ANALISIS KENYAMANAN TERMAL DI DAERAH PEGUNUNGAN

(Studi Kasus: Bie Homestay Aceh Tengah)

Penulis

  • Edi Sarijal Universitas Malikussaleh
  • Adi Safyan Universitas Malikussaleh
  • Sisca Olivia Universitas Malikussaleh

Kata Kunci:

Kenyamanan Termal, Suhu Udara, Kelembapan, PMV, PPD, Kuesioner, Bie Homestay

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kenyamanan termal di Bie Homestay, Aceh Tengah, yang terletak di daerah pegunungan dengan iklim sejuk. Kenyamanan termal merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas suatu akomodasi wisata, khususnya pada homestay yang berada di daerah dengan suhu rendah. Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada standar ASHRAE 55:2017, menggunakan metode Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD) yang kemudian dibandingkan dengan persepsi subjektif pengunjung melalui penyebaran kuesioner. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed methods), dengan pendekatan kuantitatif melalui pengukuran suhu udara, kelembapan relatif, dan kecepatan udara, serta pendekatan kualitatif melalui survei kepada pengunjung. Pengambilan data dilakukan pada dua tipe ruangan, yaitu ruang superior yang terdiri atas ruang tidur, ruang tamu, dan Pantry; serta ruang suite yang terdiri atas ruang tidur, ruang tamu, Pantry, dan kamar mandi dalam. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa suhu udara dalam ruangan berkisar antara 16 °C hingga 24,6 °C, kelembapan relatif antara 66% hingga 73%, dan kecepatan udara rata-rata ≤ 0,1 m/s. Nilai PMV berada dalam rentang -1,85 hingga -0,82, dengan nilai PPD sebesar 53,4% hingga 25,4%, yang menandakan bahwa tingkat ketidaknyamanan termal masih cukup tinggi. Sementara itu, hasil kuesioner menunjukkan bahwa tingkat kepuasan termal pengunjung pada ruang superior dan suite mencapai 80%, di mana sebagian besar responden merasakan kondisi termal “sedikit sejuk” hingga “sejuk”. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara hasil pengukuran objektif dan persepsi subjektif pengguna. Sebagai rekomendasi, diperlukan penerapan sistem pemanas ruangan seperti tungku atau sistem mekanis, serta desain bangunan yang adaptif terhadap iklim lokal untuk meningkatkan kenyamanan termal secara menyeluruh.

This study aims to analyze thermal comfort at Bie Homestay, located in Central Aceh, a mountainous region with a cool climate. Thermal comfort is a crucial factor in determining the quality of tourist accommodations, especially for homestays situated in areas with low temperatures. The evaluation refers to ASHRAE Standard 55:2017, using the Predicted Mean Vote (PMV) and Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD) methods, which are then compared with the visitors’ subjective perceptions through a questionnaire survey. The research employed a mixed-methods approach, combining quantitative measurements of air temperature, relative humidity, and air velocity, with qualitative data obtained through visitor surveys. Data collection was conducted in two types of rooms: the superior room, consisting of a bedroom, living room, and pantry; and the suite room, consisting of a bedroom, living room, pantry, and en-suite bathroom. The measurements showed that indoor air temperatures ranged from 16 °C to 24.6 °C, relative humidity between 66% and 73%, and average air velocity ≤ 0.1 m/s. The PMV values ranged from -1.85 to -0.82, with corresponding PPD values of 53.4% to 25.4%, indicating that the level of thermal discomfort remains relatively high. Meanwhile, the questionnaire results revealed that the thermal satisfaction level among visitors in both the superior and suite rooms reached 80%, with most respondents perceiving the thermal condition as “slightly cool” to “cool.” This indicates a discrepancy between the objective measurement results and users' subjective perceptions. As a recommendation, the implementation of space heating systems such as stoves or mechanical systems, along with climate-adaptive building design, is necessary to improve overall thermal comfort.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30