IMPLIKASI SOSIAL-MORAL DARI MEKANISME PENGAMBINGHITAMAN: STUDI KASUS PROYEK GEOTERMAL DI INDONESIA

Abstrak

Proyek geotermal di Indonesia, meskipun berpotensi sebagai sumber energi berkelanjutan, sering kali berdampak negatif pada masyarakat lokal, termasuk pelanggaran hak dan konflik sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pengambinghitaman dalam konflik ini menggunakan teori kambing hitam René Girard. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif berbasis studi literatur. Penelitian ini memfokuskan pada beberapa kasus proyek geotermal, seperti di Poco Léok, Sorik Marapi, dan Wae Sano. Hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat lokal kerap dijadikan kambing hitam oleh pihak berwenang, terutama dalam menanggapi penolakan atau protes terhadap proyek. Temuan ini menyoroti pentingnya dialog inklusif dan penghormatan terhadap hak masyarakat lokal untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan adil.

Geothermal projects in Indonesia, despite their potential as sustainable energy sources, often have negative impacts on local communities, including rights violations and social conflicts. This research aims to analyze the scapegoating mechanism in these conflicts using René Girard's scapegoat theory. The method used is a qualitative approach based on literature study. This research focuses on several cases of geothermal projects, such as in Poco Léok, Sorik Marapi, and Wae Sano. The results show that local communities are often used as scapegoats by the authorities, especially in response to rejection or protests against projects. The findings highlight the importance of inclusive dialog and respect for local communities' rights to ensure sustainable and equitable development.