PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PRAKTIK KECURANGAN VOLUME DAN PELANGGARAN HARGA ECERAN TERTINGGI PADA PRODUK MINYAKITA
Kata Kunci:
Persepsi Masyarakat, Minyakita, Kecurangan Volume, Pelanggaran Het, Subsidi PemerintahAbstrak
Distribusi produk bersubsidi yang tidak sesuai standar volume dan harga menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama ketika berkaitan dengan kebutuhan pokok seperti minyak goreng. Kasus penyimpangan pada produk Minyakita memicu reaksi publik yang luas dan menimbulkan pertanyaan terhadap efektivitas pengawasan pemerintah. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi persepsi masyarakat terhadap praktik kecurangan volume dan pelanggaran Harga Eceran Tertinggi (HET) yang terjadi pada produk tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk menangkap pengalaman serta pandangan subjektif konsumen di Kota Serang, Banten. Informan dipilih secara purposive yang terdiri dari tiga kelompok sosial, yakni ibu rumah tangga, pedagang kecil, dan mahasiswa. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan pendekatan tematik. Hasil menunjukkan bahwa persepsi masyarakat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan produk, tingkat pengetahuan terhadap regulasi, dan kepercayaan terhadap sistem pengawasan. Mayoritas informan merasa dirugikan oleh ketidaksesuaian volume dan harga, namun keterbatasan informasi dan pilihan membuat respons mereka cenderung pasif. Selain itu, ditemukan kesenjangan pemahaman mengenai aturan HET serta toleransi terhadap pelanggaran dalam situasi ekonomi tertentu. Penelitian ini menekankan perlunya peningkatan pengawasan distribusi, edukasi konsumen, dan evaluasi berkelanjutan terhadap kebijakan subsidi agar perlindungan konsumen dapat diwujudkan secara nyata.
The distribution of subsidized products with incorrect volume and price standards has raised public concern, especially regarding essential goods like cooking oil. Irregularities in the Minyakita product have prompted public reactions and questions about government oversight. This study explores public perceptions of volume fraud and violations of the Highest Retail Price (HET) for the product. A qualitative approach using phenomenology was employed to capture the subjective experiences of consumers in Serang City, Banten. Informants, including housewives, small traders, and students, were purposively selected. Data were gathered through in-depth interviews and analyzed thematically. The findings indicate that public perceptions are influenced by product usage, knowledge of regulations, and trust in the monitoring system. Most informants felt disadvantaged by discrepancies in volume and price, but limited information and options led to passive responses. A gap in understanding HET regulations and tolerance for violations in specific economic situations was also found. The study highlights the need for improved distribution supervision, consumer education, and ongoing evaluation of subsidy policies for effective consumer protection.