KEBERAGAMAN MOTIF ULOS DAN MAKNANYA DALAM TRADISI BATAK
Kata Kunci:
Ulos, Budaya Batak, Warisan budaya, Adat istiadatAbstrak
Ulos merupakan simbol dari suku Batak. Ulos atau sering disebut kain ulos adalah salah satu kain khas dari Indonesia. Kain ulos secara turun-temurun dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera Utara. Dalam Bahasa Batak, ulos berarti kain. Namun, di zaman modern sekarang ini, ulos mulai terlupakan oleh kalangan muda-mudi suku Batak. Banyak dari mereka yang tidak mengetahui tentang ulos. Kurangnya media informasi yang membahas adat istiadat suku Batak membuat para muda-mudi ini sulit mendapatkan informasi tentang peran penting ulos dan adat istiadat suku Batak. Dari fenomena tersebut, penulis ingin membuat media informasi berbasis teknologi yang mudah diakses oleh masyarakat, khususnya remaja Batak, untuk mempelajari fungsi dan kegunaan ulos. Untuk pengumpulan data, instrumen yang digunakan adalah pengamatan visual, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka. Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan ini adalah pendekatan seputar informasi yang menjelaskan kegunaan dan fungsi ulos dalam budaya Batak. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perancangan media informasi ini merupakan media yang tepat untuk mengajak generasi penerus suku Batak mempelajari adat istiadat Batak. Perancangan media informasi ini difokuskan pada unsur etnik dan inovasi yang divisualisasikan dengan tren visual yang sesuai dengan zaman sekarang.
Ulos is a symbol of the Batak tribe. Ulos, often called ulos cloth, is a traditional cloth from Indonesia. Ulos cloth has been preserved and developed from generation to generation by the Batak people of North Sumatra. In the Batak language, ulos means cloth. However, in today's modern era, ulos has begun to be forgotten by the younger generation of the Batak tribe. Many of them are not familiar with ulos due to the lack of information media discussing Batak customs, making it difficult for these young people to obtain information about the significance of ulos and Batak traditions. From this phenomenon, the author aims to create technology-based information media that will be easily accessible to the community, especially Batak youth, to learn about the functions and uses of ulos. For data collection, the instruments used were visual observation, interviews, questionnaires, and literature studies. The approach in this design revolves around information explaining the use and function of ulos within Batak culture. This research concludes that the design of this information media is an appropriate medium to encourage the next generation of the Batak tribe to learn about Batak customs. The design of this information media focuses on ethnic elements and innovations visualized with trends aligned with current visual trends.