STUDI KUALITATIF : PENGALAMAN STABILITAS EMOSIONAL DAN AKADEMIK REMAJA AKHIR DAMPAK AKIBAT"PARENTAL INFIDELITY"

Penulis

  • Lilik latifatul Jannah Universitas Islam Negeri Palangkaraya
  • Surawan Universitas Islam Negeri Palangkaraya

Kata Kunci:

Parental Infidelity, Remaja Akhir, Stabilitas Emosi, Prestasi Belajar

Abstrak

Masa remaja akhir (usia 18–21 tahun) merupakan fase krusial dalam pembentukan identitas, kemandirian, dan perencanaan masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak parental infidelity (perselingkuhan orang tua) terhadap stabilitas emosi dan prestasi belajar remaja akhir. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi dengan teknik wawancara mendalam terhadap tiga partisipan (SC, PAZ, dan DK) yang mengalami langsung situasi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parental infidelity memicu gangguan emosional serius seperti kemarahan, kesedihan mendalam, hingga krisis kepercayaan. Selain itu, prestasi akademik mereka turut terdampak, dengan gejala penurunan motivasi belajar, absensi meningkat, serta keinginan menyerah pada pendidikan. Namun, dukungan sosial dari orang terdekat dan lingkungan sekitar terbukti membantu pemulihan secara perlahan. Temuan ini menegaskan pentingnya peran lingkungan dan layanan konseling dalam mendampingi remaja yang terpapar konflik keluarga, khususnya perselingkuhan orang tua.

Late adolescence (ages 18–21) is a crucial phase in the formation of identity, independence, and future planning. This study aims to understand the impact of parental infidelity on emotional stability and academic performance in late adolescents. The research method used is qualitative phenomenology, employing in-depth interviews with three participants (SC, PAZ, and DK) who have directly experienced this situation. The results show that parental infidelity triggers serious emotional disturbances such as anger, deep sadness, and a crisis of trust. In addition, their academic performance is also affected, with symptoms including decreased motivation to study, increased absenteeism, and a desire to give up on education. However, social support from close individuals and the surrounding environment has been proven to aid in gradual recovery. These findings highlight the importance of the environment and counseling services in supporting adolescents exposed to family conflicts, particularly parental infidelity.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29