PEMIKIRAN PENDIDIKAN R.A KARTINI: ANALISIS KRITIS DARI PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING
Kata Kunci:
Raden Ajeng Kartini, Pendidikan, Emansipasi Perempuan, Kesetaraan Gender, Bimbingan Dan Konseling, IndonesiaAbstrak
The thoughts of Raden Ajeng Kartini regarding education and women's emancipation in Indonesia are significant. Born on April 21, 1879, in Jepara, Kartini came from a noble family that provided her with better access to education compared to most women of her time. She emphasized the importance of education as a tool for empowering women and addressing gender injustice. Through her letters, Kartini expressed her aspiration to establish schools for indigenous women, which materialized in 1903 with the founding of the first women's school in Jepara. Her ideas not only influenced the emancipation movement but also remain relevant in the context of modern education and Guidance and Counseling (BK) services, where gender equality and individual empowerment are key pillars. This article also explains the qualitative research methods used to analyze Kartini's contributions to education and BK, as well as their implications for developing inclusive curricula and services.
Pemikiran Raden Ajeng Kartini mengenai pendidikan dan emansipasi perempuan di Indonesia. Lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Kartini berasal dari keluarga bangsawan yang memberikan akses pendidikan lebih baik dibandingkan perempuan pada umumnya. Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk memberdayakan perempuan dan mengatasi ketidakadilan gender. Melalui surat-suratnya, Kartini mengungkapkan cita-cita untuk mendirikan sekolah bagi perempuan pribumi, yang terwujud pada tahun 1903 dengan pendirian sekolah perempuan pertama di Jepara. Pemikirannya tidak hanya berpengaruh pada gerakan emansipasi tetapi juga relevan dalam konteks pendidikan dan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) saat ini, di mana kesetaraan gender dan pemberdayaan individu menjadi pilar utama. Artikel ini juga menjelaskan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk menganalisis kontribusi pemikiran Kartini terhadap pendidikan dan BK, serta implikasinya bagi pengembangan kurikulum dan layanan yang inklusif.