SURVIVAL ABILITY PONDOK PESANTREN DALAM DINAMIKA SOSIAL POLITIK INDONESIA: PONDOK PESANTREN RAUDLATUT THALIBIN, REMBANG, JAWA TENGAH
Kata Kunci:
Pesantren, Kiai, Kemampuan Survival, New Institutionalism, Politik KulturalAbstrak
Keberadaan pesantren di Indonesia ternyata mampu dipertahankan dari masa ke masa, melewati dinamika perkembangan dan perubahan kondisi sosial politik yang ada. Adanya relasi dan kemampuan survival antara pesantren dengan dunia politik sosial juga menjadi salah satu bekal pesantren untuk mempertahankan keberadaanya. Tujuan penelitian ini nantinya akan menjawab bagaimana kiprah dan kemampuan survival pesantren dalam dinamika sosial politik di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan agar penulis mendapat gambaran terkait objek penelitian, dan objek penelitian ini adalah Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah. Secara teoritis penelitian ini akan dianalisis dengan teori new institutionalism dan teori politik kultural. Keterlibatan pesantren dengan politik tidak lepas dari adanya peran kiai. Karena suatu lembaga akan dapat bertahan, jika dipegang oleh aktor yang tepat dan mendapat legitimasi yang kuat. Pesantren Raudlatut Thalibin sebagai suatu lembaga memiliki peran seorang aktor, yakni kyai sebagai pemimpin, pengelola dan motor penggerak suatu pesantren. Legitimasi juga dapat didapat pesantren melalui hubungan yang telah dibangun oleh kyai dengan masyarakat, melalui peran dan kiprah dari seorang kyai. Peran dari seorang kyai dalam kehidupan sosial politik tidak hanya diperankan secara struktural saja, namun juga kultural dengan dasar nilai-nilai sosial kultural yang ada didalam masyarakat. Sehingga kiprah dan kemampuan adaptasi Pesantren Raudlatut Thalibin didorong oleh pengaruh internal dan eksternal, yakni adanya peran kyai dalam mengelola pesantren dan juga peran kyai yang bersentuhan secara langsung dengan kehidupan sosial politik.
The existence of pesantren in Indonesia has been able to be maintained from time to time, they through the dynamics of development and changes in existing socio-political conditions. The existence of a relationship and adaptability between the pesantren and the world of social politics is also one of the provisions for the pesantren to maintain its existence. The purpose of this research will be to answer how they progress and the survival ability of pesantren in the socio-political dynamics in Indonesia. This study uses a qualitative method that aims to get the writer related to the object of research, and the object of this research is the Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Central Java. Theoretically, this research will be analyzed with the theory of new institutionalism and cultural politic theory. The involvement of pesantren with politics cannot be separated from the role of the kiai. Because an institution will be able to survive if it is held by the right actors and has strong legitimacy. The Pesantren of Raudlatut Thalibin as an institution has the role of an actor, namely the kyai as the leader, manager, and driving force of an pesantren. Legitimacy can also be obtained by pesantren through the relationships the kyai have built with the community, through the role and progress of a kyai. The role of a kyai in socio-political life is not only played structurally but also culturally based on socio-cultural values that exist in society. So that the progress and adaptability of the Raudlatut Thalibin Islamic Boarding School are driven by internal and external influences, namely the role of the kyai in managing the pesantren and also the role of the kyai who is in direct contact with socio-political life.