Jurnal Kajian Agama Islam
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai
id-IDJurnal Kajian Agama IslamSTUDI LITERATUR : IMPLEMENTASI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10240
<p>Studi Salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah adalah penerapan profesionalisme guru pendidikan agama. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analitis. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, dengan cara mencari dan memilih jurnal-jurnal yang terkait melalui database akademik. Profesionalitas guru Pendidikan agama dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik sangat diperlukan karena guru adalah pengembang kecerdasan anak bangsa terutama guru di sekolah dasar atau madrasah. Pada sisi implementasi kurikulum, peran guru yang kompeten dan profesional sangat menentukan keberhasilan pembelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah. Sebagai seorang profesional, guru harus mengenal siapa dirinya, kekuatan, kelemahan, kewajiban dan arah pengembangan dirinya. KKG PAI menyediakan wadah untuk memperdalam pemahaman kurikulum, penyusunan rencana pembelajaran, serta pengembangan metodologi pengajaran. Dalam dunia yang terus berkembang, guru dituntut untuk terus mengembangkan diri melalui pemilihan strategi yang tepat agar dapat memberikan kualitas pendidikan yang optimal dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dengan memperkuat kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional guru, diharapkan kualitas pembelajaran PAI di Madrasah Ibtidaiyah dapat meningkat, dan tujuan pendidikan agama Islam dapat tercapai secara maksimal.</p>MunawirRahmatul MufidaLailatul Isro’Illiyah
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam
2025-04-292025-04-2994HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10122
<p>Filsafat pendidikan Islam merupakan kajian mendalam mengenai dasar, tujuan, dan proses pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai Islam. Hakikat filsafat pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada pemahaman intelektual semata, tetapi juga mencakup integrasi antara wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah) dan akal dalam membentuk manusia paripurna (insan kamil). Kajian ini menyoroti bagaimana filsafat pendidikan Islam berangkat dari pandangan hidup Islam yang memandang manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi ruhani dan jasmani. Tujuan utama pendidikan dalam perspektif ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengembangkan akhlak mulia, serta membentuk individu yang berilmu dan bertanggung jawab terhadap diri, masyarakat, dan alam sekitarnya. Pendekatan ini menekankan keseimbangan antara aspek duniawi dan ukhrawi, serta antara aspek individual dan sosial. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam menjadi landasan normatif dan filosofis dalam merancang sistem pendidikan yang holistik dan transformatif. Kajian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pemikiran pendidikan dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan sistem pendidikan Islam yang relevan dan kontekstual dengan tantangan zaman.</p>Iqbal Sukring
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam
2025-04-292025-04-2994PERAN PENYIARAN ISLAM DALAM MEMBANGUN KARAKTER DAN AKHLAK MASYARAKAT
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10257
<p>Penyiaran Islam memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan akhlak masyarakat di tengah arus informasi modern. Melalui berbagai saluran media seperti radio, televisi, hingga platform digital, ajaran-ajaran Islam disebarluaskan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang bersumber dari Islam. Tulisan ini bertujuan mengeksplorasi sejauh mana isi dari penyiaran Islami berkontribusi secara positif dalam membentuk kepribadian masyarakat, terutama dalam hal kejujuran, tanggung jawab, toleransi, dan kepedulian terhadap sesama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan menganalisis program-program siaran Islami yang populer serta wawancara bersama tokoh agama dan pelaku media. Temuan menunjukkan bahwa siaran Islami yang dilakukan secara konsisten, relevan, dan komunikatif mampu menjadi alat yang efektif dalam menanamkan akhlak mulia serta memperkuat identitas keislaman di tengah masyarakat. Oleh karena itu, penyiaran Islam tidak hanya berfungsi sebagai media dakwah, melainkan juga sebagai sarana pembinaan karakter yang berkesinambungan.</p> <p><em>Islamic broadcasting plays a vital role in shaping the character and morals of society amid the current flow of information. Through various media channels such as radio, television, and digital platforms, Islamic teachings are disseminated to instill moral and ethical values derived from Islam. This paper aims to explore the extent to which Islamic broadcast content contributes positively to the development of individual character, particularly in aspects such as honesty, responsibility, tolerance, and social awareness. The research employs a descriptive qualitative approach by analyzing popular Islamic broadcast programs and conducting interviews with religious figures and media practitioners. The findings indicate that consistent, relevant, and communicative Islamic broadcasting can serve as an effective means to instill noble character traits and strengthen Islamic identity within society. Therefore, Islamic broadcasting functions not only as a medium for religious outreach (dakwah) but also as a sustainable tool for character education.</em></p>M Shahrun NizamSayidah Afyatul Masruroh
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam
2025-04-292025-04-2994TANTANGAN DALAM MELAKUKAN DAKWAH DI MEDIA SOSIAL: SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10141
<p>Dakwah adalah upaya menyebarluaskan ajaran agama Islam dan mengajak manusia untuk mengubah perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi perilaku yang benar. Era digital mendatangkan berbagai medium untuk berdakwah, salah satunya dan terutama media sosial. Mayoritas dari penduduk dunia menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, berdakwah dalam media sosial akan memiliki audiens yang banyak dan beragam dari seluruh penjuru dunia. Akibatnya, ajaran agama Islam dapat tersebar secara luas dan masif. Namun, berdakwah dalam media sosial tidak tanpa tantangan. Demi meningkatkan efektivitas dakwah media sosial, perlu diidentifikasi dan diatasi tantangan-tantangan yang dapat muncul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan-tantangan utama berdakwah dalam media sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) yang bertujuan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mensintesis penelitian yang relevan untuk memberikan gambaran yang komprehensif. Berdasarkan penggunaan aplikasi Publish or Perish dan screening artikel, ditemukan 15 artikel relevan dari 50 artikel hasil pencarian. Tantangan-tantangan utama dakwah dalam media sosial teridentifikasi ada 6, yakni: penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks; kurangnya literasi digital dan etika dalam menggunakan media sosial; meningkatnya konten radikalisme; keterbatasan format dan durasi konten dakwah; problematika pada masalah internal aktivis dakwah; serta tantangan adaptasi terhadap pengembangan teknologi dan media.</p> <p><em>Da'wah is an effort to spread the teachings of Islam and invite people to change behavior that is not in accordance with Islamic teachings into correct behavior. The digital era brings various mediums for preaching, one of which is and especially social media. The majority of the world's population uses social media in their daily lives. Therefore, preaching on social media will have a large and diverse audience from all over the world. As a result, the teachings of Islam can be spread widely and massively. However, preaching on social media is not without challenges. In order to increase the effectiveness of social media preaching, it is necessary to identify and overcome the challenges that can arise. This study aims to identify and analyze the main challenges of preaching in social media. The research method used is Systematic Literature Review (SLR) which aims to identify, evaluate, and synthesize relevant research to provide a comprehensive picture. Based on the use of the Publish or Perish application and article screening, 15 relevant articles were found from 50 search results. The main challenges of da'wah in social media were identified as 6, namely: the spread of inaccurate information or hoaxes; lack of digital literacy and ethics in using social media; increasing radicalism content; limitations on the format and duration of da'wah content; problems with internal problems of da'wah activists; and challenges in adapting to the development of technology and media.</em></p> Muhammad Rafhael LazuardyMaulana Yusuf
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam
2025-04-292025-04-2994PROMOTING RELIGIOUS PLURALISM THROUGH ISLAMIC EDUCATION: A STUDY OF RELIGIOUS LEADERSHIP IN BALUN TURI, LAMONGAN: A PRISMA-BASED META-ANALYSIS
https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10097
<p>Pluralisme agama sangat penting untuk membina kerukunan sosial dalam masyarakat multiagama. Studi ini mengeksplorasi bagaimana kepemimpinan agama dapat meningkatkan pluralisme agama melalui pendidikan Islam di Balun Turi, Lamongan. Dengan menggunakan metodologi PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses), penelitian ini secara sistematis mengumpulkan, mengevaluasi, dan mensintesis literatur akademis yang relevan, studi empiris, dan studi kasus untuk menciptakan pemahaman yang menyeluruh tentang topik tersebut. Temuan menunjukkan bahwa para pemimpin agama memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai inklusif dalam pendidikan Islam, memfasilitasi dialog antaragama, dan memediasi konflik yang berakar pada perbedaan agama. Selain itu, kolaborasi antara pendidikan formal dan informal secara signifikan membantu dalam mempromosikan pluralisme agama di wilayah tersebut. Studi ini menggarisbawahi pentingnya dukungan kebijakan dalam memperkuat kerangka kerja pendidikan agama, yang pada akhirnya mendorong koeksistensi antaragama yang berkelanjutan.</p> <p><em>Religious pluralism is essential for fostering social harmony within multi-faith communities. This study explores how religious leadership can enhance religious pluralism through Islamic education in Balun Turi, Lamongan. By employing the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) methodology, this research systematically gathers, evaluates, and synthesizes relevant academic literature, empirical studies, and case studies to create a thorough understanding of the topic. The findings indicate that religious leaders play a crucial role in embedding inclusive values within Islamic education, facilitating interfaith dialogue, and mediating conflicts rooted in religious differences. Additionally, the collaboration between formal and informal education significantly aids in promoting religious pluralism in the region. This study underscores the importance of policy support in strengthening religious education frameworks, ultimately fostering sustainable interfaith coexistence</em><em>.</em></p>Hanif AmrullahMuhammad Rofiq
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam
2025-04-292025-04-2994