PENERAPAN PRINSIP KEADILAN RESTORATIF DALAM PENENTUAN BESARAN RESTITUSI BAGI KORBAN DI LUAR KUHP

Penulis

  • Fachran Amirullah Universitas Pakuan Bogor
  • Irfan Maulana Universitas Pakuan Bogor
  • Asmak Ul Hosnah Universitas Pakuan Bogor

Kata Kunci:

Keadilan, restitusi, dialog

Abstrak

Penerapan prinsip keadilan restoratif dalam penentuan besar restitusi bagi korban di luar KUHP adalah langkah penting dalam memulihkan kerugian yang diderita korban kejahatan. Prinsip keadilan restoratif menekankan pemulihan hubungan yang rusak antara pelaku dan korban serta masyarakat. Dalam konteks restitusi, pendekatan ini menekankan pada kebutuhan korban untuk mendapatkan keadilan yang memperbaiki kerugian yang mereka alami. Penentuan besar restitusi tidak hanya didasarkan pada kerugian materiil yang dialami korban, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek non-materiil seperti kehilangan rasa aman dan dampak psikologis. Proses penentuan restitusi dilakukan melalui dialog antara korban, pelaku, dan mediator, dengan memperhatikan kebutuhan serta kemampuan ekonomi pelaku. Pendekatan ini memungkinkan korban untuk merasa dihargai dan mendapatkan pengakuan atas penderitaan yang mereka alami, sementara juga memberi peluang kepada pelaku untuk bertanggung jawab secara langsung atas perbuatannya. Dengan demikian, penerapan prinsip keadilan restoratif membantu membangun kembali kepercayaan dan stabilitas dalam masyarakat setelah terjadinya tindak kriminal.

The application of restorative justice principles in determining the amount of restitution for victims outside the Criminal Code is an important step in restoring the losses suffered by crime victims. Restorative justice principles emphasize the restoration of damaged relationships between offenders, victims, and the community. In the context of restitution, this approach emphasizes the need for victims to receive justice that addresses the damages they have experienced. The determination of restitution amounts is based not only on the material losses suffered by victims but also considers non-material aspects such as loss of security and psychological impact. The process of determining restitution is conducted through dialogue between victims, offenders, and mediators, taking into account the needs and economic capabilities of the offenders. This approach allows victims to feel valued and recognized for their suffering while also giving offenders the opportunity to take direct responsibility for their actions. Thus, the application of restorative justice principles helps rebuild trust and stability in society after criminal acts.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30