KERANGKA METODOLOGI HUKUM ISLAM DALAM FIQIH KEBENCANAAN PRODUK MAJLIS TARJIH MUHAMMADIYAH
Kata Kunci:
Kebencanaan, Fiqih, Majlis Tarjih, MuhammadiyahAbstrak
Indonesia merupakan negara dengan letak geografis yang unik menjadikannya sebagai pusat peradapan dan kebudayaan, namun juga menyimpan berbagai masalah, termasuk bencana alam. Bencana alam di Indonesia, disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia. Kondisi alam di Indonesia bisa dikatakan posisi strategis untuk seringnya terjadi frekuensi bencana alam. Adanya bencana alam membuat masyarakat perlu melakukan upaya pencegahan serta penanganan saat terjadinya bencana. Selain pencegahan dan penanganan saat bencana, cara padang masyarakat terhadap bencana juga harus diluruskan, karena tidak sedikit yang menganggap bahwa bencana ada kaitannya dengan ritual mistis, tidak jarang juga dianggap sebagai akibat kemaksiatan. Permasalahan ini cukup krusial diperlukan perubahan cara pandang untuk lepas tentunya melalui adanya doktrin kegamaan, salah satunya melalui fiqih kebencanaan majlis tarjih muhammadiyah. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan penggunaan rujukan jurnal dan buku-buku terdahulu. Hasil dari penelitian ini adalah Kebencanaan adalah upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bencana dari tiga aspek, yaitu aspek nilai dasar, prinsip umum dan aspek praktis yang sejalan dengan ajaran Islam dalam menanggulangi bencana, baik sebelum, saat, maupun setelah bencana terjadi., dalam bahasa al-Qur’an dan Hadis dapat disebut dengan muṣībah. Bencana terkadang mengakibatkan kerugian, kerusakan, kehancuran, atau lumpuhnya fungsi-fungsi sosial masyarakat dan terjadinya kekacauan. Pelaksanaan ibadah pada saat bencana sesungguhnya dapat dilaksanakan di atas dua prinsip umum, yaitu prinsip kemudahan dan perubahan hukum sesuai dengan perubahan situasi namun tetap untuk ibadah wajib tetap harus dilaksanakan.
Indonesia is a country with a unique geographical location, making it a center of civilization and culture. However, it also faces various problems, including natural disasters. Natural disasters in Indonesia are caused by both natural factors and human activities. The natural conditions in Indonesia can be said to be strategically positioned for frequent natural disasters. The occurrence of natural disasters means that communities need to make efforts in prevention and handling when a disaster occurs. Besides prevention and handling during disasters, the community's perspective on disasters also needs to be corrected, as not a few consider disasters to be related to mystical rituals, and it is also often seen as a result of immorality. This is a crucial problem that requires a change in perspective to break free, certainly through religious doctrines, one of which is through the disaster fiqh of Majlis Tarjih Muhammadiyah. The research method used in this study is qualitative descriptive, utilizing references from previous journals and books. The results of this research are that "Kebencanaan" (Disaster Management) is an effort to provide understanding to the community about disasters from three aspects: basic values, general principles, and practical aspects that are in line with Islamic teachings in disaster management, both before, during, and after a disaster occurs. In the language of the Qur'an and Hadith, this can be referred to as muṣībah. Disasters sometimes result in losses, damage, destruction, or the paralysis of societal social functions, and the occurrence of chaos. The performance of worship during a disaster can actually be carried out based on two general principles: the principle of ease and the change of law according to the change in situation, but obligatory worship must still be performed.