MASJID TUA CAGAR BUDAYA KOTA PARIAMAN DALAM FOTOGRAFI ARSITEKTUR

Abstrak

Secara historis, Pariaman menjadi pusat pengembangan pendidikan Islam tertua di kawasan pesisir barat Sumatera. Masuknya agama Islam di Kota Pariaman ditandai dengan hadirnya beberapa masjid yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Pengkarya membatasi objek pada skripsi karya ini adalah tiga masjid tua yang ada di Kota Pariaman yaitu Masjid Raya/Pasar, Masjid Raya Badano, dan Masjid Raya Padusunan. Metode penciptaan dalam proses ini berupa eksplorasi, observasi, studio literatur, wawancara, perancangan proses karya dan perwujudan objek yang diambil. Semua karya yang dihadirkan merujuk pada judul karya “Masjid Tua Cagar Budaya Kota Pariaman Dalam Fotografi Arsitektur”. Pengkarya memotret ketiga masjid yang dijadikan objek dengan menerapkan tiga unsur fotografi arsitektur yaitu eksterior, interior dan detail. Dapat dilihat melalui Fotografi Arsitektur bahwa setiap foto yang dihasilkan menggambarkan ciri khas unik dari masing-masing masjid, seperti pada eksterior bangunan berbentuk denah persegi, bentuk atap tumpeng, bangunan wudhu dibelakang masjid. Pada bagian interior masih terlihat pengaruh kearifan lokal seperti penggunaan kayu alami untuk langit-langit bangunan dan pengaruh budaya asing. Pada bagian detail interior masjid tua yang terdapat ciri khas yang sangat unik terlihat pada mimbar, tiang utama masjid (soko guru), tempat wudhu, meskipun secara fisik tampak serupa dan bangunan Masjid Tua Cagar Budaya ini masih dilestarikan dan digunakan hingga sekarang di Kota Pariaman. Penciptaan karya ini membuat pengkarya memahami pentingnya menjaga kelestarian masjid tua. Setiap masjid memiliki ciri khas tersendiri dan melalui fotografi arsitektur yang dihasilkan, dapat menggambarkan keindahan masjid ini sebagai saksi sejarah didaerah tersebut.

Historically, Pariaman is the oldest center of Islamic education development in the west coast of Sumatra. The entry of Islam in Pariaman City is marked by the presence of several mosques that have been designated as cultural heritage buildings. The author limits the objects in this thesis work to three old mosques in Pariaman City, namely the Grand Mosque / Market, Badano Grand Mosque, and Padusunan Grand Mosque. The method of creation in this process is in the form of exploration, observation, literature studio, interviews, work process design and realization of the objects taken. All the works presented refer to the title of the work “Old Mosques of Pariaman City Cultural Heritage in Architectural Photography”. The author photographed the three mosques used as objects by applying three elements of architectural photography, namely exterior, interior and details. It can be seen through Architectural Photography that each photo produced illustrates the unique characteristics of each mosque, such as the exterior of the building in the form of a square plan, the shape of a cone roof, the ablution building behind the mosque. In the interior, the influence of local wisdom is still visible, such as the use of natural wood for the ceiling of the building and the influence of foreign cultures. In the interior details of the old mosque, there are very unique characteristics seen in the pulpit, the main pillar of the mosque (soko guru), the ablution place, although physically they look similar and the building of the Old Mosque Cultural Heritage is still preserved and used until now in Pariaman City. The creation of this work made the author understand the importance of preserving old mosques. Each mosque has its own characteristics and through the resulting architectural photography, it can illustrate the beauty of this mosque as a witness to the history of the area.