EVALUASI KUALITAS PENGAJARAN SMA DI ERA KURIKULUM MERDEKA: PERSPEKTIF GURU DAN SISWA

Abstrak

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru yang berfokus pada fleksibilitas serta pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Penelitian ini menganalisis kualitas pengajaran di sekolah menengah atas Indonesia selama implementasi Kurikulum Merdeka dengan menggunakan pendekatan metode campuran Metode kualitatif berfokus pada tantangan dan manfaat implementasi melalui wawancara dengan 5 guru dari 5 mata pelajaran berbeda. Sementara itu, metode kuantitatif mengumpulkan data melalui kuesioner Google Form yang dibagikan kepada 32 siswa yang dipilih menggunakan purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru merasa tidak ada perbedaan signifikan dalam materi yang diajarkan dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, sementara siswa melaporkan pengalaman yang positif. Sekitar 40,6% siswa sangat setuju bahwa materi lebih sesuai dengan bakat dan kekuatan mereka. Baik guru maupun siswa sepakat bahwa Kurikulum Merdeka memberikan pengajaran yang lebih kreatif dibandingkan dengan kurikulum standar sebelumnya. Fleksibilitas yang meningkat memungkinkan guru untuk menggali lebih dalam ke dalam materi, dengan 43,3% siswa menyatakan pemahaman mereka lebih baik dibandingkan metode sebelumnya. Namun, kebebasan yang lebih besar bagi guru menyebabkan tugas proyek yang terlalu sulit, membuat siswa merasa terbebani. Temuan menunjukkan bahwa 43,8% siswa sangat setuju bahwa tingkat stres mereka lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Meskipun demikian, 19 dari 32 siswa tetap lebih memilih kurikulum saat ini. Kesimpulannya, Kurikulum Merdeka memberikan dampak positif terhadap kualitas pengajaran karena pendekatan yang lebih fleksibel dan kreatif dinilai lebih efektif oleh guru dan siswa dibandingkan kurikulum sebelumnya. Namun, perlu ada penyesuaian untuk mengurangi stres siswa. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi perencana kurikulum untuk mengoptimalkan manfaatnya.

The Merdeka Curriculum is the latest curriculum that focuses on flexibility as well as the development of students' character and competence. This research analyzes the quality of teaching in Indonesian high schools during the implementation of the Merdeka Curriculum using a mixed-methods approach. The qualitative method focuses on the implementation through interviews with 5 teachers from different subjects. Meanwhile, the quantitative method collects data through Google Form questionnaires distributed to 32 students selected using purposive random sampling. The results show that teachers feel there is no significant difference in the material taught compared to the previous curriculum, while students report positive experiences. 40.6% of students strongly agree that the material aligns better with their talents and strengths. Both teachers and students agree that the Merdeka Curriculum provides more creative teaching methods compared to the previous standard curriculum. Increased flexibility allows teachers to explore the material deeper, with 43.3% of students stating that their understanding is better compared to previous methods. However, greater freedom for teachers results in overly difficult project assignments. Findings show that 43.8% of students strongly agree that their stress levels are higher than before. Nonetheless, 19 out of 32 students still prefer the current curriculum. In conclusion, the Merdeka Curriculum has had a positive impact on the quality of teaching because its flexible and creative approach is considered more effective by both parties compared to the previous curriculum. However, adjustments are needed to reduce stress. These findings provide important insights for curriculum planners to optimize its benefits.