MEMBANGUN PERADAPAN PERAN DINASTI BANI UMAYYAH DALAM PEMBENTUKAN SEJARAH AWAL ISLAM

Penulis

  • Nuryati Universitas Jambi
  • Supian Universitas Jambi
  • Debi Alisa Putri Universitas Jambi
  • Yunita Universitas Jambi
  • Dzalika Fidia Putri Universitas Jambi
  • Devi Amara Universitas Jambi

Kata Kunci:

Bani Umayyah, Sejarah Islam, Pemerintahan Islam, Ekspansi Wilayah, Peradaban Islam

Abstrak

Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) memainkan peran krusial dalam pembentukan sistem pemerintahan dan administrasi kekhalifahan Islam, yang berbeda dari era Khulafaur Rasyidin. Dengan mengadopsi sistem monarki herediter dan memindahkan ibu kota ke Damaskus, Bani Umayyah menciptakan struktur birokrasi yang efisien. Gubernur diangkat untuk mengelola provinsi dan bahasa Arab menjadi bahasa resmi administrasi, memperkuat identitas Islam. Kebijakan perpajakan, seperti jizyah dan kharaj, mendukung keuangan negara dan ekspansi militer. Keberhasilan ekspansi wilayah Islam, termasuk penaklukan Al-Andalus dan Afrika Utara, didorong oleh kepemimpinan yang kuat, militer terlatih, kelemahan lawan, serta dukungan lokal. Taktik administrasi yang efisien dan jaringan perdagangan juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Penyebaran Islam ke wilayah non- Arab juga didorong oleh kebijakan administratif dan budaya yang inklusif. Sistem pajak jizyah mendorong konversi ke Islam, sementara penggunaan bahasa Arab memfasilitasi asimilasi budaya. Ulama berperan penting dalam dakwah dan pendidikan, membantu mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam masyarakat lokal. Meskipun ada tantangan dan resistensi, proses asimilasi berlangsung secara gradual. Kontribusi Bani Umayyah dalam bidang budaya, arsitektur, dan ilmu pengetahuan sangat signifikan. Pembangunan masjid megah dan lembaga pendidikan menciptakan era inovasi. Toleransi terhadap berbagai budaya memungkinkan pertukaran yang kaya, memperkuat warisan peradaban Islam. Secara keseluruhan, Dinasti Bani Umayyah membentuk fondasi penting bagi perkembangan selanjutnya dalam sejarah Islam dan menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia.

The Umayyad Dynasty (661-750 CE) played a crucial role in establishing the governance and administrative system of the Islamic Caliphate, which was different from the era of the Rashidun Caliphs. By adopting a hereditary monarchy system and moving the capital to Damascus, the Umayyads created an efficient bureaucratic structure. Governors were appointed to administer provinces and Arabic became the official language of administration, strengthening Islamic identity. Tax policies, such as jizyah and kharaj, supported state finances and military expansion. The success of Islamic territorial expansion, including the conquest of Al-Andalus and North Africa, was driven by strong leadership, a well-trained military, weak opponents, and local support. Efficient administrative tactics and trade networks also contributed to economic growth. The spread of Islam to non-Arab regions was also driven by inclusive administrative and cultural policies. The jizyah tax system encouraged conversion to Islam, while the use of Arabic facilitated cultural assimilation. The ulama played an important role in da'wah and education, helping to integrate Islamic teachings into local society. Despite challenges and resistance, the process of assimilation took place gradually. The Umayyads' contributions to culture, architecture, and science were significant. The construction of magnificent mosques and educational institutions ushered in an era of innovation. Tolerance of different cultures allowed for rich exchanges, strengthening the legacy of Islamic civilization. Overall, the Umayyad Dynasty laid an important foundation for later developments in Islamic history and spread its influence throughout the world.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-30