IMPLEMENTASI SPMI PADA PERGURUAN TINGGI ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN STUDI KASUS PENERAPAN SPMI PADA PERGURUAN TINGGI JAWA BARAT DAN BANTEN

Penulis

  • Herlina Moris Akademi Pariwisata Citra Buana Indonesia

Kata Kunci:

SPMI, Penjaminan Mutu Internal, Perguruan Tinggi, Jawa Barat, Banten, Mutu Pendidikan

Abstrak

Penelitian ini menyelidiki tantangan dan kesenjangan dalam implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi di Jawa Barat dan Banten, Indonesia. Melalui pendekatan studi kasus kualitatif yang melibatkan wawancara, survei, dan analisis dokumen, penelitian ini mengeksplorasi persepsi para pemangku kepentingan mengenai efektivitas implementasi SPMI. Temuan menunjukkan bahwa meskipun terdapat komitmen yang kuat dari para pemimpin institusi, tantangan seperti keterbatasan sumber daya, proses birokrasi, dan keterlibatan pemangku kepentingan yang tidak memadai menghambat realisasi penuh potensi SPMI. Penelitian ini juga menyoroti kesenjangan yang signifikan antara hasil yang diharapkan dan hasil aktual dari implementasi SPMI. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan strategi untuk meningkatkan efektivitas SPMI, termasuk meningkatkan alokasi sumber daya, menyederhanakan prosedur birokrasi, dan memperkuat keterlibatan pemangku kepentingan. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi SPMI dan memberikan wawasan berharga bagi para pembuat kebijakan dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia.

This study investigates the challenges and gaps in implementing the Internal Quality Assurance System (SPMI) in higher education institutions in West Java and Banten, Indonesia. Through a qualitative case study approach involving interviews, surveys, and document analysis, the study explores the perceptions of stakeholders regarding the effectiveness of SPMI implementation. The findings reveal that while there is a strong commitment from institutional leaders, challenges such as limited resources, bureaucratic processes, and inadequate stakeholder involvement hinder the full realization of SPMI's potential. The study also highlights a significant gap between the expected outcomes and the actual results of SPMI implementation. Based on the findings, the study recommends strategies to enhance SPMI effectiveness, including increasing resource allocation, simplifying bureaucratic procedures, and strengthening stakeholder engagement. The study contributes to a better understanding of the factors influencing SPMI implementation and provides valuable insights for policymakers and higher education institutions in Indonesia.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30