KAJIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA PADA ROKOK ELEKTRIK SERTA DAMPAKNYA PADA KESEHATAN
Kata Kunci:
Rokok, Elektrik, Kandungan, DampakAbstrak
Rokok elektrik adalah alat seperti rokok yang menghasilkan uap tanpa proses pembakaran, tetapi uap yang dihasilkan dari proses penguapan hasil pemanasan dari cairan seperti propilen glikol. Rokok elektrik terdiri dari tiga komponen, yaitu: plastic cartridge yang berfungsi sebagai alat pengisap dan cartridge yang berisi cairan, atomizer yang berfungsi untuk menguapkan cairan, dan baterai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kandungan bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok elektrik, mengetahui dampak penggunaan rokok elektrik pada kesehatan, serta mengetahui persepsi tentang rokok elektrik dari penggunanya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif melalui beberapa tahapan, yaitu observasi dengan kuesioner dan kajian literatur, dimana artikel dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya, dengan kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan dalam 15 tahun terakhir dengan total 10 literatur. Berdasarkan artikel yang dikumpulkan terdapat berbagai macam kandungan bahan kimia berbahaya dalam rokok elektrik. Studi literatur menunjukkan bahwa rokok elektrik mengandung nikotin, propilen glikol dan gliserin nabati, formaldehida dan acrolein, vitamin E asetat, serta kadmium, arsenik, merkuri, timbal, kromium, aluminium, besi, timah dan nikel. Bahan-bahan ini diketahui memiliki efek toksik dan karsinogenik. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan rokok elektrik antara lain, dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, menyebabkan iritasi pernapasan yang signifikan dan meningkatkan kejadian asma, menyebabkan kerusakan DNA dan dalam waktu panjang akan memicu kanker, merusak lapisan fosfolipid bilayer dan dapat menurunkan efektivitas surfaktan paru, serta dapat menyebabkan transformasi sel yang menyebabkan kanker dan tumor. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, pengguna rokok elektrik menunjukkan kesadaran dan kekhawatiran yang signifikan terhadap potensi risiko kesehatan yang terkait dengan produk ini. Pengguna juga mengandalkan berbagai sumber informasi, dan ada dukungan kuat untuk regulasi yang lebih ketat serta kebutuhan akan transparansi informasi pada label produk.