TEKNIK PERMAINAN DAN TEKNIK PEMBUATAN GENDANG MUMUNGAN OLEH BAPAK SYAFARUDIN DI DESA RANTAU LANGSAT, KECAMATAN BATANG GANSAL, KABUPATEN INDRAGIRI HULU, RIAU

Penulis

  • Joshua Tobing Universitas Sumatera Utara
  • Fadlin Universitas Sumatera Utara
  • Vanesia Amelia Sebayang Universitas Sumatera Utara

Kata Kunci:

Gendang Mumungan, Teknik Pembuatan, Teknik Permainan

Abstrak

Penelitian ini mengkaji teknik pembuatan dan permainan Gendang Mumungan, warisan budaya masyarakat Melayu Tua atau Talang Mamak. Fokus penelitian mencakup pemilihan bahan baku, proses pembuatan, dan teknik permainan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi di Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Penelitian ini didukung oleh tiga teori utama: teori Shusumu Khasima (1978) dengan pendekatan struktural dan fungsional, teori Curt Such (1961) sistem klasifikasi alat musik, serta teori Bruno Nettl (1963) menganalisis suara yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gendang Mumungan tergolong dalam klasifikasi Idiochord, dengan dawai yang dibuat dari bahan utama alat musik itu sendiri. Bapak Syafarudin menggunakan bambu mayan sebagai bahan utama karena kokoh dan tidak mudah pecah. Teknik permainan gendang mumungan melibatkan tiga jenis pukulan: Gung (rendah), Tak (tinggi), dan Dug (sedang). Alat musik ini digunakan sebagai pengiring Tari Sirih Layang dan lagu pantun bersama Gambus Untang Selodang.

This research examines the making and playing techniques of Gendang Mumungan, a cultural heritage of the Old Malay or Talang Mamak community. The focus of the research includes the selection of raw materials, manufacturing process, and playing techniques. The method used is a qualitative approach with observation, interviews, literature study, and documentation in Rantau Langsat Village, Batang Gansal District, Indragiri Hulu Regency, Riau. This research is supported by three main theories: Shusumu Khasima's theory (1978) with a structural and functional approach, Curt Such's theory (1961) musical instrument classification system, and Bruno Nettl's theory (1963) analyzing the sound produced. The results showed that Gendang Mumungan belongs to the Idiochord classification, with strings made from the main material of the instrument itself. Mr. Syafarudin uses mayan bamboo as the main material because it is sturdy and not easily broken. The technique of playing gendang mumungan involves three types of strokes: Gung (low), Tak (high), and Dug (medium). This musical instrument is used as an accompaniment to the Sirih Layang Dance and pantun songs with Gambus Untang Selodang.

Unduhan

Diterbitkan

2025-04-29