SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GEREJA HKBP RESORT BONGBONGAN DI PEMATANG SIANTAR TAHUN 1933 – 2023
Kata Kunci:
Sejarah, Gereja HKBP, Resort BongbonganAbstrak
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan lahirnya Gereja HKBP Resort Bongbongan yang terletak di jalan medan, Pematang Siantar. Awal mulanya sekitar tahun 1925 Gereja ini merupakan sebuah pos pelayanan HKBP yang terletak di karang sari. Pelayanan Gereja pada saat itu yang bertugas masih orang-orang dari desa karang sari atau bisa disebut penatua-penatua dari karang sari bahkan untuk mendirikan pos pelayanan itu sendiri pun masih penatua-penatua dari desa karang sari.namun seiring berjalannya waktu sekitar tahun 1930 terjadi bencana alam yang membuat Pos Pelayanan HKBP di karang sari tidak layak lagi digunakan untuk melakukan ibadah seperti biasanya yang pada akhirnya mengharuskan pindah dari tempat dan membangun sebuah Gereja yang cukup kokoh. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode historis yang melibatkan analisis kritis terhadap sumber- sumber sejarah. Proses ini meliputi empat langkah penting, yaitu Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi. Berdirinya Gereja HKBP Resort Bongbongan di Pematang Siantar, tidak lepas dari peran penting salah satu tokoh penting dan seorang misionaris dari Jerman yaitu, I.L Nomensen yang diberi gelar “Sang Apostel Batak” yang mengupayakan penyebaran agama Kristen Protestan bagi tanah batak salah satunya ialah daerah Pematang Siantar. Serta peran dari Pdt. Dr. S.A.E Nababan, LLD yang pada saat itu menjabat sebagai Ephorus HKBP telah Meresmikan Secara Langsung Pembangunan Gereja HKBP Resort Bongbongan di Pematang siantar pada tahun 1991.
This study aims to determine the history and development of the birth of the HKBP Resort Bongbongan Church located on Jalan Medan, Pematang Siantar. Initially around 1925 this church was an HKBP service post located in Karang Sari. The Church service at that time was still people from Karang Sari village or could be called elders from Karang Sari, even to establish the service post itself was still elders from Karang Sari village. However, over time around 1930 a natural disaster occurred which made the HKBP Service Post in Karang Sari no longer suitable for use to conduct worship as usual which ultimately required moving from the place and building a fairly sturdy church. The research method used in this writing is to use a historical method that involves critical analysis of historical sources. This process includes four important steps, namely Heuristics, Verification, Interpretation, and Historiography. The establishment of the HKBP Resort Bongbongan Church in Pematang Siantar, cannot be separated from the important role of one of the important figures and a missionary from Germany, namely, I.L. Nomensen who was given the title "The Batak Apostle" who tried to spread Protestant Christianity to Batak land, one of which is the Pematang Siantar area. As well as the role of Rev. Dr. S.A.E Nababan, LLD who at that time served as Ephorus HKBP has directly inaugurated the construction of the HKBP Resort Bongbongan Church in Pematang Siantar in 1991.