PEMBENTUKAN PAGUYUBAN SEBAGAI WADAH INTERAKSI ANTARPELAKU UMKM DI DESA CIKARANG SELATAN
Kata Kunci:
UMKM Cikarang Selatan, Pembentukan Paguyuban, Festival Kuliner UMKMAbstrak
Potensi Wilayah Cifest, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi berpotensi pada UMKM. Melalui kegiatan ini pelaku UMKM mencoba terbuka dengan menyampaikan kendala ataupun permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM diantaranya perizinan UMKM, sertifikasi halal, pengembangan UMKM yang masih minim pengetahuan, serta permasalahan pada pemasaran dan sebagainya. Dengan demikian solusi yang diberikan yakni membentuk paguyuban UMKM sebagai wadah para pelaku UMKM dalam pengembangan yang lebih terarah dan menyelesaikan permasalahan yang dimiliki tiap UMKM melalui bumdes yang menjadi pengelola sekaligus penanggung jawab paguyuban. Tujuannya adalah agar paguyuban dapat menjadi wadah dalam berinteraksi dan aspirasi. Metode yang digunakan yakni berdasarkan hasil survei lapangan serta pendataan UMKM di wilayah Cifest.
The potential of Cifest Village, Cikarang Selatan District, Bekasi Regency has potential for MSMEs compared to the potential for cultural heritage or natural tourism potential. Through this activity MSME actors try to open up by conveying the constraints or problems faced by MSME actors including MSME licensing, halal certification, MSME development which is still lacking in knowledge, as well as problems with marketing and so on. Thus the solution given is to form an MSME community as a forum for MSME actors in more focused development and solving problems that each MSME has through BUMDes which is the manager and person in charge of the association. The goal is for the community to become a forum for interaction and aspirations. The method used is based on the results of a field survey and data collection on MSMEs in the village of Ciantra.