“PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN SANDANG TRADISIONAL DALAM ETNIS BATAK TOBA, BATAK KARO, DAN MELAYU”

Penulis

  • Ashar Hasairin Universitas Negeri Medan
  • Aswarina Nasution Universitas Negeri Medan
  • Angely Agriani Siahaan Universitas Negeri Medan
  • Aulia Ashlin Nur Aniyah Universitas Negeri Medan
  • Husniatunnisa Universitas Negeri Medan
  • Nayani Putri Andini Universitas Negeri Medan
  • Rizka Juliana Siregar Universitas Negeri Medan

Kata Kunci:

Etnobotani, Bahan Sandang Tradisional, Batak Toba, Batak Karo, Melayu, Ulos

Abstrak

This study examines the use of plants as traditional clothing materials in three ethnic groups in Indonesia, namely the Toba Batak, Karo Batak, and Malay. Through literature study, this article documents the process of making traditional cloth using plant fibers such as cotton, kapok, ramie, and abaca banana, as well as natural dyes derived from various types of plants. In the Toba Batak community, ulos cloth made manually has deep cultural and symbolic values, used in various traditional ceremonies as a symbol of warmth and social ties. The Karo tribe produces uis gara cloth with manual weaving techniques and natural dyes, which also play an important role in traditional ceremonies and daily life. Meanwhile, traditional Malay clothing shows the uniqueness of aesthetics and moral values that are upheld through customary rules in the selection of motifs, colors, and functions of clothing. This article emphasizes the importance of preserving traditional ethnobotanical knowledge in the face of modernization, as well as a source of inspiration for the development of science and culture.

 

 

Penelitian ini mengkaji pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan sandang tradisional pada tiga etnis di Indonesia, yaitu Batak Toba, Batak Karo, dan Melayu. Melalui studi pustaka, artikel ini mendokumentasikan proses pembuatan kain tradisional yang menggunakan serat tumbuhan seperti kapas, kapuk, rami, dan pisang abaka, serta pewarnaan alami yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan. Pada masyarakat Batak Toba, kain ulos yang dibuat secara manual memiliki nilai budaya dan simbolis yang mendalam, digunakan dalam berbagai upacara adat sebagai lambang kehangatan dan ikatan sosial. Suku Karo memproduksi kain uis gara dengan teknik tenun manual dan pewarna alami, yang juga berperan penting dalam upacara adat dan kehidupan sehari-hari. Sementara itu, busana tradisional Melayu menunjukkan keunikan estetika dan nilai moral yang dijunjung tinggi melalui aturan adat dalam pemilihan motif, warna, dan fungsi pakaian. Artikel ini menegaskan pentingnya pelestarian pengetahuan etnobotani tradisional dalam menghadapi modernisasi, sekaligus sebagai sumber inspirasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29