PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BRIKET ARANG PADA MASYARAKAT JORONG KOTO HILALANG NAGARI LAMBAH KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATRA BARAT

Penulis

  • Lifita Yuntia Institut Seni Indonesia Padangpanjang
  • Zamratul Afifah Institut Seni Indonesia Padangpanjang
  • Salsa Solvia Institut Seni Indonesia Padangpanjang
  • Yuslina Institut Seni Indonesia Padangpanjang
  • Yetti Oktayantt Institut Seni Indonesia Padangpanjang
  • Selvi Kasman Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Kata Kunci:

Briket Arang, Limbah Tempurung Kelapa, Pemberdayaan Masyarakat

Abstrak

Pemanfaatan limbah tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan briket arang telah menjadi upaya efektif dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengolah limbah tempurung kelapa menjadi briket arang yang bermanfaat di Jorong Koto Hilalang, Nagari Lambah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat. Metode eksperimen melibatkan tahap pengeringan, penghancuran, dan pengomposan. Briket arang yang dihasilkan memiliki nilai kalor tinggi (6.000-7.000 kal/g), laju pembakaran yang stabil dan terkendali, serta ramah lingkungan. Selain itu, proses produksinya memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah dan relatif murah, memberikan potensi ekonomi bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha briket arang.

The utilization of coconut shell waste as a raw material for charcoal briquette production has become an effective effort in reducing environmental impact and improving community life quality. This study aimed to raise awareness and enhance the community's ability in processing coconut shell waste into beneficial charcoal briquettes in Jorong Koto Hilalang, Nagari Lambah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, West Sumatra Province. The experimental method involved drying, crushing, and composting stages. The resulting charcoal briquettes exhibited high calorific value (6,000-7,000 cal/g), stable and controlled combustion rate, and environmentally friendly characteristics. Moreover, the production process utilized abundant local resources and was relatively inexpensive, providing economic potential for the community to develop a charcoal briquette business.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30