ANALISIS DAMPAK LAST-MILE DELIVERY TERHADAP KEMACETAN DI KOTA BANDUNG

Penulis

  • Naza Zuraida Universitas Pendidikan Indonesia
  • Nazlia Dzahira Ramadhani Universitas Pendidikan Indonesia
  • Raihan Mujahid Alhaq Universitas Pendidikan Indonesia
  • Ramzaihan Sudiana Universitas Pendidikan Indonesia

Kata Kunci:

Last-Mile Delivery, Kemacetan Lalu Lintas, Kota Bandung, Distribusi Barang, Kurir Paket, Regulasi Transportasi, E-Commerce

Abstrak

Artikel ini membahas tentang pengantaran barang terakhir atau Last-Mile Delivery, yakni langkah akhir dalam proses distribusi barang dari produsen ke konsumen. Proses ini memiliki peranan penting dalam rantai pasokan, karena menjadi titik interaksi langsung antara layanan logistik dan orang yang menerima barang. Namun, Last-Mile Delivery juga menghadirkan tantangan besar bagi lingkungan di perkotaan, khususnya terkait dengan kemacetan lalu lintas. Kota Bandung, sebagai salah satu kota besar yang padat penduduk dan aktif secara ekonomi, terpengaruh secara signifikan oleh lonjakan pengiriman barang yang didorong oleh pertumbuhan pesat dalam sektor e-commerce serta meningkatnya permintaan untuk layanan pengiriman cepat. Aktivitas pengiriman yang tinggi ini tidak hanya menambah jumlah kendaraan di perjalanan, tetapi juga menyebabkan masalah parkir liar, memperlambat aliran lalu lintas, hingga meningkatkan emisi gas buang di area yang padat penduduk. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis secara mendalam bagaimana Last-Mile Delivery berdampak pada kemacetan di Kota Bandung, dan mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menyebabkan meningkatnya kepadatan kendaraan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Perhubungan Kota Bandung, kurir pengiriman, dan pengguna jalan yang terlibat langsung dengan lalu lintas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Last-Mile Delivery memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan kemacetan, dengan jumlah kendaraan logistik yang meningkat hingga 30% di beberapa area padat. Kurir pengiriman juga melaporkan dampak kemacetan terhadap keterlambatan pengantaran dan peningkatan beban kerja. Di samping itu, regulasi distribusi barang di area perkotaan dinilai masih tidak memadai, sehingga memperburuk situasi lalu lintas dan mengganggu efisiensi distribusi. Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para pengambil keputusan dalam merumuskan solusi transportasi perkotaan yang lebih terintegrasi, responsif terhadap perubahan dinamika logistik modern, serta tetap mempertimbangkan kenyamanan dan keberlanjutan lingkungan perkotaan.

 

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-30