FUNGSI HADIS SEBAGAI BAYAN TAKRIR TERHADAP AL QUR’AN DALAM LARANGAN GHARAR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI

Penulis

  • Fitriah Ningsih UIN Alauddin Makassar
  • Andi Tenri Sri Muntu UIN Alauddin Makassar
  • Abdul Rahman Sakka UIN Alauddin Makassar

Kata Kunci:

Hadis, Al-Quran, Bayan Takrir, Gharar, Ekonomi Islam

Abstrak

Penelitian ini mengkaji peran hadis sebagai bayan takrir dalam memperkuat dan menegaskan ayat-ayat Al-Quran yang melarang praktik gharar dalam transaksi jual beli. Gharar, yang berarti ketidakpastian atau ketidakjelasan, dilarang dalam Islam karena dapat menyebabkan kerugian, ketidakadilan, dan perselisihan dalam transaksi. Meskipun Al-Quran menekankan pentingnya kejelasan dan keadilan dalam jual beli, hadis memberikan panduan tambahan yang memperkuat serta merinci pelarangan gharar, menjadikan larangan tersebut lebih aplikatif dalam praktik ekonomi kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis tematik untuk mengeksplorasi bagaimana hadis-hadis tertentu berfungsi sebagai penegasan (bayan takrir) yang melengkapi larangan gharar dalam Al-Quran. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hadis tidak hanya menegaskan prinsip-prinsip Al-Quran tetapi juga memberikan contoh praktis yang sangat relevan dalam membangun etika bisnis Islam yang adil dan berkelanjutan. Dengan demikian, fungsi hadis sebagai bayan takrir menjadi sangat krusial dalam menjaga keadilan dan stabilitas dalam aktivitas ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

This study examines the role of Hadith as bayan takrir in reinforcing and affirming Quranic verses that prohibit the practice of gharar (uncertainty or ambiguity) in sales transactions. Gharar is prohibited in Islam due to its potential to cause harm, injustice, and disputes in trade. Although the Quran emphasizes the importance of clarity and fairness in business dealings, Hadith provides additional guidance that strengthens and elaborates on the prohibition of gharar, making the restriction more applicable in contemporary economic practices. This research utilizes a qualitative approach with thematic analysis to explore how specific Hadith function as affirmations (bayan takrir) that complement the Quranic prohibition of gharar. The findings indicate that Hadith not only reassert Quranic principles but also offer practical examples highly relevant to building an Islamic business ethics framework that is fair and sustainable. Thus, the function of Hadith as bayan takrir becomes crucial in maintaining justice and stability in economic activities that align with Sharia principles.

Unduhan

Diterbitkan

2025-01-30