite these challenges, the community continues to preserve the tradition by promoting cultural education and transferring traditional knowledge to the younger generation. In conclusion, the implementation of the Kwangkai traditional ceremony plays a significant role in fostering and maintaining the spirit of mutual cooperation, serving as a vital element of local wisdom within the Dayak Tunjung community in Sekolaq Joleq Village.