HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN NEUROPATI PERIFER DIABETIKUM PADA PENDERITA DM TIPE II DI PUSKESMAS MAESAN
Kata Kunci:
DM Tipe II, Aktivitas fisik, Neuropati perifer dibetikumAbstrak
Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) yang melebihi normal. komplikasi DM Tipe II adalah neuropati diabetik. Neuropati diabetik adalah kerusakan yang disebabkan oleh gula darah yang tinggi yang mencederai saraf di seluruh tubuh. Penatalaksanaan neuropati diabetik meliputi pengendalian gula darah, pengobatan nyeri, dan aktivitas fisik yang teratur. Aktivitas fisik berperan dalam mengurangi resistensi insulin melalui berbagai mekanisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat keparahan neuropati perifer diabetik pada pasien DM tipe II di Puskesmas Maesan. Tujuan: untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian neuropati perifer diabetikum pada penderita DM tipe II di puskesmas maesan. Metode: Desain penelitian ini menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak 65 pasien neuropati perifer diabetes melitus tipe II yang ada di Puskesmas Maesan yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah spearman rho dengan α = 0,05 Hasil: Hasil uji statistik didapatkan nilai p value (0,000) sehingga H1 diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan tingkat keparahan neuropati perifer diabetik pada diabetes mellitus tipe II. Nilai koefisien korelasi diperoleh koefisien korelasi sebesar (-0,713) yang berarti termasuk hubungan yang sangat kuat, dengan hubungan kedua variabel bersifat negatif.. Diskusi: Penelitian ini meunjukkan bahwa Sebagian besar responden memiliki aktivitas fisik yang tinggi untuk kejadian neuropati, sehingga seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi akan memiliki resiko terkena neuropati perifer lebih rendah