KAIN SONGKET DI NAGARI PANDAI SIKEK: SEBUAH PRESFEKTIF SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE (IKON, SIMBOL DAN INDEKS)
Kata Kunci:
Kain Songket, Semiotika, Charles Sanders Peirce, Ikon, Simbol, Indeks, Pandai Sikek, Minang KabauAbstrak
Kain songket Pandai Sikek, warisan budaya takbenda yang kaya akan nilai estetika, budaya, dan sosial, menjadi fokus penelitian ini. Dengan menerapkan perspektif semiotika Charles Sanders Peirce, studi ini bertujuan menganalisis kain songket Pandai Sikek melalui tiga kategori tanda: ikon, simbol, dan indeks. Metode kualitatif deskriptif-analitis digunakan, dengan pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan pengrajin dan pemerhati budaya, serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif, warna, dan teknik pembuatan kain songket berfungsi sebagai ikon yang merepresentasikan objek alam dan makanan tradisional; simbol yang mengandung makna sosial dan budaya yang disepakati; serta indeks yang menandakan status sosial dan identitas pemakainya. Analisis ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman dan pelestarian nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kain songket Pandai Sikek, sekaligus menegaskan perannya sebagai media komunikasi visual yang vital dalam masyarakat Minangkabau.
Pandai Sikek songket fabric, an intangible cultural heritage rich in aesthetic, cultural, and social values, is the focus of this research. Applying Charles Sanders Peirce's semiotic perspective, this study aims to analyze Pandai Sikek songket fabric through three categories of signs: icon, symbol, and index. A descriptive-analytical qualitative method was employed, with data collected through field observations, in-depth interviews with weavers and cultural observers, and literature studies. The findings reveal that the motifs, colors, and weaving techniques function as icons representing natural objects and traditional foods; symbols conveying agreed-upon social and cultural meanings; and indexes indicating the wearer's social status and identity. This analysis makes a significant contribution to understanding and preserving the cultural values embedded in Pandai Sikek songket, while affirming its vital role as a visual communication medium within Minangkabau society.