PENGALAMAN BOTRAM PERTAMA SEORANG IBU RUMAH TANGGA PENDATANG DALAM MEMBANGUN SOLIDARITAS SOSIAL

Abstrak

Botram merupakan salah satu budaya atau tradisi makan bersama yang dilakukan oleh masyarakat suku sunda dengan membawa masing-masing makanan. Solidaritas sosial menurut teori dari Emile Durkheim merupakan hubungan atau interaksi yang menghasilkan perasaan saling percaya antar individu, dalam hal ini tradisi botram dapat mempererat ikatan dan solidaritas sosial antar tetangga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sedangkan instrumen yang digunakan menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data dan fokus pada identifikasi tema. Penelitian ini menelusuri pengalaman botram pertama kali subjektif individu sebagai pendatang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purpose Sampling dengan kriteria seorang ibu yang sudah berumah tangga dan seorang pindahan kurang dari 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman botram pertama kali pada seorang ibu rumah tangga sebagai pendatang menghasilkan ikatan solidaritas dan meningkat seiring berjalannya waktu.

Botram is one of the cultures or traditions of eating together carried out by the Sundanese people by bringing their own food. Social solidarity according to Emile Durkheim's theory is a relationship or interaction that produces feelings of mutual trust between individuals, in this case the botram tradition can strengthen bonds and social solidarity between neighbors. This study uses a qualitative method with a descriptive approach while the instrument used is an interview to collect data and focuses on identifying themes. This study traces the subjective first botram experience of individuals as immigrants. The sampling technique used is Purpose Sampling with the criteria of a mother who is already married and a person who has moved for less than 10 years. The results of the study show that the first botram experience of a housewife as an immigrant produces bonds of solidarity and increases over time.