https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/issue/feed Jurnal Psikologi Revolusioner 2024-12-30T20:57:59+00:00 Open Journal Systems https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6846 GAMBARAN PENERIMAAN DIRI PADA MAHASISWA KELAS REGULER DAN KELAS KARYAWAN UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA YANG BEKERJA 2024-12-06T08:54:51+00:00 Musyafiroh Wahiddatul Sholihah musyafrh@gmail.com Faqih Purnomosidi faqihpsychoum26@gmail.com Sri Ernawati bundaaditkoe@gmail.com <p>Penerimaan diri pada mahasiswa yang sedang menjalani kuliah dan bekerja menghadapi tuntutan ganda, seperti tuntutan akademik dan pekerjaan. Mahasiswa yang bekerja tidak hanya mengambil kelas karyawan, namun mahasiswa kelas reguler juga ada yang bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai penerimaan diri pada mahasiswa kelas reguler dan kelas karyawan yang bekerja. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja. Sampel penelitian ini ada 7 (tujuh) orang mahasiswa baik kelas reguler maupun kelas karyawan Universitas Sahid Surakarta yang bekerja. Hasil dari penelitian ini adalah ketujuh informan memiliki penerimaan diri yang cukup baik, dilihat dari bagaimana mereka puas terhadap apa yang telah dimilikinya. Ketujuh informan mampu memberikan upaya untuk menjaga kesehatan diri sendiri.</p> <p><em>Self-acceptance for students who are studying and working face dual demands, such as academic and work demands. Working students not only take employee classes, but regular class students also work. This research aims to find out a picture of self-acceptance in regular class students and working employee classes. This research method uses qualitative methods. The subjects in this research were working students. The sample for this research was 7 (seven) students from both regular classes and working employee classes at Sahid University, Surakarta. The results of this research are that the seven informants have quite good self-acceptance, seen from how satisfied they are with what they have. The seven informants were able to make efforts to maintain their own health.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6719 PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN KOMUNIKASI PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SLB C TUANAGRAHITA SANTA LUSIA 2024-12-04T11:13:20+00:00 Yeni Marito yenimarito@unimed.ac.id Qarien Nia Tente qareinniatente14@gmail.com Ana Tasya Afriza Putri anatasya.ap2@gmail.com Novia Anugrah Putri viaputri.nap19@gmail.com Elita Harahap elitaharahap695@gmail.com Arista Putri Nabila aristaputri811@gmail.com Ra'uf Ramadhan rauframadhan443@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan menganalisis kematangan emosi anak tunagrahita di SLB C Tunagrahita Santa Lusia, Medan. Metode kualitatif digunakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Subjek penelitian adalah dua guru, dengan data primer berupa hasil wawancara dan observasi, serta data sekunder dari jurnal dan buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak tunagrahita memiliki kemampuan kognitif yang di bawah rata-rata, yang mempengaruhi interaksi sosial dan proses belajar mereka. Tantangan utama yang dihadapi termasuk kurangnya motivasi untuk bersosialisasi dan keterbatasan dalam memahami materi pelajaran. Penelitian ini juga menemukan bahwa pendekatan yang penuh kasih dan lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk mendukung perkembangan anak tunagrahita. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan bagi guru dan keterlibatan aktif orang tua untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik bagi anak-anak tersebut.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6540 INTENSITAS CULTURE SHOCK MAHASISA RANTAU 2024-12-01T11:12:25+00:00 M. Fahli Zatrahadi m.fahli.zatra.hadi@uin-suska.ac.id Cahaya Safitri cahayasafitri648@gmail.com <p><em>This study aims to analyze the intensity of culture shock among international students. Respondents' demographic data, including age, gender, region of origin, year of admission, and length of stay, were found to significantly influence the intensity of culture shock experienced. The majority of respondents (76.3%) reported high levels of culture shock, with an average score of 70.27 and a standard deviation of 3.83. Key factors contributing to culture shock included younger age, new student status, and significant cultural distance from their region of origin. Conversely, a longer length of stay contributed to improved adaptability. These findings emphasize the need for support programs, such as cultural orientation and psychosocial assistance, to help international students navigate cultural differences and accelerate their adjustment process. Such efforts are expected to enhance students' well-being and academic success in their academic environment.</em></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intensitas culture shock pada mahasiswa rantau. Data demografi responden, seperti usia, jenis kelamin, asal daerah, tahun masuk, dan lama menetap, ditemukan memiliki pengaruh signifikan terhadap intensitas culture shock yang dialami. Mayoritas responden (76,3%) menunjukkan intensitas culture shock tinggi, dengan rata-rata nilai 70,27 dan standar deviasi 3,83. Faktor usia muda, status sebagai mahasiswa baru, serta jarak budaya yang besar dengan daerah asal menjadi penyebab utama culture shock. Sebaliknya, durasi tinggal yang lebih lama berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan adaptasi. Temuan ini menegaskan perlunya program pendukung, seperti orientasi budaya dan pendampingan psikososial, untuk membantu mahasiswa rantau menghadapi perbedaan budaya dan mempercepat penyesuaian diri mereka. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mahasiswa serta keberhasilan mereka dalam lingkungan akademik.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/7364 MINIMNYA EFEKTIVITAS LAYANAN BK DI SMP MUHAMMADIYAH 58 SUKARAMAI AKIBAT TIDAK TERSEDIANYA GURU BK 2024-12-14T02:51:06+00:00 Qarien Nia Tente qareinniatente14@gmail.com Ana Tasya Afriza Putri anatasya.ap2@gmail.com Alya Akhraja Laila alyaakhraja1234@gmail.com Nazli Aisyah Khoirani nazliaisyah798@gmail.com Novia Anugrah Putri viaputri.nap19@gmail.com <p>Peran guru BK sangat penting dalam mendukung kesejahteraan emosional dan akademik siswa. Namun masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru BK. Tanpa kehadiran guru BK, siswa dapat mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah pribadi yang berdampak pada prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul akibat tidak adanya guru BK dan tidak berjalannya manajemen BK yang ada di SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif melalui wawancara dan observasi langsung. Objek wawancara dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai yang bernama ibu Dewi Zahara S.Pd. Hasil penelitian menemukan bahwa di SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai ini tidak memiliki guru BK, jadi semua tugas dan manajemen BK diambil alih oleh bagian kesiswaan dan IPM (Ikan Pelajar Muhammadiyah). Kami juga menemukan bahwa SMP ini berada satu lingkungan dengan SD dan SMK, dimana lingkungannya relatif kecil dan kurang memadai untuk menampung sebanyak 3 jenjang pendidikan formal ini sekaligus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kurangnya layanan konseling dapat berdampak pada perkembangan siswa, dan penting bagi kepala sekolah dan staf lainnya untuk memahami serta mendukung fungsi BK.</p> <p><em>The role of guidance and counseling teachers is very important in supporting students' emotional and academic well-being. However, there are still many schools that do not have guidance and counseling teachers. Without the presence of a guidance and counseling teacher, students can experience difficulties in overcoming personal problems that have an impact on learning achievement. This research aims to identify problems that arise due to the absence of guidance and counseling teachers and the ineffectiveness of guidance and counseling management at SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai. This research uses a qualitative approach method through interviews and direct observation. The object of the interview in this research was the principal of Muhammadiyah 58 Sukaramai Middle School, Mrs. Dewi Zahara S.Pd. The results of the research found that Muhammadiyah 58 Sukaramai Middle School did not have a guidance counselor, so all guidance and counseling duties and management were taken over by the student affairs department and IPM (Muhammadiyah Student Association). We also found that this junior high school is in the same environment as elementary school and vocational school, where the environment is relatively small and inadequate to accommodate these 3 levels of formal education at once. This research concludes that a lack of counseling services can impact student development, and it is important for school principals and other staff to understand and support the function of guidance and counseling.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6934 COPING STRESS PADA KORBAN JUDI ONLINE DESA DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI 2024-12-08T02:14:18+00:00 Fauzan Rifai fauzanrifai34@gmail.com Faqih Purnomosidi faqihpsychoum26@gmail.com Dhian Riskiana Putri dhianrp@gmail.com <p>Judi online pada umumnya hampir sama dengan judi lainnya yg bermain dengan mempertaruhkan uang atau harta berharga dan menjanjikan kemenangan yang fantastis, pada dasarnya judi tidak melulu dengan kemenangan di karenakan bisa di dikontrol oleh pemilik agar mendapatkan keuntungan yang berlipat dan membuat pemain judi kalah dan menimbulkan kecanduan dan ingin mencoba terus menerus dan akhirnya stres prilaku yang seperti ini dapat menyebabkan tekanan pada diri sendiri, tuntutan pekerjaan dan tuntutan ekonomi yang semakin mendesak, tidak bisa berfikir jernih dan selalu mencoba segala cara, dan menjadikan ekonomi yang buruk, pertikaian keluarga dan timbulnya tindakan kriminalTujuan dari penelitian ini untuk mengetahui coping stres pada korban judi online.Hasil penelitian memperlihatkan subjek memiliki berbagai macam cara untuk menendalikan emosi dan menguragi tekanan stres dengan pengalihan yang dilakukan masing-masing subjek untuk memperbaiki diri.</p> <p><em>Online gambling is generally almost the same as other types of gambling where you play by risking money or valuables and promising fantastic wins, basically gambling is not always about winning because it can be controlled by the owner to get multiple profits and make gambling players lose and cause addiction. and want to try continuously and ultimately stress, behavior like this can cause pressure on oneself, increasingly urgent work demands and economic demands, not being able to think clearly and always trying everything, and resulting in a bad economy, family disputes and the emergence of criminal acts. Purpose from this research to determine stress coping on victims of online gambling. The results of the research show that the subjects have various ways to control emotions and reduce stress with diversions made by each subject to improve themselves.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6802 "SELF-ESTEEM DAN LONELINESS: PERSPEKTIF REMAJA DI WILAYAH BANGKA SELATAN" 2024-12-06T04:19:33+00:00 Wellen Febriani wellen.705210005@stu.untar.ac.id Linda Wati lindaw@fpsi.untar.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara harga diri (self- esteem) dan kesepian (loneliness) pada remaja di Bangka Selatan, terutama dalam konteks fenomena pernikahan dini. Data menunjukkan bahwa pernikahan dini di Bangka Selatan meningkat secara signifikan, dengan faktor-faktor seperti rendahnya harga diri dan tingginya kesepian menjadi alasan mendasar. Pendekatan kuantitatif non-eksperimental digunakan, dengan metode korelasi untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel. Sebanyak 337 responden usia 13-17 tahun dilibatkan melalui pengisian kuesioner daring berbasis skala Rosenberg Self-Esteem Scale dan The University of California Los-Angeles Loneliness Scale version 3. Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan kesepian (r = -0,699, p &lt; 0,01). Remaja dengan harga diri rendah cenderung mengalami kesepian yang tinggi, yang dapat berimplikasi pada keputusan untuk menikah dini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam psikologi perkembangan, sosial, dan klinis untuk menyusun langkah-langkah preventif dalam mengatasi fenomena pernikahan dini di masa mendatang.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6663 "MENJADI VERSI TERBAIKKUā€¯ RESILIENSI PADA KORBAN CYBERBULLYING 2024-12-04T01:52:29+00:00 Eirene Chara Chrysanti eirenechara70@gmail.com Doddy Hendro Wibowo doddy.hendro@gmail.com <p><em>The presence of advances in information and communication technology is one of the good things that can be utilized, but not a few people consider this to be a good thing. With advances in technology, people can do bad things, one of which is cyberbullying. Resilience is an important thing that victims of cyberbullying must have. This research uses a qualitative method with the purposive sampling technique. The results of the research show what resilience looks like in victims of cyberbullying.</em></p> <p>Hadirnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu hal baik yang dapat dimanfaatkan tetapi tidak sedikit orang yang mengganggap hal tersebut menjadi baik. Dengan adanya kemajuan teknologi, orang dapat melakukan hal-hal yang tidak baik salah satunya adalah cyberbullying. Resiliensi adalah suatu hal penting yang harus dimiliki oleh korban cyberbullying. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana gambaran resiliensi pada korban cyberbullying.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6530 PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA: STUDI KOMPARASI BERDASARKAN DEMOGRAFI 2024-12-01T09:26:38+00:00 M. Fahli Zatrahadi m.fahli.zatra.hadi@uin-suska.ac.id Nada Andini nadaandini23@gmail.com <p>Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Self Efficacy terhadap Prokrastinasi Akademik berdasarkan demografi responden (gender, Angkatan, Fakultas, Penghasilan Orangtua, dan Suku). Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa (laki-laki = 54; perempuan = 46), individu yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa dengan fakultas yang bervariasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen Self Efficacy (10 item) dan Prokrastinasi Akademik (10 item), realiabilitas instrument Self Efficacy sebesar (.92) pada kategori sangat baik dan realiabilitas instrument Prokrastinasi Akademik (.88) pada kategori sangat baik. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan perangkat lunak SPSS 2.7 dan Rasch Model. Hasil dan Temuan : Temuan pada penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel Self Efficacy dan Prokrastinasi Akademik berdasarkan jenis kelamin, angkatan, fakultas, peghasilan orangtua, dan suku. Kesimpulan dan Implikasi: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat self-efficacy dan prokrastinasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis, tetapi juga oleh berbagai faktor demografi. Institusi pendidikan perlu melibatkan berbagai pendekatan, mulai dari pelatihan keterampilan hingga dukungan psikologis dan finansial, untuk membantu mahasiswa meningkatkan self-efficacy mereka dan mengurangi tingkat prokrastinasi</p> <p><em>Objective: This study aims to see the effect of Self Efficacy on Academic Procrastination based on respondent demographics (gender, class, faculty, parental income, and ethnicity). Research Method: The type of quantitative descriptive research, the sample in this study amounted to 100 students (male = 54; female = 46), the individuals who became the sample of this study were students with various faculties. The instruments in this study were the Self Efficacy instrument (10 items) and Academic Procrastination (10 items), the reliability of the Self Efficacy instrument was (.92) in the very good category and the reliability of the Academic Procrastination instrument (.88) in the very good category. The data were analyzed using descriptive analysis with the help of SPSS 2.7 software and the Rasch Model. Results and Findings: The findings in the study showed that there were significant differences in the variables of Self Efficacy and Academic Procrastination based on gender, class, faculty, parental income, and ethnicity. Conclusion and Implications: The results of this study indicate that the level of self-efficacy and procrastination are not only influenced by psychological factors, but also by various demographic factors. Educational institutions need to involve various approaches, ranging from skills training to psychological and financial support, to help students improve their self-efficacy and reduce procrastination levels.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner https://oaj.jurnalhst.com/index.php/jpr/article/view/6937 PERAN AYAH DALAM PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK 2024-12-08T02:56:14+00:00 Mayosi Azura mayosiazura14@gmail.com Maudi Nanda Fitri maudinandafitri4@gmail.com Cindy Aprinita cindyaprinita038@gmail.com Cindy Aulya cndyalya@gmail.com Maya Riska Ardita mayariskaarditaa@gmail.com Tasya Febri Aulia tasyafebriaulia@gmail.com Wahyuni Amelia wahyuniamelyia@gmail.com Zepania Dwi Hayumi dwiparapat@gmail.com Nurul Pazila nurulpazila03@gmail.com Vina Prastiwi vinaprastiwi1503@gmail.com Ahmad Hadid ahmadhadiid8@gmail.com Reizki Maharani guest@jurnalhst.com <p>Peran ayah dalam perkembangan emosional dan sosial anak, serta dampak ketidakhadiran ayah dalam kehidupan anak. Ayah memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga, tidak hanya sebagai penyedia nafkah tetapi juga sebagai pemimpin, pendidik, dan pelindung bagi anak-anaknya. Kehadiran ayah dalam kehidupan anak memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan psikologis, sosial, dan emosional mereka. Sebaliknya, ketidakhadiran ayah baik secara fisik maupun emosional dapat mempengaruhi kesehatan mental dan perkembangan sosial anak, yang dapat mengarah pada perasaan rendah diri, kecemasan, dan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang sehat. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya peran ayah dalam keluarga serta dampak yang ditimbulkan jika peran ayah tersebut hilang atau tidak terlaksana dengan baik. Peran aktif ayah sangat diperlukan dalam memberikan dukungan emosional, pendidikan agama, serta pengajaran nilai-nilai kehidupan yang akan membentuk karakter anak yang baik di masa depan.</p> <p><em>The role of fathers in children's emotional and social development, as well as the impact of fathers' absence in children's lives. Fathers have a very important role in the family, not only as providers but also as leaders, educators and protectors of their children. The presence of fathers in children's lives makes a major contribution to their psychological, social and emotional development. Conversely, the absence of a father both physically and emotionally can affect a child's mental health and social development, which can lead to feelings of low self-esteem, anxiety, and difficulty in establishing healthy social relationships. This aims to provide an overview of the importance of the father's role in the family and the impact that would occur if the father's role is lost or not carried out well. The father's active role is very necessary in providing emotional support, religious education, and teaching life values that will shape the child's good character in the future.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Psikologi Revolusioner