RESILIENSI PADA SINGLE MOTHER YANG BERASAL DARI SUKU SABU DI NUSA TENGGARA TIMUR

Penulis

  • Juliana Natali Latumahina Universitas Kristen Satya Wacana
  • Doddy Hendro Wibowo Universitas Kristen Satya Wacana

Kata Kunci:

Resiliensi, Suku Sabu, Ibu Tunggal

Abstrak

Budaya dan tradisi Suku Sabu memiliki peran penting dalam mendukung single mother yang mengalami kehilangan pasangan. Proses berduka dan praktik tradisional mencerminkan nilai nilai komunitas yang mendalam. Resiliensi menjadi kunci bagi para single mother untuk mengatasi tantangan emosional dan stres, meskipun ada stigma sosial dan beban ganda sebagai orang tua tunggal. Dukungan sosial dan budaya sangat penting dalam membantu single mother menyesuaikan diri dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Resiliensi pada single mother yang berasal dari Suku Sabu di Nusa Tenggara Timur, pasca kematian pasangan, serta menemukan sumber-sumber yang mendukung pengembangan resiliensi pada single mother. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek masih dalam tahap pengembangan resiliensi. Setelah kehilangan pasangan, mereka merasakan kekecewaan, kesedihan, kecemasan, dan ketakutan, serta belum sepenuhnya ikhlas. Untuk bangkit dari keterpurukan, subjek membentuk resiliensi melalui doa, menghindari keluhan, fokus pada anak, dan memahami perubahan yang terjadi pada kondisi fisik dan emosional mereka.

The culture and traditions of the Sabu Tribe play an important role in supporting single mothers who have lost their spouses. The grieving process and traditional practices reflect deep communal values. Resilience becomes key for single mothers to overcome emotional challenges and stress, despite social stigma and the dual burden of being a single parent. Social and cultural support are crucial in helping single mothers adapt and lead better lives. This research aims to describe the resilience of single mothers from the Sabu Tribe in East Nusa Tenggara following the death of their spouse, and to identify the sources that support the development of resilience in single mothers. The method used is qualitative with a case study approach, involving observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate that the three subjects are still in the process of developing resilience. After losing their spouse, they experienced disappointment, sadness, anxiety, and fear, and have not yet fully come to terms with it. To recover from their grief, the subjects build resilience through prayer, avoiding complaints, focusing on their children, and understanding the changes in their physical and emotional conditions.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-30