https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/issue/feedJurnal Kajian Agama Islam2025-04-16T12:41:19+00:00Open Journal Systemshttps://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10255ANALISIS KURIKULUM PESANTREN: KONSEP, TUJUAN, DAN IMPLEMENTASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM 2025-04-16T12:41:19+00:00Azzahra Iswi Marita azzahraahmad983@gmail.comAlisa Nurhasanah Salamalisanrs12@gmail.comSuratman Suratmansuratman@uinsi.ac.id<p>Pendidikan pesantren di Indonesia memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan kualitas sumber daya manusia. Kurikulum pesantren dirancang untuk menanamkan nilai-nilai keislaman yang kuat serta membekali santri dengan ilmu pengetahuan agama dan umum. Namun, di era modern ini, pesantren menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan kurikulum, seperti kesenjangan antara kurikulum tradisional dan tuntutan dunia modern, serta kurangnya standarisasi dalam penerapan kurikulum di berbagai daerah. Selain itu, keterbatasan fasilitas pendidikan, tenaga pengajar yang kompeten, dan akses terhadap teknologi modern menjadi hambatan dalam meningkatkan kualitas pendidikan pesantren. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya merancang kurikulum yang lebih dinamis dan responsif, serta memperkuat sinergi antara pesantren, pemerintah, dan lembaga pendidikan lainnya. Dengan pendekatan yang tepat, sistem pendidikan pesantren dapat terus berkembang dan berkontribusi dalam mencetak generasi unggul, baik dalam aspek spiritual maupun akademik.</p>2025-04-16T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islamhttps://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/9981STUDI LITERATUR: PROFESIONALISME GURU TERHADAP PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN DEEP LEARNING2025-03-24T07:00:09+00:00Munawirmunawir@uinsby.ac.idSri Ratih Robiatul Adawiyah srirathra@gmail.comMillatul Islamyahmillatuislamyah123@gmail.com<p>Studi literatur ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis peran profesionalisme guru dalam mengintegrasikan pendekatan deep learning ke dalam praktik pembelajaran. Profesionalisme guru, yang mencakup kompetensi pedagogis, teknologi, dan reflektif, menjadi faktor kunci dalam keberhasilan penerapan deep learning di era digital. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur sistematis, dengan mengidentifikasi, menyeleksi, dan mensintesis literatur relevan dari berbagai sumber. Temuan menunjukkan bahwa guru perlu mengembangkan kompetensi spesifik, seperti pemahaman konsep deep learning, kemampuan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, dan keterampilan evaluasi berbasis data. Tantangan yang dihadapi guru meliputi kurangnya pelatihan, dukungan teknis, dan kesenjangan digital. Studi ini merekomendasikan perlunya pengembangan profesional berkelanjutan, dukungan kebijakan, dan kolaborasi untuk meningkatkan efektivitas penerapan deep learning dalam pembelajaran dan memperkuat profesionalisme guru.</p>2025-03-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islamhttps://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/9697METODE DAKWAH YANG EFEKTIF DALAM MENGOPTIMALKAN TEKNOLOGI DIGITAL DI KALANGAN GENERASI MUDA2025-03-05T10:46:26+00:00Dzikri Anjar Susilo Sasongkodzikrianjar9840@upi.eduMaryam Khaeranimaryamkhaerani10@upi.eduNasha Indri Fazilanasha.18@upi.eduNurlaila Ramadhannurlailaramadhan22@upi.eduNazwa Aulia Zahranazwaaulia.az294@upi.eduHisny Fajrussalamhfajrussalam@upi.edu<p><em>The development of digital technology has changed the way Islamic preaching is practiced, making it easier to spread religious messages without the limitations of time and place through digital platforms such as social media, podcasts, and video streaming. Digital da'wah allows for more active interaction between preachers and audiences, expanding reach and increasing community engagement. However, the main challenge faced is the spread of invalid information and conflicting ideologies. This research discusses the opportunities and challenges of digital da'wah in Islamic education, as well as the importance of verifying information and selecting content that is in line with Islamic teachings. A wise strategy in utilizing technology is necessary to achieve effective and beneficial da'wah for the ummah</em><em>.</em></p>2025-03-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islamhttps://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10001PENGUATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN ROHIS BERBASIS BILINGUAL DI SMPN 3 TANGERANG SELATAN2025-03-26T07:11:11+00:00Rohemimiewadhon@gmail.comHulailah Istiqlaliyahhulailah@iiq.ac.id<p>Rendahnya sikap keagamaan siswa di sekolah dikarenakan banyaknya budaya asing yang berpengaruh buruk terhadap perkembangan sikap keagamaan siswa. Dan dimana Rohis memiliki potensi besar untuk memperkuat pembelajaran PAI di sekolah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan program rohis berbasis bilingual yang lebih menarik dan relevan bagi siswa.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, serta menggunakan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip penguatan yang tepat dalam kegiatan rohis berbasis bilingual menciptakan lingkungan belajar yang positif, meningkatkan motivasi, keterlibatan dan pemahaman siswa terhadap materi PAI. Selain itu, kegiatan rohis berbasis bilingual terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Dapat dilihat dari berbagai aktivitas siswa dalam kegiatan rohis berbasis bilingual ini, seperti membuat teks pidato keagamaan yang kemudian di praktekan dalam kegiatan rohis rutin jum’at pagi. Kegiatan ini dapat melatih 4 keterampilan bahasa, yaitu writing, reading, speaking dan listening.</p> <p>The low religious attitudes of students at school are due to the large number of foreign cultures which have a negative influence on the development of students' religious attitudes. And where Rohis has great potential to strengthen PAI learning in schools. Therefore, it is necessary to develop a <em>bilingual</em>-based spiritual program that is more interesting and relevant for students.This research uses qualitative research, using observation, interview and documentation methods, and uses data analysis techniques, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions.The results of this research indicate that the application of appropriate reinforcement principles in <em>bilingual</em>-based spiritual activities creates a positive learning environment, increasing students' motivation, involvement and understanding of PAI material. In addition, <em>bilingual</em>-based spiritual activities have proven to be effective in improving students' language skills. It can be seen from the various student activities in this <em>bilingual</em>-based spiritual activity, such as writing religious speech texts which are then practiced in routine Friday morning spiritual activities. This activity can train 4 language skills, namely writing, reading, speaking and listening.</p>2025-03-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islamhttps://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/9702SPIRITUALITAS DALAM KEHIDUPAN MODERN2025-03-05T12:54:14+00:00 Moh Ali Akbar Nafis mohaliakbarnafis@gmail.com<p>Modernitas hadir dengan menawarkan beragam kemudahan serta kenyamanan yang dapat masyarakat dapatkan secara instan, melalui kemajuan teknologi, kemenarikan media sosial, kenyamanan infrastruktur dan lain sebagainya. Hingga kemudian segala kenyamanan tersebut mulai menimbulkan masalah, beragam perasaan negatif mulai menggerogoti dari dalam diri masyarakat; cemas, stress, takut, pesimis apatis dan lain sebagainya, merupakan hal yang terindikasi hadir akibat kegersangan spiritualitas yang tengah melanda kehidupan masyarakat dewasa kini. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi spiritualitas di dalam kehidupan modern melalui kacamata Tafsīr Fī Ẓilāl al-Qurān Karya Sayyid Quṭb dan Tafsīr al-Asās fī tafsīr Sa’id Ḥawwā serta bagaimana komparasi pemikiran Sayyid Quṭb dalam Tafsīr Fī Ẓilāl al-Qurān dan Sa’id Ḥawwā dalam Tafsīr al-Asās fī tafsīr tentang kondisi spiritualitas dalam kehidupan modern. Metode yang digunakan oleh penulis di dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka, dengan sumber data primer yang berasal dari kitab tafsir Fī Ẓilāl al-Qurân karya Sayyid Quṭb dan al-Asās fī tafsīr Karya Sa’id Ḥawwā melaui penelitian pada Q.S al-A’raf: 2, Q.S Ibrahim: 1 dan 52. Di dalam tafsirnya, Sayyid Quṭb menyatakan bahwa masyarakat sedang berada dalam peradaban Jahiliah modern serta Sa’id Ḥawwā yang berpendapat bahwa masyarakat sedang berada di dalam ketersesatan presepsi dan pola pikir dalam membaca serta memahami petunjuk dan peringatan yang Allah sampaikan di dalam al-Qur’an. Kedua mufassir sepakat bahwa kondisi spiritual masyarakat dewasa kini sedang berada dalam kemunduran dan ketersesatan yang membutuhkan pembenahan pada dimensi spiritual sebagai petunjuk serta pemicu kejernihan pola pikir dan kemajuan peradaban.</p> <p><em>Modernity comes by offering a variety of conveniences and comforts that people can get instantly, through technological advances, social media convenience, infrastructure convenience and so on. Until then all these comforts began to cause problems, various negative feelings began to eat away from within the community; Anxiety, stress, fear, pessimistic apathy and so on, are things that are indicated to be present due to the aridity of spirituality that is sweeping the life of today's society. Therefore, this study aims to find out how the condition of spirituality in modern life is through the lens of Sayyid Quṭb's Tafsīr Fī Ẓilāl al-Qurān and Sayyid Quṭb's Tafsīr al-Asās fī tafsīr Sa'id Ḥawwā and how the thinking compares Sayyid Quṭb in Tafsīr Fī Ẓilāl al-Qurān and Sa'id Ḥawwā in Tafsīr al-Asās fī tafsīr on the condition of spirituality in modern life. The method used by the author in this thesis is literature research, with primary data sources derived from the tafsir Fī Ẓilāl al-Qurân by Sayyid Quṭb and al-Asās fī tafsīr Sa'id Ḥawwā through research on Q.S al-A'raf: 2, Q.S Ibrahim: 1 and 52. In his interpretation, Sayyid Quṭb states that society is in the modern Jahiliah civilization as well as Sa'id Ḥawwā who argues that society is in a misguided perception and mindset in reading and understanding the instructions and warnings that God say it in the Qur'an. Both mufassir agreed that the spiritual condition of adult society is now in decline and misdirection which requires revamping the spiritual dimension as a clue and trigger for clarity of mindset and progress of civilization.</em></p>2025-03-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam