TINGKAT KESULITAN GURU KELAS DALAM MENERAPKAN PROGRAM P5 (PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA) KELAS VI A DI SDN 1 KEDUNGWARU

Penulis

  • Wulan Dwi Hamidah Universitas Bhinneka PGRI Tulungagung
  • Ahmad Izzul Ito' Universitas Bhinneka PGRI Tulungagung

Kata Kunci:

Tingkat Kesulitan, Guru, P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), Kurikulum Merdeka

Abstrak

Pendekatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan metode pembelajaran lintas disiplin yang bertujuan menumbuhkan kesadaran siswa terhadap permasalahan di sekitar mereka dan mendorong pencarian solusi sebagai bagian dari penguatan kompetensi karakter. Dalam hal ini, projek dipahami sebagai rangkaian kegiatan terencana yang membahas isu penting secara mendalam. Penelitian ini mengkaji tantangan yang dihadapi guru kelas VI A di SDN 1 Kedungwaru dalam melaksanakan P5, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa banyak guru masih mengalami kesulitan, terutama dalam memahami konsep, pelaksanaan, tema, dimensi pembelajaran, dan sistem penilaian P5. Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan dan sosialisasi lanjutan agar guru dapat merancang kegiatan, modul, dan asesmen yang sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka.

The Pancasila Student Profile Strengthening Project (P5) approach is a cross-disciplinary learning method that aims to raise students' awareness of the problems around them and encourage the search for solutions as part of strengthening character competencies. In this case, the project is understood as a series of planned activities that discuss important issues in depth. This study examines the challenges faced by grade VI A teachers at SDN 1 Kedungwaru in implementing P5, using a qualitative descriptive approach through observation, interviews, and documentation. The results of the analysis show that many teachers still experience difficulties, especially in understanding the concept, implementation, themes, learning dimensions, and assessment systems of P5. Therefore, further training and socialization are needed so that teachers can design activities, modules, and assessments that are in accordance with the spirit of the Merdeka Curriculum.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30