HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI KELUARGA PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG SEMERU DI HUNIAN TETAP KABUPATEN LUMAJANG

Abstrak

Latar Belakang: Erupsi gunung berapi mengakibatkan timbulnya perasaan cemas, gelisah, dan beban yang cukup berat atau berduka cita, yang mengakibatkan seseorang enggan atau tidak mempunyai upaya untuk bangkit dari keterpurukan yang mengakibatkan rendahnya resiliensi. Resiliensi di Indonesia rata rata masih tergolong rendah, Salah satu faktor penyebab yang mempengaruhi resiliensi yaitu dukungan sosial. Tujuan:   untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan resiliensi keluarga pasca bencana erupsi gunung semeru di hunian tetap Kabupaten Lumajang. Metode: Desain penelitian ini adalah kolerasi dengan pendekatan crossectional. Populasi penelitian ini 1400 kepala keluarga yang terdampak bencana erupsi gunung semeru di hunian tetap Kabupaten Lumajang dengan sampel 311 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan simple random sampling. Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner dukungan sosial dan Walsh Family Resilience Quitionnaire. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik Spearman rho dapat diketahui bahwa p 0,000 ≤ 0,05 Dengan angka koefisien kolerasi sebesar (r=0,765). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 140 kepala keluarga (45%) memiliki dukungan sosial yang baik, sementara  kepala keluarga yang memiliki tingkat resiliensi cukup baik sebanyak 161 (51.8%) nilai p yang diperoleh adalah 0,000 sehingga H0 ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi keluarga pasca bencana erupsi gunung semeru di hunian tetap Kabupaten Lumajang. Diskusi: Hasil pada penelitian ini dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi berupa penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah informasi tetang pentingnya resiliensi.

Background: Volcanic eruptions result in feelings of anxiety, restlessness, and quite heavy burdens or sorrow, which result in a person being reluctant or having no effort to rise from adversity, which results in low resilience. Resilience in Indonesia on average is still relatively low. One of the causal factors that influences resilience is social support. Objective: to determine the relationship between social support and family resilience after the Mount Semeru eruption disaster in permanent residences in Lumajang Regency. Method: The design of this research is correlation with a cross-sectional approach. The population of this study was 1400 heads of families affected by the Mount Semeru eruption disaster in permanent residences in Lumajang Regency with a sample of 311 respondents. The sampling technique used is probability sampling with simple random sampling. The instruments in this research were a social support questionnaire and the Walsh Family Resilience Questionnaire. Results: Based on the results of the Spearman rho statistical test, it can be seen that p 0.000 ≤ 0.05 with a correlation coefficient of (r=0.765). The results showed that as many as 140 heads of families (45%) had good social support, while 161 heads of families (51.8%) had a fairly good level of resilience. The p value obtained was 0.000 so H0 was rejected, which means there is a relationship between social support. with family resilience after the Mount Semeru eruption disaster in permanent housing in Lumajang Regency. Discussion: The results of this research can be a basis for health workers to provide education in the form of counseling and counseling to increase knowledge and increase information about the importance of resilience.