RELEVANSI PRINSIP ZHENG MING TERHADAP PERAN TU’A GOLO DALAM KEPEMIMPINAN ADAT MANGGARAI
Kata Kunci:
Zheng Ming, Konfusius, Tu’a Golo, Kepemimpinan Adat, ManggaraiAbstrak
Fokus penelitian ini adalah meninjau relevansi prinsip Zheng Ming “penegakan nama” dalam pemikiran Konfusius terhadapa peran Tu’a Golo dalam kepemimpinan adat Manggarai. Dalam masyarakat adat Manggarai, kedudukan seorang Tu’a Golo mempunyai peran sentral dalam kehidupan sosial. Tu’a Golo memiliki tanggung jawab terhadap segala hal yang berkaitan dengan urusan-urusan adat, seperti memimpin upacara-upacara adat, membagi tanah dan menyelesaikan konflik. Dewasa ini, tak jarang pemimpin-pemimpin adat Manggarai kehilangan jati diri kepemimpinan dalam menjalankan peran dan tugasnya sebagai Tu’a Golo. Berhadapan dengan fenomena ini, prinsip Zheng Ming dalam pemikiran Konfusius menjadi sesuatu yang urgen. Artikel ini bertujuan memberikan pemahaman kepada Tu’a Golo tentang pentingnya mengenal jati diri sebagai seorang pemimpin adat yang baik dan idela serta mampu menjalankan peran dan tanggung jawab sesuai dengan status sosial dalam masyarakat. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa prinsip Zheng Ming dalam pemikiran Konfusius masih relevan bagi Tu’a Golo dalam memimpim masayarakat adat yang baik dan ideal serta mampu meciptakan harmoni sosial dalam masyarakat adat Manggarai seturut status sosial yang ia miliki.
This study focuses on examining the relevance of the Confucian concept of Zheng Ming “rectification of names” in relation to the role of Tu’a Golo in Manggarai customary leadership. In Manggarai indigenous communities, the Tu’a Golo holds a central role in social life, bearing responsibilities related to customary affairs such as leading traditional ceremonies, distributing land, and resolving conflicts. In contemporary practice, however, customary leaders in Manggarai increasingly experience a loss of leadership identity in carrying out their roles and responsibilities as Tu’a Golo. In response to this phenomenon, the principle of Zheng Ming in Confucian thought becomes both timely and significant. This article aims to provide Tu’a Golo with a deeper understanding of the importance of internalizing their identity as ideal traditional leaders, and of fulfilling their roles and obligations in accordance with their designated social status. The study employed a qualitative descriptive method. The findings reveal that the principle of Zheng Ming remains pertinent to the leadership of Tu’a Golo, enabling them to govern customary communities in an effective and ideal manner while fostering social harmony in line with their traditional sociocultural role.