Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai id-ID Fri, 30 May 2025 17:09:38 +0000 OJS 3.3.0.7 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 REVITALISASI MUATAN LOKAL SEBAGAI STRATEGI PENGUATAN IDENTITAS BUDAYA DI MI MA'ARIF NU 02 SINDANGSARI SAMARINDA https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10869 <p>Revitalisasi muatan lokal sebagai strategi penguatan identitas budaya di MI Ma'arif NU 02 Sindangsari, Samarinda, merupakan respons terhadap tantangan yang dihadapi oleh globalisasi, yang mengancam eksistensi budaya lokal. Penelitian ini menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai budaya lokal ke dalam kurikulum pendidikan untuk menumbuhkan rasa identitas nasional dan kebanggaan budaya di kalangan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif kualitatif, dengan fokus pada praktik dan strategi yang diterapkan di MI Ma'arif NU 02. Temuan menunjukkan bahwa sekolah ini secara efektif mengintegrasikan elemen budaya lokal, seperti seni tradisional, bahasa daerah, dan nilai-nilai komunitas, ke dalam kurikulumnya. Integrasi ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang warisan budaya mereka, tetapi juga mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan budaya, sehingga memperkuat identitas budaya mereka. Namun, tantangan seperti keterbatasan pelatihan guru, perangkat ajar yang tidak memadai, dan dukungan pemerintah daerah yang kurang menghambat implementasi muatan lokal secara optimal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa MI Ma'arif NU 02 dapat dijadikan model bagi lembaga pendidikan lain dalam melestarikan dan merevitalisasi budaya lokal melalui pendidikan. Kolaborasi antara sekolah, komunitas, dan otoritas lokal sangat penting untuk mempertahankan upaya ini dan memastikan bahwa nilai-nilai budaya lokal tetap relevan di tengah pengaruh global.</p> <p><em>The revitalization of local content as a strategy for strengthening cultural identity in MI Ma'arif NU 02 Sindangsari, Samarinda, is a response to the challenges posed by globalization, which threatens the existence of local cultures. This study highlights the importance of integrating local cultural values into the educational curriculum to foster a sense of national identity and cultural pride among students. The research employs a qualitative descriptive case study approach, focusing on the practices and strategies implemented at MI Ma'arif NU 02. The findings reveal that the school effectively incorporates local cultural elements, such as traditional arts, local languages, and community values, into its curriculum. This integration not only enhances students' understanding of their cultural heritage but also promotes active participation in cultural activities, thereby strengthening their cultural identity. However, challenges such as limited teacher training, inadequate teaching materials, and insufficient support from local government hinder the optimal implementation of local content. The study concludes that MI Ma'arif NU 02 serves as a model for other educational institutions in preserving and revitalizing local culture through education. The collaboration between the school, community, and local authorities is crucial for sustaining these efforts and ensuring that local cultural values remain relevant in the face of global influences.</em></p> Holidin Holidin, Akhmad Muadin Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10869 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 KONSEP DASAR MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10532 <p>Pendidikan Agama Islam memiliki peran strategis dalam membentuk karakter, moral, dan spiritual peserta didik melalui berbagai aspek pembelajaran, seperti Al-Qur'an dan Hadis, Aqidah, Fikih, Akhlak Islam, serta Sejarah Peradaban Islam. Setiap elemen dalam PAI bertujuan untuk membangun pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengembangannya, materi pembelajaran PAI harus memperhatikan prinsip relevansi agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik, konsistensi agar pembelajaran tetap berkesinambungan, serta kecukupan agar materi yang disampaikan tidak terlalu sedikit maupun berlebihan. Dengan kurikulum yang terstruktur dengan baik, peserta didik diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang kuat tetapi juga mampu mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam sikap dan perilaku mereka, baik secara individu maupun dalam kehidupan sosial.</p> <p><em>PAI plays a crucial role in shaping students’ character, morality, and spirituality through various aspects of learning, such as the Qur'an and Hadith, Aqidah, Fiqh, Islamic Ethics, and the History of Islamic Civilization. Each component aims to deepen students' understanding of Islamic teachings and their practical application in daily life. The development of PAI learning materials must adhere to the principles of relevance, ensuring alignment with students' needs, consistency for structured and continuous learning, and adequacy to balance content comprehensiveness without overwhelming learners. With a well-structured curriculum, students are expected not only to acquire strong religious knowledge but also to internalize and implement Islamic values in their personal conduct and social interactions</em><em>.</em></p> Ahmad Junaedi Sitika, Laitsa Nailul Amani, Ramadhan Reza , Nandia Latifah Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10532 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 KONSEP, METODOLOGI, DAN MODEL PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH MENENGAH DAN ATAS https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11119 <p>Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkat Sekolah Menengah dan Atas memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral peserta didik. Artikel ini membahas konsep dasar PAI, metodologi yang digunakan dalam pembelajaran, serta model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Melalui analisis literatur dan kajian praktis, ditemukan bahwa pendekatan integratif dan inovatif seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi interaktif, serta pemanfaatan teknologi digital dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran PAI.</p> <p><em>Islamic Religious Education (PAI) learning at the Junior High School and Senior High School levels has an important role in shaping the character and morals of students. This article discusses the basic concepts of PAI, the methodology used in learning, and effective learning models to improve the understanding and implementation of Islamic values in everyday life. Through literature analysis and practical studies, it was found that integrative and innovative approaches such as project-based learning, interactive discussions, and the use of digital technology can improve the effectiveness of PAI learning.</em></p> Naila Hanastasya Adzikry, Sabrina Septiani, Sekar Wulan Suci , Achmad Junaedi Sitika Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11119 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 OPTIMALISASI ZAKAT DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10838 <p>Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, kesenjangan sosial-ekonomi tetap menjadi hambatan dalam menciptakan kesejahteraan yang merata. Dalam konteks ini, zakat sebagai salah satu rukun Islam memiliki potensi besar sebagai instrumen keuangan sosial untuk mengatasi kemiskinan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam optimalisasi zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi pustaka terhadap literatur klasik dan kontemporer, data statistik, serta regulasi terkait pengelolaan zakat. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengelolaan zakat yang profesional, transparan, dan tepat sasaran mampu meningkatkan taraf hidup mustahik, mengurangi ketimpangan sosial, serta mendorong kemandirian ekonomi. Namun, tantangan seperti rendahnya kesadaran masyarakat, keterbatasan sumber daya manusia, dan kurangnya sistem informasi terpadu masih menjadi kendala. Oleh karena itu, strategi inovatif seperti edukasi zakat, pelatihan pemberdayaan mustahik, peningkatan kapasitas SDM amil, serta sinergi dengan program pemerintah menjadi langkah penting dalam mewujudkan zakat sebagai instrumen yang efektif, inklusif, dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Indonesia.</p> <h1><em>Poverty is a complex problem that is still a major challenge in Indonesia. Although various efforts have been made, socio-economic disparities remain an obstacle to creating equitable welfare. In this context, zakat as one of the pillars of Islam has great potential as a social financial instrument to overcome poverty. This article aims to examine in depth the optimization of zakat in improving the welfare of the poor. The study uses a qualitative descriptive approach through a literature study of classical and contemporary literature, statistical data, and regulations related to zakat management. The results of the study show that professional, transparent, and targeted zakat management can improve the standard of living of mustahik, reduce social inequality, and encourage economic independence. However, challenges such as low public awareness, limited human resources, and the lack of an integrated information system are still obstacles. Therefore, innovative strategies such as zakat education, mustahik empowerment training, increasing the capacity of amil human resources, and synergy with government programs are important steps in realizing zakat as an effective, inclusive, and sustainable instrument to improve the welfare of the poor in Indonesia.</em></h1> Isnia Dwi Febriana, Hanania Inawati Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10838 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 FIQIH PERNIKAHAN DALAM MENANGGAPI PERMASALAHAN PERNIKAHAN DINI PADA TAHUN 2020-2025 https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10913 <p>Meningkatnya angka pernikahan dini pada tahun 2020-2025 menjadi salah satu isu penting yang berpotensi meningkatkan angka perceraian di Indonesia. Artikel ini membahas tentang fiqih islam dalam menanggapi kasus pernikahan muda dan perceraian yang sering terjadi akibat ketidaksiapan pasangan secara fisik, psikologis, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi pustaka dan analisis isi. Hasil kajian menunjukkan bahwa angka pernikahan dini pada periode 2020-2025 banyak dipengaruhi oleh faktor internal, seperti rendahnya pendidikan dan minimnya pemahaman keagamaan, serta faktor eksternal seperti perjodohan, tekanan orang tua, budaya, dan kondisi ekonomi. Dampak dari pernikahan dini mencakup kerentanan terhadap kekerasan rumah tangga, terbatasnya akses pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan, hingga risiko kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pemahaman ulang terhadap ajaran agama secara kontekstual serta penguatan edukasi dan regulasi untuk menekan angka pernikahan dini dan perceraian pada periode mendatang.</p> Tsalitsa Atsna Safira, Andika Nur Ilham, Ghefira Elmaymanah, Ristania Qurani Salsabila, Nasywa Azzahra, Rangga Adi Setiawan, Moch Ridwan Karindra, Siti Umayah Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10913 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 PENDIDIKAN ETIKA DAN MORAL: ANALISIS ISI KITAB WASHOYA AL AABA LI AL ABNAA SEBAGAI PANDUAN PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10793 <p>Gagasan pendidikan etika dan moral Muhammad Syakir al-Iskandariyah dalam kitab Washaya al-Aba li al-Abna menyoroti pentingnya pendidikan moral dalam menumbuhkan perilaku terpuji dan berbudi luhur yang menjadi kebiasaan bagi peserta didik yang mencari keridhaan Allah SWT dimanapun berada.&nbsp; Tujuannya adalah mewujudkan pendidikan Islam sebagai penerus agama, tanah air, dan bangsa. Dalam kajian ini, peneliti akan mengkaji pemikiran Muhammad Syakir al-Iskandariyah dalam kitab Washaya al-Aba li al-Abna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis telaah kepustakaan (library research). pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, sedangkan teknik analisis datanya dilakukan dengan analisis isi (content analysis) dan analisis historis. ada enam tahapan dalam metode analisis isi yaitu: unitizing, sampling, recording, reducing, abductively infering, narating. kemudian dilanjutkan dengan validitas tes terkait keabsahan data yang di kaji. Selain itu penulis juga melihat dalam mengalobarasi konsep pendidikan etika dan moral Muhammad Syakir dalam kitab Washaya al-Aba li al-Abna. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep pendidikan etika dan moral menurut kitab Washaya al-Aba li al-Abna adalah: Pertama, Konsep pendidikan moral: (1) Pendidikan akhlaq kepada Allah SWT; Taqwa kepada Allah SWT, Taubat kepada Allah SWT, Sabar kepada Allah SWT, Syukur kepada Allah SWT, Tawakkal kepada Allah SWT. (2) Pendidikan akhlaq kepada Nabi Muhammad SAW. (3) Pendidikan akhlaq kepada sesama manusia; Akhlaq kepada orang tua, Akhlaq kepada guru, Akhlaq kepada teman. Kedua, Etika peserta didik: (1) Etika Deskriptif; Lebih memuliakan guru dari pada orang tua, Mengharap ridho Allah SWT. (2) Etika Nurmatif; Sungguh-sungguh dan penuh semangat, Mengatur waktu, Membaca-memahami-menelaah materi ajar, Bertanya dan berdiskusi, Belajar sesuai dengan tingkatannya, Patuh pada aturan, Menjadikan keadaan yang damai, Berperilaku yang baik.</p> <p><em>Muhammad Syakir al-Iskandariyah's idea of ethical and moral education in the book Washaya al-Aba li al-Abna highlights the importance of moral education in fostering commendable and virtuous behavior which becomes a habit for students who seek the pleasure of Allah SWT wherever they are.&nbsp; The aim is to realize Islamic education as the successor of religion, homeland and nation. In this study, researchers will examine Muhammad Syakir al-Iskandariyah's thoughts in the book Washaya al-Aba li al-Abna. This research uses a qualitative approach to the type of library research. Data collection uses documentation methods, while data analysis techniques are carried out using content analysis and historical analysis. There are six stages in the content analysis method, namely: unitizing, sampling, recording, reducing, abductively inferring, narrating. then proceed with the validity test related to the validity of the data being studied. Apart from that, the author also looks at the development of Muhammad Syakir's concept of ethical and moral education in the book Washaya al-Aba li al-Abna. The research results show that the concept of ethical and moral education according to the book Washaya al-Aba li al-Abna is: First, the concept of moral education: (1) Moral education towards Allah SWT; Taqwa to Allah SWT, Repentance to Allah SWT, Patience to Allah SWT, Gratitude to Allah SWT, Tawakkal to Allah SWT. (2) Moral education for the Prophet Muhammad SAW. (3) Moral education for fellow humans; Morals to parents, Morals to teachers, Morals to friends. Second, student ethics: (1) Descriptive Ethics; Honor teachers more than parents, hope for Allah SWT's blessing. (2) Nurmative Ethics; Seriously and enthusiastically, Manage time, Read-understand-study teaching material, Ask questions and discuss, Learn according to level, Obey the rules, Create a peaceful environment, Have good behavior.</em></p> Dimas Maulana Achmad, Muhammad Najib Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10793 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 MENELUSURI MAKNA TAFAQQUH FID DIN SEBAGAI JIHAD INTELEKTUAL DAN SPIRITUAL Q.S AT TAUBAH AYAT 122) https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11400 <p>“Tafaquh fid din” merupakan istilah dalam khazanah Islam yang mengandung makna mendalam tentang upaya memahami dan mendalami ilmu agama secara menyeluruh. Studi ini bertujuan untuk mengkaji secara konseptual makna tafaquh fid din dalam dimensi jihad intelektual dan spiritual, serta relevansinya dalam kehidupan umat Islam kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, di mana data diperoleh melalui telaah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, hadis, serta literatur keislaman klasik dan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tafaquh fid din tidak hanya terbatas pada aktivitas belajar agama secara teoritis, tetapi juga merupakan bentuk jihad yang mencakup aspek intelektual melalui pengembangan wawasan keislaman dan spiritual melalui pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan nyata. Dalam konteks modern, tafaquh fid din menjadi landasan penting dalam membentuk Muslim yang tidak hanya cerdas secara keilmuan, tetapi juga memiliki integritas moral dan ketangguhan spiritual. Dengan demikian, tafaquh fid din dapat dipahami sebagai bentuk perjuangan intelektual dan ruhani yang harus terus dihidupkan di tengah tantangan zaman.</p> <p><em>Tafaquh fid din is a term in Islamic scholarship that carries a profound significance, referring to the effort of understanding and deeply comprehending religious knowledge in its entirety. This study aims to conceptually examine the meaning of tafaquh fid din within the realms of intellectual and spiritual jihad, as well as its relevance to contemporary Muslim life. The research adopts a qualitative approach using the literature review method, with data gathered through the analysis of Qur'anic verses, hadiths, and both classical and modern Islamic literature.The findings indicate that tafaquh fid din extends beyond theoretical religious learning. It also represents a form of jihad that encompasses the intellectual dimension—through the development of Islamic understanding—and the spiritual dimension—through the practical application of religious principles in daily life. In the modern context, tafaquh fid din becomes a crucial foundation for cultivating Muslims who are not only academically proficient but also possess strong moral integrity and spiritual resilience. Thus, tafaquh fid din should be regarded as an ongoing intellectual and spiritual struggle, which must be preserved in the face of contemporary challenges.</em></p> Eva Sunarya, H.Komarudin, Sassi Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11400 Sat, 31 May 2025 00:00:00 +0000 ANALISIS PEMBAGIAN WARISAN DALAM KELUARGA DENGAN ANGGOTA BERBEDA AGAMA MENURUT HUKUM ISLAM https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10908 <p>Pembagian warisan dalam keluarga yang anggotanya berbeda agama merupakan isu kompleks dalam hukum waris Islam, terutama di negara multikultural seperti Indonesia. Hukum Islam secara normatif melarang pewarisan lintas agama berdasarkan nash Al-Qur’an dan Hadis, sebagaimana ditegaskan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Namun, realitas sosial menuntut fleksibilitas hukum untuk mengakomodasi keadilan dalam keluarga multireligius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan hukum Islam terhadap waris beda agama, mengkaji dasar hukum penghalang waris, serta mengeksplorasi solusi yang ditawarkan ulama kontemporer seperti wasiat wajibah dan hibah. Studi ini menunjukkan bahwa meskipun prinsip fikih klasik masih dominan, pendekatan kontemporer melalui maqashid syariah, yurisprudensi progresif, serta penggunaan instrumen hibah dan wasiat menjadi solusi alternatif dalam menjembatani ketegangan antara ketentuan syariah dan realitas sosial. Dengan pendekatan adaptif ini, hukum Islam berpotensi berkembang secara dinamis dan responsif terhadap tuntutan keadilan dalam masyarakat plural.</p> Luthfi Mawardani, Balqis Nasywa Prasetyono, Tahmid As Sidiq, Nadhifatul Aulia, Jenny Amanda Umaya, Aurin Dwi Kurniasih Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10908 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 GENERASI ALPHA DAN TANTANGAN DAKWAH ISLAM SERTA SOLUSI DI ERA DIGITAL https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10709 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan dakwah Islam dalam menjangkau Generasi Alpha yang tumbuh dan berkembang dalam ekosistem digital. Urgensi masalah ini terletak pada perubahan pola komunikasi, nilai, dan perilaku generasi baru yang sangat dipengaruhi oleh teknologi informasi, media sosial, dan algoritma digital. Generasi Alpha dikenal sebagai digital natives yang tidak hanya cakap dalam penggunaan teknologi, tetapi juga memiliki preferensi komunikasi yang serba cepat, visual, dan interaktif. Kondisi ini menuntut transformasi strategi dakwah dari metode konvensional menuju pendekatan yang lebih kontekstual, kreatif, dan relevan dengan dunia digital. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik studi pustaka, mengkaji literatur dan jurnal ilmiah yang relevan, serta observasi terhadap konten dakwah digital yang beredar di media sosial. Data dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan dakwah kepada Generasi Alpha meliputi rendahnya atensi terhadap konten religius formal, minimnya literasi keagamaan digital yang kredibel, serta dominasi konten hiburan yang berpotensi membentuk nilai secara pasif. Namun, peluang besar juga terbuka melalui platform seperti YouTube, TikTok, dan podcast, yang apabila digunakan secara strategis dapat menjadi media efektif dalam menyampaikan nilai-nilai Islam secara moderat, menyenangkan, dan bermakna. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan kapasitas dai digital dan literasi dakwah berbasis media sebagai bagian dari strategi besar menghadapi era dakwah 5.0.</p> Sukring Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10709 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN SENI PADA ERA DINASTI SAFAWIYAH https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11210 <p>Dalam perkembangan peradaban kerajaan Safawi, berkembang pula ilmu pengetahuan sebagai dasar pendidikan Islam, meskipun belum secara pesat dan terpusat pada ilmu pengetahuan. Pengajaran pendidikan Islam lahir ditandai dengan didirikannya lembaga-lembaga yang bertujuan untuk memberikan dasar pendidikan Islam, tetapi masih fokus pada mengutamakan ajaran paham Syiah. Kajian tentang perkembangan seni, khususnya arsitektur dan lukisan, masa pra hingga Shah Abbas I, menarik ditelaah lebih jauh guna melihat konstruksi budaya yang dapat dijadikan pelajaran di masa kini, khususnya di Indonesia yang kaya akan budaya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sejarah seni, yaitu bagaimana seni berkembang di masa Dinasti Ṣafawi dan bagaimana seni dapat turut memengaruhi perkembangan ekonomi. Inovasi dalam bidang seni yang dilakukan Shah Abbas I sebenarnya melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Tahmasp I, hanya saja ia memberikan perbedaan yang jelas dengan membangun kota imperial Isfahan dan secara tidak langsung ia juga melakukan branding terhadap barang- barang artistik, dengan mewakafkannya pada tempat-tempat ziarah suci, seperti permata, karpet, porselen dan manuskrip ilustratif.</p> Mely Navatilova Manurung, Fadhil Zakwan Agung, Jeni Valestiani, Mita Riyani Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11210 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 STRATEGI MANAJEMEN RISIKO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN ISLAM (STUDI KASUS DI MI MA’ARIF NU 02 SINDANGSARI SAMARINDA) https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10872 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi manajemen risiko yang diterapkan oleh MI Ma’arif NU 02 Sindangsari Samarinda dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan Islam. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada kompleksitas tantangan yang dihadapi madrasah ibtidaiyah, baik dari faktor internal seperti keterbatasan sumber daya manusia, fasilitas, dan dana, maupun dari faktor eksternal seperti perubahan kebijakan, bencana alam, dan kompetisi dari sekolah swasta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi terhadap dokumen kebijakan dan pelaksanaan program madrasah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MI Ma’arif NU 02 telah mengidentifikasi berbagai risiko strategis dan menerapkan dua pendekatan utama dalam manajemen risiko, yaitu strategi preventif dan korektif. Strategi preventif meliputi pelatihan guru, penyusunan SOP mitigasi bencana, dan audit internal, sedangkan strategi korektif dilakukan melalui perbaikan sistem manajemen dan penguatan kemitraan eksternal. Penerapan strategi ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan kepuasan peserta didik dan wali murid, efektivitas pembelajaran, serta efisiensi tata kelola madrasah. Meskipun demikian, strategi tersebut masih memiliki kelemahan dalam hal konsistensi implementasi dan integrasi nilai-nilai manajemen risiko berbasis syariah. Oleh karena itu, madrasah perlu memperkuat kapasitas SDM, meningkatkan sistem monitoring, serta memasukkan prinsip-prinsip Islam seperti amanah, maslahah, dan ta’awun ke dalam sistem manajemen risiko yang lebih sistematis dan berkelanjutan. Strategi ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan mutu madrasah Islam di era kontemporer.</p> Holidin Holidin, Siti Julaiha Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10872 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 REKONSTRUKSI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MODERASI BERAGAMA DI MI MA’ARIF NU 02 SINDANG SARI https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10604 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merekonstruksi kurikulum Pendidikan Islam di MI Ma’arif NU 02 Sindang Sari dengan pendekatan nilai-nilai moderasi beragama. Moderasi beragama (wasatiyyah) merupakan prinsip penting dalam ajaran Islam yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan penolakan terhadap segala bentuk ekstremisme. Konsep ini menjadi sangat relevan dalam konteks pendidikan dasar, sebagai fondasi dalam membentuk karakter anak yang inklusif dan berkeadaban. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi terhadap guru, kepala sekolah, siswa, dan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum yang berlaku masih dominan pada aspek kognitif dan ritus keagamaan, namun belum menyentuh nilai-nilai toleransi secara eksplisit. Tantangan utama dalam implementasi nilai moderasi meliputi resistensi ideologis, keterbatasan sumber daya ajar, serta minimnya pelatihan guru. Penelitian ini menawarkan model rekonstruksi kurikulum yang menekankan pada integrasi keterampilan berpikir kritis, pemahaman terhadap keberagaman, serta pengenalan isu-isu kontemporer ke dalam pembelajaran. Proses implementasi disusun dalam tiga fase: pelatihan guru, uji coba kurikulum, dan evaluasi berkelanjutan. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi lembaga pendidikan Islam dasar lainnya dalam mengembangkan kurikulum yang relevan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dan realitas sosial Indonesia.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>This research aims to evaluate and reconstruct the Islamic Education curriculum at MI Ma’arif NU 02 Sindang Sari with an approach based on the values of religious moderation. Religious moderation (wasatiyyah) is an important principle in Islamic teachings that emphasizes balance, tolerance, and the rejection of all forms of extremism. This concept becomes highly relevant in the context of primary education, serving as a foundation for shaping inclusive and civilized children's character. Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews, participatory observations, and documentation studies involving teachers, school principals, students, and parents. The research results show that the current curriculum still predominantly focuses on cognitive aspects and religious rituals but has not yet explicitly addressed the values of tolerance. The main challenges in implementing moderation values include ideological resistance, limited teaching resources, and insufficient teacher training. This research offers a curriculum reconstruction model that emphasizes the integration of critical thinking skills, understanding of diversity, and the introduction of contemporary issues into learning. The implementation process is structured in three phases: teacher training, curriculum trial, and continuous evaluation. The results of this research are expected to serve as a reference for other basic Islamic educational institutions in developing a curriculum that is relevant to the values of Islam rahmatan lil ‘alamin and the social realities of Indonesia</em><em>.</em></p> Holidin Holidin, Ariyadi A, Suratman Suratman Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10604 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 TRANFORMATIF PENDIDIKAN ISLAM DALAM TANTANGAN MODERNITAS (TELAAH PEMIKIRAN AZYUMARDI AZRA) https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11123 <p>Pemikiran tentang islamisasi ilmu pengetahuan menimbulkan tantangan baru bagi pendidikan Islam di Indonesia. Pendidikan Islam mengalami banyak perubahan dalam sejarah mulai dari masa kolonial hingga masa sekarang ini. Namun, kritikan Azyumardi Azra tentang Islamisasi ilmu dan lebih menitikberatkan perubahan pada kualitas lembaga dan sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan Pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan modernitas. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan yang mengkaji konsep dari sumber bacaan dan literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam masih tertinggal dibandingkan dengan sistem pendidikan lainnya, terutama dalam hal profesionalitas pendidik, kompetensi bersaing, dan perilaku siswa yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, upaya transformatif pendidikan Islam diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Solusi dari gagasan modernisasi Azyumardi Azra menekankan integrasi nilai-nilai dan ilmu pengetahuan Islam, peningkatan kualitas tenaga pendidik, dan penguatan daya saing institusi pendidikan Islam di era global.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>The idea of the Islamisation of science poses new challenges for Islamic education in Indonesia. Islamic education has undergone many changes in history from the colonial period to the present. However, Azyumardi Azra's criticism of the Islamisation of science and focuses more on changes in the quality of institutions and human resources. The purpose of this research is to find out the changes in Islamic Education in facing the challenges of modernity. The research methodology used is library research that examines concepts from reading sources and literature. The results of this study indicate that Islamic education is still lagging behind compared to other education systems, especially in terms of educators' professionalism, competitive competence, and student behaviour that sometimes contradicts Islamic values. Therefore, transformative efforts of Islamic education are needed to face the challenges of adjusting to the times. The solution to Azyumardi Azra's modernisation ideas emphasises the integration of Islamic values and science, improving the quality of educators, and strengthening the competitiveness of Islamic education institutions in the global era.</em></p> Marta Novika, Wedra Aprison, Hendrisab Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11123 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 ZAKAT SEBAGAI PENGGANTI PAJAK DALAM SISTEM EKONOMI NEGARA https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10855 <p>Zakat sebagai instrumen alternatif pengganti pajak di negara-negara muslim berpotensi meningkatkan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat merupakan salah satu rukun IsIam di mana bukan hanya sekedar kewajiban individu, tetapi juga sarana untuk mencapai keadilan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi literatur, menganalisis regulasi zakat dan pajak, serta pengelolaan keuangan publik dari perspektif Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zakat dapat berfungsi efektif dalam redistribusi kekayaan dan menciptakan keadilan sosial. Namun, tantangan seperti ketidakmerataan distribusi zakat, pemahaman masyarakat yang masih rendah, dan pengelolaan yang konvensional menjadi kendala dalam implementasinya. Integrasi zakat dan pajak dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program sosial dan efisiensi pengelolaan keuangan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pajak konvensional dan memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat.</p> <p><em>Zakat as an alternative instrument to tax in Muslim countries has the potential to increase the positive impact on public welfare and reduce poverty. As one of the pillars of Islam, zakat is not only an individual obligation, but also a means to achieve social justice. The research method used is descriptive qualitative approach with literature study, analyzing zakat and tax regulations, as well as public financial management from Islamic perspective. The results show that zakat can function effectively in wealth redistribution and creating social justice. However, challenges such as unequal distribution of zakat, low public understanding, and conventional management become obstacles in its implementation. Integration of zakat and tax can increase community participation in social programs and financial management efficiency. This is expected to reduce dependence on conventional taxes and provide maximum benefits for the welfare of society.</em></p> Tengara Risqi Maulida, Airin Nafisa Dewi, Marla Yuni Rahmawati, Carlita Anas Nabila, Lintang Sastrawijaya, Muhamad Zaky Setia Budi, Rafi Khairan Damar Satrio, Zidni Maulidatul Husna Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10855 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN KOTA (UMK) DI PROVINSI JAMBI MENURUT PERSPEKTIF FIKIH MUAMALAH https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11045 <p>Manusia merupakan makhluk tuhan yang berperan aktif dalam mencari dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya ialah dengan bekerja. Berbicara tentang bekerja tentu tidak terlepas dari masalah upah, apakah sudah sesuai dengan kadar pekerjaannya atau bagaimana perspektif fikih muamalah apakah sudah sesuai atau tidak, maka dari itu pokok kajian pada penulisan ini ialah “ Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Menurut Perspektif Fiqih Muamalah”. Dengan rumusan masalah yaitu: Bagaimana mekanisme penetapan upah minimum kabupaten/kota Jambi, dan bagaimana besaran UMK Jambi dalam perspektif fikih muamalah. Penelitian ini menggunakan metode pustaka (Library Reseach) dengan sumber data seperti teks, buku atau sumber relevan lainnya yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan, menjelaskan, dan memaparkan. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui mekanisme penetapan UMK Jambi dan perspektif fikih muamalahnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menganalisis praktik pembiayaan yang digunakan oleh pemangku kepentingan UMKM di provinsi jambi yang mana sudah sesuai dalam perspektif fikih muamalah.</p> Siti Rhadiah, Ruhil Ardini, Rahmadani Safitri Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11045 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 PEMAHAMAN TASAWUF IMAM AL-GHAZALI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10827 <p>Pemahaman tasawuf Imam Al-Ghazali dalam pendidikan Islam menekankan integrasi antara aspek intelektual dan spiritual. Al-Ghazali berargumen bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan akhlak dan jiwa yang baik. Dalam karyanya, ia menguraikan pentingnya niat yang tulus, pengendalian diri, dan pencarian hakikat kebenaran sebagai landasan dalam proses pendidikan. Melalui pendekatan tasawuf, Al-Ghazali mendorong para pendidik dan pelajar untuk mengembangkan kesadaran spiritual yang mendalam, sehingga pendidikan dapat menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi. Dengan demikian, pemikiran Al-Ghazali memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman pendidikan Islam yang holistik, yang mengedepankan keseimbangan antara ilmu, iman, dan akhlak.</p> <h1><em>The understanding of Sufism by Imam Al-Ghazali in Islamic education emphasizes the integration of intellectual and spiritual aspects. Al-Ghazali argues that education should not only focus on the acquisition of knowledge but also on the formation of good character and a virtuous soul. In his works, he elaborates on the importance of sincere intention, self-control, and the pursuit of the essence of truth as foundational elements in the educational process. Through a Sufi approach, Al-Ghazali encourages educators and students to develop a profound spiritual awareness, so that education can produce individuals who are not only intellectually competent but also possess high moral values. Thus, Al-Ghazali's thought significantly contributes to the understanding of holistic Islamic education, which prioritizes the balance between knowledge, faith, and ethics.</em></h1> Restu Saputra, Wedra Aprison Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10827 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 KARAKTERISTIK KURIKULUM KBK, KTSP, K.13 DAN KURIKULUM MERDEKA https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10911 <p>Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat. Empat kurikulum utama yang diterapkan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kurikulum 2013 (K.13), dan Kurikulum Merdeka. KBK menekankan pada penguasaan kompetensi yang harus dimiliki siswa, dengan pendekatan kontekstual yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Penilaian dalam KBK bersifat beragam, tidak hanya melalui ujian tertulis, tetapi juga melalui penilaian kinerja dan portofolio. KTSP memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokal, dengan fokus pada peserta didik dan integrasi berbagai mata pelajaran. Penilaian dalam KTSP menggunakan metode yang beragam, termasuk penilaian formatif dan sumatif. Kurikulum 2013 (K.13) mengadopsi pendekatan saintifik yang menekankan metode ilmiah dalam pembelajaran, serta integrasi pendidikan karakter untuk membentuk nilai dan moral siswa. K.13 juga menekankan penilaian autentik yang mencerminkan kemampuan siswa dalam konteks nyata. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan penekanan pada pembelajaran berdiferensiasi, proyek, dan kegiatan praktis. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang holistik, mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Secara keseluruhan, perubahan kurikulum ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan efektivitas pendidikan di Indonesia, dengan fokus pada pengembangan kompetensi, karakter, dan relevansi pembelajaran terhadap kehidupan siswa. Dengan memahami karakteristik masing-masing kurikulum, diharapkan pendidik dapat mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam proses pembelajaran.</p> <p><em>The education curriculum in Indonesia has undergone various changes to improve the quality of learning and the relevance of education to the needs of society. The four main curricula implemented are the Competency-Based Curriculum (KBK), the School Level Curriculum (KTSP), the 2013 Curriculum (K.13), and the Independent Curriculum. KBK emphasizes the mastery of competencies that students must have, with a contextual approach that links subject matter to everyday life. Assessments in KBK are diverse, not only through written exams, but also through performance and portfolio assessments. KTSP gives schools autonomy to develop curricula according to local characteristics and needs, with a focus on students and the integration of various subjects. Assessments in KTSP use various methods, including formative and summative assessments. The 2013 Curriculum (K.13) adopts a scientific approach that emphasizes scientific methods in learning, as well as the integration of character education to shape students' values and morals. K.13 also emphasizes authentic assessments that reflect students' abilities in real contexts. The Independent Curriculum provides flexibility and freedom for schools and teachers to determine learning methods that suit students' needs, with an emphasis on differentiated learning, projects, and practical activities. This curriculum aims to create holistic education, integrating cognitive, affective, and psychomotor aspects. Overall, this curriculum change reflects an effort to improve the effectiveness of education in Indonesia, with a focus on developing competencies, character, and the relevance of learning to students' lives. By understanding the characteristics of each curriculum, it is hoped that educators can implement more effective strategies in the learning process.</em></p> Restu Saputra, Zulfani Sesmiarni Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10911 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 ZAKAT MAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM: DASAR HUKUM, SYARAT DAN PERANNYA DALAM KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN EKONOMI https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10775 <p>Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yang ketiga, sebagaimana umat Islam sudah sewajarnya membayarkan zakat sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku. Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk menjelaskan dan memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai dasar hukum zakat mal, syarat-syarat harta yang wajib dizakatkan, ketentuan pembagian zakat mal, serta manfaat dan hikmah dari pelaksanaan zakat mal. Kemudian dalam penulisan artikel ini, metode yang digunakan yaitu metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu dengan mengkaji berbagai literatur dan sumber terpercaya. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa pelaksanaan zakat mal memiliki peran penting dalam membersihkan harta dan jiwa, serta dalam pelaksanaannya zakat mal juga memiliki manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan sosial (dibahas dalam delapan golongan penerima zakat). Zakat juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta pemerataan kesejahteraan di lingkungan masyarakat.</p> Najwa Tirsa Aninda, Yulida Arikka Putri, Raelan Pangestu Ramadhani, Friska Rahma Fadilah, Puji Astuti, Nuraeni, Titin Setyowati, Dimas Putra Pratama Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10775 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 HARTA BERSAMA MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERUNDANGAN UNDANGAN DI INDONESIA https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11244 <p>Setiap perkawinan mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh sebelum melakukan perkawinan dari masing-masing pihak suami atau istri. Sedang harta bersama dalam perkawinan atau disebut harta gono gini merupakan harga bersama yang dihasilkan melalui syirkah atau kerja sama antara suami dan istri. Para ulama berbeda pendapat akan hal ini, akan tetapi mayoritas mengatakannya sebagai syirkah abdan. Bila perceraian terjadi, maka dapat dilakukan pembagian harta bersama dengan mengkiyaskannya dengan syirkah abdan atau dengan cara lain yang disepakati.</p> <p><em>Every marriage has brought wealth and acquired prior to the marriage of each spouse party. Average property together in marriage or the so-called property prices along Gono gini is generated through syirkah or cooperation between husband and wife. The scholars have different opinions about this, but the majority say as shirkah Abdan. When divorce occurs, then do the division of property together with an agreed manner.</em></p> Aldo Fernando , Jumni Nelly Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11244 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 DAMPAK INFAQ TERHADAP PENINGKATAN UKHUWAH ISLAMIYAH https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10895 <p>Infaq merupakan salah satu amalan Islam yang mengajarkan manusia untuk menyumbangkan hartanya secara sukarela demi kepentingan masyarakat dan kemaslahatan bersama. Artikel ini membahas infaq dari sudut pandang agama, meliputi definisi, implikasi hukum, dan relevansinya dalam kehidupan sosial dan spiritual umat Islam. Selain wujud usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, infaq juga bermanfaat untuk menurunkan tingkat kesenjangan ekonomi dan mempererat tali persaudaraan antar umat. Di era modern ini, infaq dapat dioptimalkan melalui berbagai struktur sosial dan teknologi digital, sehingga penyalurannya menjadi lebih efektif dan tepat sasaran. Dengan niat yang tulus, infaq tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi pemberinya, serta menciptakan masyarakat yang sejahtera serta damai.</p> Nimas Nayla Rahmadanti, Dealova Putri Imara, Angen Wening Andaru , Mufridatul Mufarda, Recha Maula Safitri , Ria Faza Ramadhani, Siti Dawiyah Solikhah Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10895 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 PENGARUH PANDUAN DAN SYARAT MENIKAH DALAM ISLAM PADA KEHARMONISAN RUMAH TANGGA https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10689 <p>Pernikahan merupakan institusi penting dalam yang tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang luas. Banyaknya permasalahan dalam rumah tangga modern menunjukkan pentingnya pemahaman terhadap panduan dan syarat menikah menurut ajaran Islam. Penelitian ini memiliki tujuan dalam rangka menganalisis pengaruh panduan dan syarat menikah dalam Islam terhadap kualitas dan keberlangsungan kehidupan rumah tangga. Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan, yang mengkaji berbagai literatur fiqih, hadis, dan tafsir yang berkaitan dengan pernikahan. Temuan dari penelitian mengindikasikan bahwasanya panduan menikah seperti niat yang benar, kesiapan mental dan spiritual, serta kriteria dalam memilih pasangan memiliki pengaruh besar terhadap keharmonisan rumah tangga. Sementara itu, pemenuhan syarat dan rukun nikah seperti adanya wali, mahar, dua orang saksi, serta ijab dan kabul menjadi landasan hukum yang menjadi penentu sah atau tidaknya suatu pernikahan dalam Islam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemahaman dan pelaksanaan panduan serta syarat menikah dalam Islam secara menyeluruh dapat mencegah konflik dalam rumah tangga dan menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dengan demikian, edukasi tentang pernikahan Islam perlu ditingkatkan, terutama bagi calon pengantin muslim agar pernikahan yang dijalani sesuai dengan nilai-nilai syariat dan mampu membawa keberkahan.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Marriage is an important institution in Islam, which holds not only spiritual value as an act of worship but also encompasses broad social dimensions. The increasing number of problems in modern households highlights the importance of understanding the guidelines and requirements of marriage according to Islamic teachings. </em></p> <p><em>The aim of this investigation is to analyze the influence of Islamic marriage guidelines and requirements on the quality and sustainability of household life. This study uses a descriptive qualitative method with a literature review approach, examining various sources from fiqh, hadith, and tafsir related to marriage. The results of the study show that marriage guidelines—such as having sincere intentions, mental and spiritual readiness, and criteria for choosing a spouse—have a significant impact on household harmony. Meanwhile, fulfilling the requirements and pillars of marriage, such as the presence of a guardian (wali), dowry (mahar), two witnesses, and the exchange of consent (ijab and qabul), forms the legal foundation that determines the validity of a marriage in Islam. The conclusion of this study is that comprehensive understanding and implementation of Islamic marriage guidelines and requirements can help prevent household conflicts and create a family that is sakinah, mawaddah, and rahmah (peaceful, loving, and compassionate). Therefore, education on Islamic marriage should be enhanced, especially for prospective Muslim couples, so that their marriages align with sharia values and bring blessings</em><em>.</em></p> Alfatin Manisa Tri Dewi, Bunga Ayudya, Amanah Zahra Khoirun Nisya, Renita Yulita Tri Habsari, Trias Intan Amalia, Muhammad Jauza Awansyach Ardiraha, Risa Meida Putri Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/10689 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000 PERAN WAKALAH, HAWALAH, DAN KAFALAH DALAM TRANSAKSI EKONOMI SYARIAH: ANALISIS BERDASARKAN HUKUM PERDATA ISLAM https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11148 <p>Artikel ini membahas peran tiga akad penting dalam ekonomi syariah wakalah (perwakilan), hawalah (alih utang), dan kafalah (penjaminan) dalam kerangka Hukum Perdata Islam. Ketiganya tidak hanya menjadi instrumen penyokong transaksi, tetapi juga sebagai sarana untuk menjamin kepastian hukum dan keadilan dalam ekonomi Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif-yuridis untuk menganalisis landasan fikih dan keterkaitan dengan hukum nasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa implementasi ketiga akad tersebut telah diakomodasi secara luas dalam lembaga keuangan syariah di Indonesia. Meskipun demikian, tantangan tetap ada dalam menyelaraskan prinsip syariah dengan sistem hukum positif. Rekomendasi diberikan agar pemanfaatan akad ini terus ditingkatkan melalui edukasi, digitalisasi, dan penguatan regulasi.</p> <p><em>This article examines the roles of three essential Islamic economic contracts wakalah (agency), hawalah (debt transfer), and kafalah (guarantee) within the framework of Islamic Civil Law. These contracts serve not only as supportive instruments in transactions but also as legal bridges that ensure justice and certainty in Islamic economic practices. Employing a normative-juridical approach, the study analyzes classical fiqh sources and their alignment with national positive law. The findings indicate that these contracts are widely applied in Indonesia's Islamic financial institutions. However, integration challenges remain due to differing legal paradigms. This paper proposes strategies including public education, regulatory support, and digital innovation to optimize their implementation in modern contexts.</em></p> Selawaty, Sri Rahayu, Sovia Lola, Novita , Khairun Nisa Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kajian Agama Islam https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jkai/article/view/11148 Fri, 30 May 2025 00:00:00 +0000